Pesta makan malam berlangsung meriah. Waktu terus berlalu tak terasa sudah satu bulan menurut tanggal duniaku dan beruntung akhirnya Airin kembali hadir dalam jam tanganku, Menurutnya perlu waktu untuk memperbaiki dirinya karena terbentur sesuatu sehingga rusak. Aku lega karena ada Airin yang lebih cepat menyerap informasi apapun itu termasuk di dunia dimensi baru.
Dari Airin didapat informasi ada 5 suku besar di pulau tak bernama ini, satu diantaranya menganut kanibalisme alias memakan manusia juga selain hewan dan tumbuhan. 3 suku termasuk Zatura menyembah Dewa Matahari, satu suku menyembah dewi bulan dan satu yang sangat berbahaya yaitu dewa api. Dan itu dibenarkan oleh AX, dia heran dari mana aku tahu semua, aku hanya tersenyum saja karena ragu apa harus memberitahunya tentang teknologi dari dunia ku atau tidak.
Setelah berfikir aku memutuskan memberitahunya, anehnya dia tidak terkejut sama sekali.
"Kamu sudah tahu tentang hal ini ?" tanyaku ketika ku perkenalkan AX kepada hologram Airin.
"Ada sebuah pulau nun jauh disana yang mempunyai teknologi yang jauh lebih tinggi !" jawab AX.
"Atlantis ?" tanyaku menebak, dia mengangguk.
"Mereka pernah kemari untuk mencari sesuatu ! tunggu sebentar, mungkin kamu tahu benda apa ini !" dan AX pergi, tak lama kemudian datang kembali sambil membawa sebuah benda. Mirip ponsel game jadul yang terdapat layar di tengah dan tombol di samping kiri kanannya, dan dia memberikan kepadaku kemudian meminta Airin untuk memindai benda apa itu.
"Kamu temukan ini di mana ?" tanyaku heran, dia pun menjelaskan tentang hal ini, yaitu ketika sedang perjalananan berburu waktu lalu, di perbatasan hutan kematian karena disanalah tempat suku kanibal itu berada. AX yakin orang Atlantis sudah ditangkap dan diburu oleh mereka, yang hanya meninggalkan jejak benda itu.
"Tuan, benda ini sama sepertiku, dan juga berfungsi sebagai arah petunjuk ! aku sedang memasuki kedalam memorinya untuk memperbaiki otak utamanya yang rusak !" jelas Airin.
"Sudah selesai !" seru Airin, dan ponsel itu pun menyala dan memperlihatkan sebuah hologram peta dengan bahasa aneh tidak ku mengerti.
"Tuan aku akan merubah bahasanya dahulu, itu termasuk rumit !" lanjut Airin, dia robot yang memang berbeda dengan lainnya, aku membuatnya dengan chip khusus yang terus berkembang otaknya tanpa batasan, sejauh ini dia mempunyai kemampuannya melebihi yang diharapkan.
"Sudah selesai tuan, kenalkan ini Arck ! silahkan perkenalkan dirimu !" Airin menunjuk seorang lelaki berjubah hitam, rambut hitam.
"Siapa kamu ? apa kamu yang melakukan ini kepadaku ? tunggu bahasa apa ini ?" tanya AI Arck seperti kebingungan.
"Namaku Airin, betul ! dia tuanku namanya Andre Pratama dan kami berasal dari dunia lain !" jawab Airin sambil menunjuk kepadaku.
"Ah, artinya tuanku sudah mati ... eh tunggu, dia ... masih hidup ! tolong dia !" lelaki berjubah AI itu berteriak.
"Tidak mungkin disana berbahaya ! itu ... !" AX menjelaskan hal yang telah banyak diketahuinya tentang suku kanibal.
"Aku tahu suku Mirai ! aku dan tuanku sedang mencari sesuatu disana, maaf aku tidak bisa memberi tahu kalian ! tuanku seorang perempuan namanya Arui putri panglima di Atlantis !" jawab Arck. Kami semua tertegun.
---------------
Setelah di jelaskan dan beberapa kali Arck tetap meminta tolong untuk kami menyelamatkan tuannya, maka aku memutuskan untuk membantunya, AX tidak bisa menolaknya, tapi dia meminta waktu karena besok suku Zatura akan melakukan ritual di suatu gunung.
"Ritual apa itu AX ?" tanyaku penasaran.
"Ritual persembahan kepada Dewa Matahari !" jawab AX sambil menunjuk ke arah sebuah gunung yang begitu besar dan tinggi. "Di sanalah terdapat sebuah kuil yang kami miliki untuk menyembah Dewa Matahari !" lanjutnya.
"Ritual persembahan ?" aku terkejut.
"Jangan khawatir, bukan manusia kok ! tapi hewan khusus yang di ambil darahnya !" jawab AX dan Max menatapnya "Kamu juga, jangan takut !" AX menyentuh kepala Max.
"Parsy ?" tanya Arck tiba-tiba. Kami tertegun dan menatapnya.
"Kamu dan majikanmu mencari dia ?" tanyaku sambil menatap Max.
"Bukan Tuan semacam batu berlian tapi bukan itu !" jelas Airin.
"Hei, kamu telah mencuri informasi dari otakku ya ?" tanya Arck marah kepada Airin.
"Maaf tidak sengaja, ketika memperbaiki otak memorimu !" jawab Airin dia membungkuk meminta maaf.
"Ya sudah, begini ! benar itu Berlian Stone namanya ! sebagai alternatif bahan bakar dari semua kendaraan dan peralatan teknologi di Atlantis ! di yakini mempunyai kekuatan lebih baik dari yang sekarang !" jelas Arck akhirnya.
"Memang sekarang dari apa ?" tanyaku mulai tertarik.
"Tenaga surya, listrik dan apapun itu !" Arck menjelaskan.
"Berlian ini tidak menimbulkan efek apapun ! tinggal di taruh dan tahan sampai 5 tahun ke depan walau Stonenya kecil !" lanjutnya. Kami semua terdiam.
"Dan semuanya ada di sebuah gua di hutan larangan ! di yakini Berlian Stone disana sangat banyak dan itu 1.000 tahun baru habis bila di ambil !" Arck kembali melanjutkan.
"Petanya yang tadi kalian lihat !" jawab Airin memotong, Arck melotot kepadanya karena marah. "Bentuknya seperti batang berwarna putih, bukan bulat seperti berlian pada umumnya !" lanjut Airin seakan tidak perduli, Arck marah kepadanya.
"Di yakini bukan berasal dari sini tapi meteor yang jatuh ke bumi di dimensi ini miliaran tahun lalu ! dan memang energi yang di hasilkan 1.000 kali lipat dari semua yang ada di bumi ! tapi memang benar, banyak bahayanya tempat itu ... selain suku Mirai yang kanibal, hewan berbahaya yang dua sampai tujuh kali lipat dari hewan di dunia kita, tumbuhan pun tak bisa di sepelekan karena ada pemakan daging, lumpur penghisap, sungai beracun dan sebagainya !" Apa yang di jelaskan Aitin membuat semuanya menjadi ciut nyalinya.
"Tapi ... !"
"Cukup, kamu itu selalu menyerobot informasiku ya ? tak usah khawatir aku bisa memanggil pesawat kemari ! dan kita tidak akan terdeteksi oleh musuh !" jawab Arck.
"Oh ya, kalau begitu kenapa mereka bisa tertangkap ?" tanya Airin.
"Itu karena ada pengkhianat di kapal !" jawab Arck, "Kalau tidak ada dia, semua bisa selamat !" lanjutnya dengan nada marah.
"Aku mengerti, jadi setiap orang mempunyai seperti kamu masing-masing kan ?" tanya Airin, Arck akhirnya mengangguk dan kemudian menjelaskan bahwa penduduk Atlantis memang sudah terbiasa dengan teknologi tinggi termasuk punya seperti dirinya walau dengan level dan tingkatan memori yang berbeda-beda. Karena mudahnya segala akses kehidupan pribadi dengan teknologi tinggi membuat penduduk Atlantis 'bodoh dan malas' karena semua tergantung dari teknologi yang pintar untuk mencari informasi.
Tapi semua teknologi itu memakai energi, semakin pintar maka energi yang dibutuhkan semakin tinggi, semua ada batasnya. Maka penduduk Atlantis mencari energi yang murah, tapi besar dan tahan lama ! akhirnya seorang ilmuwan menemukan Berlian Stone ini, setelah mencoba berbagai alternatif untuk membuat energi yang di inginkan. Dan semua tertuju kesini ke pulau tak bernama. Tapi ini salah satu tempat saja, masih ada lima tempat lain terdapat Berlian Stone, yang konon ada tiga warna berbeda dan tentu saja dengan kemampuan yang tidak sama. Yaitu putih, biru dan hitam ! dan menurut Arck yang hitamlah yang berbahaya dari stone itu bisa membuat senjata yang mematikan. Sedang yang biru kurang lebih sama dengan yang putih.
Akhirnya sepakat untuk pergi setelah upacara persembahan selesai, karena kami semua penasaran juga tentang Berlian Stone ini ...
Bersambung ....