Chereads / Cinta Gadis Tunanetra / Chapter 1 - Part 1.

Cinta Gadis Tunanetra

🇮🇩Sintia_2887
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 9.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Part 1.

pagi ini langit begitu cerah saat terbangun dari tempat tidurnya William mendengar suara panggilan telpon yang berdering, dengan sigap dia langsung mengangkat tubuhnya lalu menatap layar panggilan telponnya yang tidak lain dari kakaknya Sherlin.

"Hallo ada apa kak ?

"Apakah kau sudah memasukan obat itu dalam obat yang biasa dia minum .."

William melirik keadaan kearah disekelilingnya.

"Kakak sebaiknya kita bertemu langsung saja untuk membahas rencana kita selanjutnya aku tidak bisa menjawabnya disini karena aku takut akan ada seseorang yang menguping pembicaraan kita .."

akhirnya mereka berdua sepakat untuk bertemu di luar rumah di tempat biasa mereka bertemu di sebuah cafe di persimpangan jalan cafe itu bernama Cafe melati.

selesai mandi William bergegas memilih satu kemeja berwarna hitam diantara gantungan baju yang tersusun rapih di lemarinya ketika sedang mengancingkan kemejanya terdengar suara seseorang yang memanggil dari luar.

"kakak apakah kau sedang sibuk bolehkah aku masuk?"

"Masuklah." ucap William sambil menatap kearah pintu.

dengan menggenggam tongkat di tangannya Jenni berjalan perlahan masuk dan kini gadis itu sedang duduk di sofa yang tersedia di kamar William.

"kakak apakah hari ini kau sibuk?"

"iya Kakak ada rapat di kantor siang ini".

"tadinya aku mau mengajak Kakak keluar untuk menemani ku berjalan-jalan sebentar."

"tapi kakak sudah ada janji dengan klien hari ini untuk rapat .."

"sudahlah lain waktu saja menemaninya" dengan raut wajah yang sedikit muram.

Jenni mulai bangkit dari sofa dan berdiri berjalan sambil mengarahkan tongkatnya melangkah maju keluar.

"selesai Rapat nanti kakak akan mengajakmu makan malam diluar bagaimana apakah Jenni mau?"

"Jenni mau kak, tapi Jenni sendiri yang pilih tempatnya ya" gadis itu tertegun mendengarnya dengan sedikit senyum yang merona.

"baiklah kau atur saja tempatnya ..."

"Tuan Muda mobil sudah siap apa bisa kita berangkat sekarang?" salah seorang asisten pribadi William yang bernama Robert.

"baiklah tunggu 5 menit aku akan segera turun .." sambil mengenakan jam di tangannya.

dengan membukukan badannya memberi hormat sambil kini Robert berjalan mundur

"baiklah Tuan Muda, permisi Nona .."

kini William sudah rapih dengan setelan kemeja hitam dengan dipadukan jas berwarna hitam dan tidak lupa sepatu pantofel dan jam tangan mahal keluaran brand ternama Eropa yang membuatnya terlihat gagah dan bekelas.

"kakak sudah telat nanti kalau Jenni butuh apa-apa panggil saja bi imah, kakak pergi dulu ya".

sambil tersenyum palsu mengelus lembut rambut Jenni lalu William mengambil mantel cokelat nya lalu pergi meninggalkan Jenni ke kantor.

kini hanya tinggalah Jenni yang di temani oleh bi Imah beserta pembantu yang lainnya di rumah dan tidak terasa waktu berjalan yang membuat Jenni tertidur di kamarnya yang di dominasi oleh cat berwarna putih dan merah muda yang terlihat seperti kamar seorang putri.

ketika sedang tertidur lelap bi Imah memcoba untuk membangunkan Jenni.

"Non Jenni bangun dulu yuk, sudah waktunya minum obat .." sambil mengusap-ngusap tubuh mungil Jennie

Jenni adalah gadis yang terlahir normal kedua orangtuanya sangat menyangi Jenni hingga suatu hari Jenni mengalami kecelakaan mobil lalu beberapa serpihan kaca mengenai organ tubuh Jenni salah satunya yaitu mata Jenni yang mengakibatkan saraf matanya rusak tak berfungsi lagi dan membuatnya kehilangan penglihatannya secara permanen kejadian itu sudah mengubahnya menjadi gadis yang berbeda dari sebelumnya Jenni yang dulu selalu ceria kini menjadi gadis yang terlihat suram Jenni yang dulu pandai bergaul di sekolahnya kini menutup dirinya untuk siapapun seperti penglihatannya yang telah lama tertutup.

peristiwa itu tidak hanya merusak penglihatannya namun juga merusak mental Jenni akibat trauma dan depresi berat dari kecelakaan itu Jenni dilarikan kebeberapa Psikiater untuk mencoba memulihkan mental Jenni dan juga rutin meminum obat penenang resep dokter.

tidak sedikit orang yang mencemooh Jennie dan bahkan ada juga yang merasa kasihan kepadanya namun seiring berjalannya waktu Jenni mulai berusaha bangkit dari keterpurukannya dan mulai mencoba hal baru dengan menerima apa yang memang sudah di takdirkan untuknya.