Chereads / KETABAHAN CINTA / Chapter 18 - DI RUMAH INDRI SEASON 1

Chapter 18 - DI RUMAH INDRI SEASON 1

Esok malamnya Dewa mengantar Indri pulang ke rumahnya namun saat di perjalanan menuju rumah kekasihnya. Ada 3 preman yang sedang mabuk kemudian menghentikan mereka lalu memalaki mereka berdua.

Namun, Dewa tidak tinggal diam, dia langsung saja turun dari motor yang mereka tumpangi kemudian meninju salah satu preman tersebut. Perkelahian pun tak mampu di hindarkan, karena masih ada kekasihnya yang berada di dekatnya maka mau tak mau dirinya harus melindungi Indri.

Catatan : Nama preman ini saya beri nama preman 1, 2 dan 3 agar lebih mudah di pahami.

"(Bukk), Dewa meninju preman 1 dengan kanannya"

"(Plakk), Dewa menangkis tinjuan preman 3 dengan tangan kirinya"

"(Bukk), pipi kanan Dewa tertinju oleh preman 2 yang ingin meninju Indri"

"(Plakk), Dewa menangkis tendangan preman 1 yang mengarah ke perutnya dengan kedua tangan"

"(Bukk), Dewa meninju pipi kiri preman 2 dengan tangan kirinya"

"(Bukk), preman 1 meninju pipi kiri Dewa dengan tangan kirinya

"Hahaha, udah segini aja pukulan dan tendangan kalian?" Tanya Dewa

"Banyak bacot kamu bocah" Jawab preman 3

Sambil meninju preman 2 berkata "Rasakan ini"

Namun, Dewa menangkis tinjuan preman 2 yang mengarah tepat ke hidungnya tersebut dengan tangan kirinya "(Plakk)"

"(Bukk), Dewa menendang wajah preman 3 itu dengan tendangan T yang mengarah tepat ke hidung preman 3 hingga preman tersebut jatuh tersungkur"

"(Bukk), hidung Dewa tertinju oleh preman 1 hingga berdarah"

"(Bukk), perut Dewa terkena tendangan preman 1 hingga dia mundur"

Melihat Dewa yang terpojok tersebut maka Indri pun mencoba menelpon Jepri agar dia mau membantunya. Namun, nomor hp temannya itu tidak bisa di hubungi.

"(Bukk), Dewa meninju pipi kanan preman 1 dengan tangan kanannya"

"(Plakk), Dewa menangkis tendangan preman 2 yang mengarah ke pipi kirinya dengan tangan kirinya"

"(Bukk), perut Dewa tertinju oleh preman 2"

Saat Dewa tengah terpojok oleh kedua preman tersebut. Sialnya preman 3 pun terbangun dari jatuhnya dan menerjang dirinya hingga dia tersungkur.

Lalu para preman tersebut mencoba mendekati Indri. Melihat kejadian itu Dewa tak tinggal diam, dia langsung meninju ketiga preman tersebut secara bergantian. Kemudian memerintahkan kekasihnya agar menjauh dari tempat perkelahian dan meminta bantuan kepada warga sekitar.

Namun, Indri berkata "Tapi saya gak mau ninggalin kamu, sayang"

"Udah pergi sana cari bantuan" Ucap Dewa

Sambil menangis Indri berkata "Enggak, sayang"

Hingga walaupun Dewa sudah lelah dan telah banyak darah yang keluar dari hidungnya karena terlalu banyak terkena pukulan. Juga wajahnya pun telah lebam-lebam. Namun, dirinya masih tetap bertahan demi melindungi Indri.

Sambil melayangkan tinjuan preman 1 itu berkata "Hiyyaa"

"(Bukk), Dewa terkena tinjuan di bagian dagunya oleh preman 1 hingga giginya menggigit bibir bagian atasnya sendiri dan mengeluarkan darah."

"(Plakk), tinjuan Dewa yang mengarah ke rahang kanan preman 2 tertangkis oleh preman itu."

"(Bukk), Dewa terkena tinjuan di bagian matanya hingga penglihatannya kabur."

Pada saat itu Dewa sudah sempoyongan dia lekas ke arah Indri yang masih berada di dekatnya dan memeluk kekasihnya tersebut karena dirinya takut terjadi apa-apa kepada kekasihnya tersebut.

Para preman itu pun memukuli tubuh bagian belakang Dewa hingga mulut dia mengluarkan darah dan menyembur ke wajah Indri. Setelah para preman itu puas memukuli dirinya hingga dia berlutut di hadapan kekasihnya mereka pun kabur meninggalkan sepasang kekasih itu.

Melihat Dewa yang babak belur tersebut Indri menidurkan Dewa di pangkuannya.

Sambil menangis dan memegang wajah Dewa dengan tangan kanannya, Indri pun berkata "Sayang, kamu gak kenapa-napa kan, sayang?" Tanya Indri kepada Dewa yang hampir pingsan tersebut.

Sambil memegang wajah Indri dengan tangan kanannya Dewa pun berkata "Sa, saya gak papa kok, sayang. Le, lebih baik. Ka, kamu telpon Jepri atau Doni suruh mereka. Ke, kesini sayang"

Setelah Dewa berbicara seperti itu, dia pun pingsan dengan darah yang hampir mengering di seluruh wajahnya itu.

Namun, saat Indri menghubungi Doni dan Jepri mereka berdua tidak aktif, dia pun berkata "Sial, kok waktu kayak gini aja, mereka malah gak aktif sih?"

Indri pun berkata kembali "Oh iya, telpon ayah aja kali, siapa tau ayah gak sibuk"

Lalu Indri menghubungi ayahnya supaya ayahnya mau menyusul mereka berdua supaya dia bisa segera merawat Dewa saat di rumahnya nanti.

Saat ayahnya mengangkat telpon darinya. Indri pun langsung meminta ayahnya segera ke tempat kejadian tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu dan sambil menangis.

"Yah, tolong kesini yah, Indri mohon yah"

"Waalaikum salam, kamu kenapa, Dri?" Tanya ayahnya Indri

"Ini yah, Dewa yah, Dewa"

"Dewa kenapa, Dri?"

"Dia di keroyok sama preman yah"

"Kalian di mana?"

"Sekitar 1,5km dari rumah yah"

"Yaudah ayah ke sana bawa bantuan untuk bawa kalian ke rumah"

"Iya, yah"

Mereka pun menyudahi telponan tersebut kemudian ayahnya Indri pun meminta bantuan kepada tetangga, supaya mereka mau menolong Dewa untuk di bawa ke rumahnya. Setelah setengah jam Indri menunggu akhirnya ayahnya pun tiba membawa bantuan kemudian tetangga itu pun bertanya.

Kemudian mereka membawa Dewa ke rumah Indri untuk di rawat dan salah satu dari mereka membawa motor Dewa. Sesampainya di rumah tetangga itu pun bertanya kepada Indri.

"Ini kenapa kok bisa sampe kayak gini?"

"Dia abis di keroyok mas sama preman" Jawab Indri

"Hah, kok bisa?"

"Iya, soalnya waktu di tempat tadi ada preman yang lagi mabuk, terus memalak kami. Karena pacar saya ini gak terima dan mau ngelindungin saya dia ngelawan mereka semua deh"

"Emang premannya berapa orang?"

"Ada 3 orang"

"Hah?"

"Lah kenapa kamu gak minta bantuan, Dri?" Tanya ayahnya Indri

"Saya udah coba nelpon teman-temannya yah. Cuma mereka pada gak aktif" Jawab Indri

"Hadeh. Kenapa waktu di butuhin aja pada gak aktif"

"Gak tau yah"

Setelah berbincang-bincang beberapa saat tetangga itu pun pulang ke rumahnya. Kemudian Indri dan ayahnya membawa Dewa ke kamar Indri.

Dan keesokan harinya Dewa sadar lalu berusaha duduk sambil merintih kesakitan dan dengan tangan kanan juga kaki kanan yang terkilir dia berkata.

"Ah,, ini dimana lagi? Sial,, badan saya sakit semua lagi"

Beberapa lama Dewa duduk juga karena ibunya Indri sangat khawatir kepadanya maka ibunya Indri itu pun menengoknya ke kamar.

Dan betapa terkejutnya dia melihat Dewa telah sadar kemudian dirinya memegang wajah Dewa lalu berkata.

"Kamu udah sadar, nak?"

"Udah tan" Jawab Dewa

"Alhamdulillah"

"Iya tan, tapi badan saya sakit semua juga kayaknya tangan kanan sama kaki kanan saya terkilir deh"

"Yaudah, nanti kalau ayahnya Indri udah pulang kerja di panggilin tukang urut ya?"

"Gak usah tan, ngerepotin"

"Nggak kok, malah ibu yang ngerepotin Dewa karena Dewa udah 2 kali ini ngorbanin diri Dewa untuk Indri"

"Kan saya gak mau Indri kenapa-napa tan"

"Eh, jangan manggil tante deh"

"Lah, kok gitu?"

"Iya, panggil ibu aja ya"

Sambil senyum-senyum sendiri Dewa pun berbicara di dalam hati. "Mimpi apa ya saya waktu pingsan tadi, kok tiba-tiba ibunya Indri malah nyuruh saya manggil Ibu sih?"

Melihat Dewa yang tersenyum-senyum sendiri itu ibunya Indri pun bertanya kepadanya.

"Kamu kenapa, Wa?"

"Gak papa kok tan" Jawab Dewa

"Kok masih tante aja sih?"

"Maaf bu, mungkin karena belum terbiasa makanya manggil tante terus"

"Tuh kan manggil tante lagi"

"Hehehe, iya bu"

Sambil membelai rambut Dewa ibunya Indri pun berkata, "Hemm, pinter"