"Masih. Dikit tapi. Gua kasian liat muka lu tadi," ucap Pradita enteng.
"Heh! Lu ngeledek gua ya?!" Danu jadi berang dibuatnya.
"Kaga," kata Pradita sambil terkekeh. "Gua tadi beneran kasian liat muka lu memelas gitu, kayak yang mau nangis. Lu takut ya liat gua marah sama lu?" Nada bicara Pradita mulai seperti yang menggodanya.
Danu menyipitkan matanya. "Jadi lu sengaja bikin gua tersiksa?"
"Emangnya lu ngerasa tersiksa?" Pradita terkekeh. "Sukurin lu! Puas! Makanya jangan macem-macem sama gua."
Mendengar suara tawa Pradita sungguh meluluhkan hati Danu yang sempat terasa dingin dan membeku.
"Woy lah! Nyebelin banget sih lu, Coy!"
"Lu tuh yang nyebelin, Cuk!" balas Pradita.
Mendengar Pradita menyebutnya 'cuk' seketika membuat perasaan Danu jadi lega. Sepertinya perseteruan dan salah paham di antara mereka telah sirna. Danu tidak perlu khawatir lagi untuk berbicara dan bercanda lagi dengan Pradita.
"Maafin gua ya, Coy," ujar Danu dengan nada santai.