Chereads / Cinta Gadis Tunanetra / Chapter 4 - Part 4

Chapter 4 - Part 4

Matahari mulai terbit menunjukkan pukul 07 pagi, Jenni yang terbangun dari tidurnya mulai membuka matanya yang hanya seorang diri tidur dikamar.

"Aneh Perasaan semalam aku merasakan ada seseorang yang memelukku dan ikut tidur bersamaku ...."

sambil mencoba mengingat kembali apa yang terjadi semalam.

"sudahlah..... mungkin saja aku hanya sedang bermimpi semalam".

Jenni yang mulai bangkit dari tempat tidurnya.

"Non Jenni sudah bangun?"

ucap salah satu pelayan yang sedang membereskan kamar Jenni.

"Ya... "

tercium aroma sedap sepertinya ini berasal dari dapur.

"Bi bau apa ini kenapa aroma nya sangat lezat sekali?"

"Oh ini aroma masakan Tuan Muda".

berusaha menjelaskan kepada Jenni.

"bukankah semalam Kak William tidak pulang?"

"Tuan semalam pulang tapi nona sudah tidur duluan beliau berpesan untuk tidak membangunkan Non Jenni".

"Oh Begitu rupanya"

sambil berbicara Jenni mulai meraba-raba sekitar mencari tongkat nya setelah mendapatkan nya dia mulai berjalan dengan dituntun oleh tongkat dilengan nya tersebut.

Jenni berjalan keluar menuju dapur dengan beberapa kali dia menuruni anak tangga

terdengar suara bising benda dari dapur Jenni yang mulai melangkahkan kakinya menuju tempat kebisingan itu.

"Good Morning..."

masih mengenakan celemek William sudah tersenyum menyapa Jenni.

namun Jenni hanya terdiam seolah tidak mendengar sapaan dari kakaknya.

kini William mengerutkan alisnya menatap lekat-lekat wajah Jenni.

"kenapa dia jadi aneh sekali? ada apa dengannya mungkinkah dia marah" gerutunya di hati.

"Jenni apa kau mau sarapan, kakak sudah buatkan nasi goreng seafood kesukaan Jenni? apa Jenni mau mencobanya".

lagi-lagi William diacuhkan oleh Jenni.

tidak mau kehilangan cara William mulai membujuk Jenni untuk mencicipi masakan nya itu.

"Tidak mau !!!!!!

dengan tegas Jenni menolaknya.

"Kakak tau Jenni masih marah karena kejadian kemarin malam, tapi Kakak Bena-benar Minta Maaf ..."

William yang mulai mendekati Jenni.

"sudahlah lupakan kakak memang selalu seperti itu membuat janji dan membatalkannya dengan sepihak".

ucap Jenni dengan nada seolah tidak perduli.

"maafkan kakak sudah membuat Jenni menunggu hingga tertidur".

William yang masih berusaha menjelaskan kepada Jenni.

"aku tidak suka dijanjikan seperti ini lagi!!!

tegasnya.

"baiklah Kakak janji ini tidak akan terulang lagi dan sebagai gantinya, Jenni mau kan ikut bersama kakak ke perjamuan makan malam nanti?" ucap william dengan Nada memohon.

Jenni bukanlah wanita yang pandai marah berlama-lama ketika mendengar ucapan Maaf dari mulut William hati Jenni mulai tersentuh sehingga bisa dikatakan Jenni cepat sekali memaafkan seseorang.

"aku tidak usah ikut deh kak !!!

kali ini Jenni menolaknya dengan cepat.

"Loh, kenapa?

"aku tidak mau membuat kakak malu disana !!

"Jenni kenapa malu kan ada kak William disana yang akan menjaga Jenni".

mendengar kata "menjaga" membuat pipi Jenni tiba-tiba merah merona.

"baiklah jika kakak memaksa"

dengan senyuman yang mulai mengembang sambil mengambil sebuah roti tawar yang terletak di atas meja.

kini akhirnya hati Jenni yang semula memanas mulai mencair berkat William. hingga akhirnya mereka menikmati sarapan pagi bersama hanya ada mereka berdua dalam satu meja.

FLASHBACK ....

setelah selesai membersihkan dapur Bi Imah langsung naik ke atas untuk mengambil beberapa pakaian kotor ketika sedang berjalan-jalan Bi Imah melihat kamar Jenni yang tidak tertutup rapat.

dia mulai berjalan menuju kamar Jenni untuk memastikan Jenni baik-baik saja, saat sampai di depan kamarnya bi Imah disuguhkan oleh pemandangan yang tak Lazim.

matanya terbelalak tak berkedip sedikitpun melihat apa yang sekarang berada dihadapannya.

dia terkejut bergetar sampai urat-urat di tubuhnya mulai berhenti seketika.

ketika melihat William yang sedang mencium bibir Jenni yang sedang tertidur pulas itu. sambil memeluk nya dari samping bibir kakak beradik itu kini sedang bersentuhan.

"Tuan ....

ucap bi Imah dengan spontan dan terdengar pelan.

William mendengar seseorang memanggilnya dan mulai menyadari jika ada orang lain yang melihat aksinya itu mulai melepaskan bibirnya dari bibir Jenni.

dia mulai bangkit dari atas ranjang dan duduk di samping ranjang sambil menutup mulutnya sendiri dengan satu jari telunjuknya seolah mengisyaratkan bi Imah untuk merahasiakan kejadian malam ini.

bi Imah yang melihatnya hanya menganggukkan kepalanya tanpa berkata apa-apa karena masih syok.

dia mulai menutup pintu kamar Jenni pelan-pelan sambil membalikkan badannya.

kini dia membelakangi pintu kamar Jenni tubuhnya seakan mati rasa karena merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat hari ini.

"bagaimana mungkin seorang Kakak beradik melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh kakak beradik itu".

Pikiran dan hatinya seakan bercampur aduk mengingat apa yang terjadi malam ini namun perlahan bi imah pun mulai mengerti bahwa ada perasaan sepesial yang di miliki William Kepada Jenni dan itu melebihi dari seorang kakak kepada adiknya sendiri yaitu sebuah "Cinta".