Chereads / Algino / Chapter 3 - Pindah

Chapter 3 - Pindah

"Algino, ini bukan yang pertama kali kamu buat kegaduhan. Kali ini bapak sudah tidak bisa memberi toleransi lagi. Kamu akan dikeluarkan hari ini juga" ujar kepala sekolah kepada Al

"Ini bukan salah saya" balas Al

"Tapi kamu sudah sering seperti ini Al, bapak paham apa yang kamu rasakan tapi setidaknya kamu sadar bahwa kamu masih berada di lingkungan sekolah. Tugas murid itu untuk belajar"

"Bapak tidak akan paham apa yang saya rasakan. Dan jika bapak mau mengeluarkan kan saya, silahkan. Permisi" Jawab Al sambil beranjak meninggalkan ruangan

Al membuka pintu ruang BK dan disana sudah ada teman-temannya. Al sudah tidak heran, memang itulah kebiasaan sahabatnya

"Di DO?" tanya Sean

"hmm" jawab Al kemudian pergi meninggalkan para sahabatnya

Teman-teman Al yang mendengar jawaban dari mulut Al langsung masuk ke ruang BK, kebetulan disana ada kepala sekolah dan juga guru BK

"Eh kalian ngapain kesini?" tanya bu Rumi selaku guru BK

"Kami mau izin pindah sekolah bu" jawab El

"Hah? Kenapa?" tanya kepala sekolah

"Salah satu sahabat kami di keluarkan dari sekolah ini, kami juga harus ikut" kata Sean

"Sudah ibu duga, apa kalian sudah memikirkannya baik baik?" tanya bu Rumi

"Iya bu kami sudah yakin" jawab Gilang

"Baiklah jika itu keputusan kalian kami tidak bisa melarang, kalian boleh pindah tapi jangan lupakan kita sebagai guru kalian" ujar kepala sekolah

"Tidak akan pak hehe" jawab gilang

"Kalau begitu kami permisi pak, bu" pamit sean

" iya" jawab Pak Hendro selaku kepala sekolah

***

"Assalamualaikum, Nia pulang"

"Waalaikumsalam Nia, jangan dibiasakan teriak ini rumah bukan hutan" sinis Dewi

"Hehe iya bun kelepasan" jawab Nia sambil cengengesan

"Yaudah kamu mandi dulu terus makan siang, abis ini ayah sama kakak akan pulang"

"Siap bunda" jawab Kania kemudian pergi ke kamarnya untuk mandi

Sampai di kamar Kania tidak langsung mandi, ia merebahkan tubuhnya di kasur king sizenya

"Huh akhirnya aku bisa rebahan juga, rasanya capek banget huh" gumamnya

Drrrt

Drrrt

Kania mengambil ponselnya yang berbunyi dalam tasnya, ternyata orang yang menghubunginya adalah sahabatnya, Olivia Tasya Oktaviona

"Iya Tasya kenapa?" tanya Kania

"Nia bantuin aku ngerjain PR ya hehe" ujar Tasya diseberang sana

"Kok tumben Tasya ngerjain jam segini?"

"Iya kan biar bisa nonton drakor nanti"

"Kalo gitu Tasya ke rumah aku aja, biar bisa ngerjain bareng"

"Okey siap aku mau mandi dulu"

"Iya aku juga mau mandi"

"Sip"

Sambungan terputus, Kania menuju kamar mandi dan membersihkan diri sebelum Ayah dan Kakaknya pulang

***

"Al besok kita pindah ke sekolah kakek lo?" tanya Gilang

"Hmm"

"Yaiya lah mau sekolah dimana lagi lo, itu sekolah paling aman kalo kita buat onar awokawok" balas El

"Walaupun itu sekolah punya kakeknya Al kita gaboleh semena-mena, kita juga harus ikuti aturan yang ada, jangan mentang-mentang Al cucu dari Aldric Geovano terus kita bisa seenaknya" jawab Sean

"Lo temen gue yang paling waras" ujar Algino pada Sean

"Kayak lo kaga pernah ngelanggar aturan aja Se" kata Gilang

"Emang kaga pernah" jawab Sean

"Kaga pernah mentaati" sewot El

"Suka bener lo kalo ngomong El" ujar Gilang sambil terkekeh, Sean memutar bola matanya malas

"Kita pindah kapan Al?" tanya Sean

"Besok" jawab Al

"Lah siapa yang ngurus suratnya" tanya Gilang

"Ya om Jordan lah dia kan orang kepercayaan kakeknya Al untuk menjaga Al" sewot Sean

"B aja kali babi gausah ngegas"

"Otak lo gapernah jalan kalo urusan ginian"

"Ya jelas gak jalan lah, otak gue gabisa jalan sendiri kalo gak kaki gue yang bawa"

"Oh otak lo dibawa kaki ya? Pantesan bego"

"Heh kalian sesama bego gausah menghujat" ujar Elvano

"Bangsat" ujar Gilang dan Sean bersamaan

***

"Kania, ayo turun nak" teriak Dewi

"Iya bun" balas Kania yang ikut teriak juga

"Bunda sama Kania gausaah teriak dong!" sewot Kenzi dari dalam kamarnya

"Kakak juga teriak jadi gausah marahin Kania sama bundaa!" jawab Kania dari dalam kamarnya

"Heh kalian berdua ngapain teriak-teriak sih, bunda pusing dengernyaa!"

"Itu bunda juga teriak!" jawab Kenzi dan Kania bersamaan

Dewi yang mendengar itu hanya mengelus dada dan menggelengkan kepala, sedangkan Alvaro hanya terkekeh saaat melihat kelakuan anak dan istrinya

"Selamat makan" ujar Kania saat berada di meja makan

"Selamat makan" jawab Ayah, bunda, dan juga kakaknya

Kemudian hanya terdengar detingan sendok, karena Dewi mengajarkan kepada mereka untuk tidak membiasakan berbicara saat makan

"Mas abis ini kamu balik ke kantor?" tanya Dewi pada suaminya saat selesai makan

"Iya abis ini ada meeting bun" jawab Alvaro

"Assalamualaikum, Tasya cantik datang"

"Waalaikumsalam" jawab semua orang

"Eh abis makan siang yah" tanya Tasya

"Iya, Tasya udah makan sayang?" ujar Dewi

"Udah kok bun, Tasya kesini mau ngerjain tugas bareng kania aja"

"Yaudah kamu sama Kania ke kamar aja, biar bunda beresin ini dulu"

"Nia mau bantu bunda dulu aja" kata Kania

"Gausah sayang kan ada Tasya nanti Tasya nunggunya kelamaan"

"Gapapa bun, sekalian Tasya bantu kan ini juga masih siang biar cepet selesai hehe" kata Tasya

"Yaudah kalo itu mau kalian ayo"

Kania dan Tasya membantu Dewi membawa piring kotor ke tempat cuci piring dan membantu Dewi sampai selesai

"Tante kita ke kamar dulu ya mau ngerjain tugas" izin Tasya

"Iya" jawab Dewi

***

Haloo balik lagi nih sama Author wkwk

Ngebosenin gak? Semoga gak ya hehe

Jangan lupa vote, comment, and share bebii:v