Mungkin dunia ini penuh dengan konflik yang tak berkesudahan namun cinta selalu memberi jalan untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Karena memang seperti itulah kepercayaan cinta menurut mereka, yang dilandasi oleh pengertian dan saling menghargai suatu pengorbanan bahkan itu hanya sebutir pasir yang tergurus oleh ombak.
Mereka berdua sampai di rumah pada saat bersamaan dengan ayahnya Dewa. Kemudian ayahnya berkata.
"Eh, calon menantu ayah habis dari mana, nih?"
"Ciye,, calon menantu" Ucap Dewa mengejek
"Apaan sih kamu?" Tanya Indri
Dewa hanya tertawa "Hahaha"
"Udah yuk masuk!" Ajak ayahnya Dewa
Lalu mereka masuk ke dalam rumah, sesampainya di dalam rumah ibunya Dewa menyambut Indri dengan penuh kehangatan dengan berkata.
"Eh, anak perempuan ibu udah pulang"
"Iya tan"
Setelah itu Indri mencium tangan ibunya Dewa, kemudian masuk ke dalam dan duduk di ruang tamu. Ibunya Dewa pun memerintahkannya mandi.
"Mandi sana cah ayu!"
"Iya nanti tan" Jawab Indri
"Eh, gadis tuh harus rajin mandi biar tambah cantik"
Dengan tersenyum Indri menjawab "Yaudah deh, saya mandi dulu"
"Yaudah sana mandi, gantian sama ayah" Ucap ayahnya Dewa
"Lah kan, Dewa belum mandi tan?" Ucap Indri
"Udah Dewa mah nanti aja mandinya" Jawab ibunya Dewa
"Kok gitu tan?" Tanya Indri
"Udah cepet mandi. Nanti gantian sama ayah" Jawab ibunya Dewa
Setelah Indri dan ayahnya Dewa mandi, tak lama kemudian adzan maghrib pun berkumandang. Namun, Dewa tak sempat mandi. Lalu dia berkata dengan wajah kecewa.
"Huh, saya gak sempat mandi lagi"
"Ya nanti abis maghrib mandinya, sayang" Ucap Indri
"Biasanya aja kamu mah gak mandi, Wa" Ucap ibunya Dewa
"Iya tah?" Tanya Indri
"Lah, iya" Jawab ibunya Dewa
"Dihh, jorok banget sih kamu sayang" Ucap Indri
"Kamu jangan percaya sama ibu. Ibu itu cuma bercanda aja" Ucap Dewa
"Lah, emang bener kok" Ucap ibunya Dewa
"Ihh, jorok banget sih kamu" Ucap Indri
"Udah, udah ayuk shalat!" Ajak ayahnya Dewa
Dewa dan ayahnya bergegas pergi ke masjid. Setelah shalat dan sesampainya di rumah ayahnya Dewa mengajak mereka semua mengaji dengan berkata.
"Ngaji dulu yuk!" Ajak ayahnya Dewa
"Iya yah" Ucap Dewa
"Tapi om, saya ngajinya masih belajar" Ucap Indri
"Yaudah, biar Dewa yang ngajarin kamu" Ucap ibunya Dewa
"Lah, kok saya sih bu yang ngajarin Indri?" Tanya Dewa
Namun, ibunya Dewa malah bertanya balik ke Dewa "Terus mau siapa yang ngajarin Indri ngaji kalau bukan kamu?"
"Ya, ayah" Jawab Dewa
"Kan kamu calon suaminya"
"Dewa takut salah ngajarin Indrinya bu"
"Yaudah ngajinya di sini aja, biar ibu sama ayah lihat" Ucap ayahnya Dewa
"Iya deh" Ucap Dewa
Dewa mengajari kekasihnya mengaji dengan di awasi oleh kedua orang tuanya. Seleasi mengaji ibunya Dewa mengajak mereka mskan malam.
Namun, Dewa mengajak Indri makan di kamarnya dengan berkata.
"Sayang, makan di kamar saya aja yuk"
"Kok makan di kamar?" Tanya ayahnya Dewa
"Iya yah, kami mau makan berduaan aja"
"Yaudah sana. Tapi awas ya kalau macam-macam" Ucap ibunya Dewa
"Macam-macam gimana, bu?" Tanya Dewa
"Maksud ibu kamu, kamu jangan berbuat yang enggak-enggak ke Indri" Ucap ayahnya Dewa
"Awas aja kalau dia berbuat yang macam-macam ke saya mah bu, bisa-bisa saya tampar" Ucap Indri
"Hahaha, bagus. Dri" Ucap ayahnya Dewa
"Iyalah om, belum nikah kok udah berani macam-macam"
"Dihh, siapa juga yang mau berbuat yang macam-macam " Ucap Dewa
"Baguslah" Ucap Indri
Lalu saat Indri mengambil makanan untuknya, Dewa bertanya kepada Indri.
"Itu makanan untuk siapa?"
"Ya untuk saya" Jawab Indri
"Gak usah ngambil lagi, ini aja"
"Kamunya gimana?"
"Ya, kita makan sepiring berdua lah sayang"
"Hah?"
"Emang kenapa?"
"Ciye, ciye. Romantis banget sih." Ucap ibunya Dewa
"Apaan sih, bu?" Tanya Indri
Sambil memegang tangannya Indri, Dewa berkata.
"Udah ayuk, jangan dengarkan ibu"
Mereka berdua pun beranjak ke kamarnya Dewa. Lalu saat Indri akan memasukkan makanan ke mulutnya.
Dewa memegang tangan kekasihnya itu kemudian dirinya menyuapi Indri. Kekasihnya itu hanya dapat menatap wajahnya kemudian bertanya-tanya di dalam hati.
"Ini seriusan tah? Ini gak mimpi kan? Ini gak mungkin? Kok bisa sih dia nyuapin saya?"
Karena tatapan Indri yang sangat tajam terhadapnya maka Dewa bertanya.
"Kamu kenapa, sayang?" Tanya Dewa
"Sa, saya gak kenapa-napa kok" Jawab Indri dengan gugup
Mendengar Indri yang menjawab pertanyaannya dengan gugup itu. Dewa malah menggoda kekasihnya itu dengan berkata.
"Ciye, ciye. Baper ya?"
"Baper apaan?" Tanya Indri
"Bawa perasaan"
Namun, Indri mengelak dari kenyataan itu dengan berkata.
��Saya baper? Ya enggaklah. Ini mah udah biasa"
"Serius? Tapi pipi kamu memerah tuh" Ucap Dewa
"Hah, seriusan kamu?"
"Iyalah"
"Gak mungkin"
"Udah deh jujur aja"
Sambil mencubit pipi Dewa, Indri berkata " Gak mungkin Dewa"
Karena Dewa kesal kepada Indri yang tidak jujur bahwa dia benar-benar telah bawa perasaan sehingga Dewa pun berkata.
"Kenapa sih, cewek itu gak mau jujur dengan perasaannya?"
"Apaan sih?" Tanya Indri
"Jujur kamu baper kan karena saya suapin?"
"Enggak"
Mendengar keributan mereka berdua maka kedua orang tua Dewa menghampiri mereka berdua. Kemudian mengintip dari pintu kamar Dewa, lalu berkata.
"Kenapa sih, ribut terus?" Tanya ibunya Dewa
"Dewanya nih tan"
"Kenapa lagi?"
"Indri kok bu yang salah" Ucap Dewa
"Kamu kok" Ucap Indri
"Lah kan kamu yang gak mau mengakui kalau kamu bawa perasaan karena saya suapin"
Mendengar ucapan Dewa itu ayahnya terkejut lalu berkata.
"Kamu nyuapin Indri?"
"Iya yah" Jawab Dewa
"Lalu?"
"Ya pipi Indri memerah yah karena bawa perasaan tapi Indrinya gak mau jujur"
"Wahh, mendengar ucapan kamu ibu jadi teringat masa muda dulu waktu masih pacaran sama ayah kamu deh" Ucap ibunya Dewa
"Hahaha, tuh ibu saya aja baper kok waktu di suapin ayah saya" Ucap Dewa
"Apaan sih kamu?" Tanya Indri
"Ciye, ciye ngambek" Ucap Dewa
"Udah lanjutin makannya" Ucap ibunya Dewa
"Iya bu" Jawab Indri
Kedua orang tuanya Dewa pun meninggalkan mereka berdua, lalu Indri berkata
"Kamu sih"
Mendengar ucapan Indri, Dewa hanya tertawa "Haha"
Mereka berdua melanjutkan makan dengan saling menyuapi. Setelah selesai makan Indri menaruh piring itu ke dapur. Kemudian kembali ke kamarnya Dewa, setelah itu mereka berdua bermesraan di ruang tamu.
Sedangkan kedua orang tua Dewa berada di ruang keluarga tengah menonton TV. Tak lama kemudian ibunya Dewa menghampiri mereka lalu duduk bersama Dewa dan Indri. Kemudian berkata.
"Anak-anak ibu ini lagi pada ngapain sih. Kok kayaknya asyik banget?"
"Gak lagi ngapa-ngapain bu. Cuma lagi berduaan aja" Jawab Dewa
"Iya tan" Ucap Indri
"Kok masih manggil tante aja sih, Dri?" Tanya ibunya Dewa
"Terus manggilnya siapa dong, tan?"
"Panggil aja ibu. Biar lebih enak"
"Iya, tan"
"Kok masih tante?"
"Hehehe, iya bu"
Sambil membelai jilbabnya Indri ibunya Dewa berkata "Gitu dong, cah ayu"
"Hehe, iya bu"
"Kalian gak main?"
"Gak ah bu, lagi ngirit, soalnya Dewa juga lagi gak ada uang" Ucap Dewa
"Lah, biasanya kan minta sama ibu" Ucap ibunya Dewa
"Malu lah bu kalo minta uang terus sama orang tua mah, kan Dewa juga udah lulus jadi gak mau ngerepotin ibu lagi"
"Yaudah besok buat lamaran kerja aja, siapa tau cepat kerja terus kan bisa nikahin Indri"
Mendengar ucapan ibunya Dewa tersebut Indri pun terkejut dengan berkata "Hah, kok gitu bu?"
"Memang mau ngapain lagi, Dri?" Tanya ibunya Dewa
"Gak sih"
"Tapi bu, lebih baik Dewa kerja serabutan dulu deh supaya nanti waktu ngurus persyaratan ngelamar kerjanya gak minta uang lagi sama ibu" Ucap Dewa
"Yaudah, kamu bantuin ayah aja di toko, gimana?" Ucap ibunya Dewa
"Jangan bu, biar Dewa nyari-nyari kerja sendiri aja"
"Jangan gitu, besok ibu tanya-tanya ke teman ibu deh, siapa tau ada yang punya info lowongan kerja"
"Ya tapi kan, apa salahnya sih sayang kalau orang tua kamu bantuin kamu nyari kerja" Ucap Indri
"Tapi sayang, saya gak mau ngerepotin orang tua saya terus" Ucap Dewa
"Sayang, sekarang tuh kan susah nyari kerja, jadi ya apa salahnya coba orang tua kamu ngebantuin kamu nyari info lowongan kerja" Ucap Indri
"Yaudah deh"
"Gitu dong, tapi kamu mau kan kerja apa aja, Wa?" Tanya ibunya Dewa
"Gak papa kok bu. Hitung-hitung belajar kerja" Ucap Dewa
"Yaudah, kalo gitu besok ibu tanya ke teman-teman ibu ya?"
"Iya bu"
"Yaudah lanjutin aja pacarannya"
"Iya bu" Ucap Indri
Setelah itu ibunya Dewa meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.