Chereads / I need love / Chapter 35 - 35. Mia

Chapter 35 - 35. Mia

selesai makan siang Alqi melaksanakan rapatnya. Rea masih duduk di ruangan Alqi. Ia tidak diberi pekerjaan lagi. Sehingga ia hanya duduk diam. Setengah jam kemudian ia mulai lelah dan bosan. Ia memilih untuk keluar.

Ia berjalan keluar. Tak tahu juga mau kemana.

Saat sampai di lantai satu ia lagi-lagi bertemu dengan wanita itu.

Kali ini wanita itu melihat dengan sangat tajam. Ia bahkan menghentakkan kakinya ketika melihat Rea.

Lagi-lagi rasa penasaran menghantui Rea.

siapa wanita itu. bukankah aku pernah melihatnya sebelumnya dan kenapa sifatnya seperti itu padaku.

Rea berjalan ke salah satu staf kantor. Ia melihat papan nama dimeja milik staf itu.

LETTIE

"siang lettie" sapa Rea.

"siang nona" jawabnya sopan

"hm...bolehkah aku bertanya?"

"tentu nona"

"apa kau lihat wanita yang lewat barusan?"

"tentu nona"

"kalau boleh aku tau siapa dia?"

"Mia nona. apakah ada yang salah?" jawab staf itu sopan.

"hm...siapa dia?"

"kepala sekretaris nona"

"oh. baiklah, terima kasih Lettie"

"sama-sama nona"

"baiklah, aku permisi dulu ya"

Lettie mengangguk sopan dan tersenyum.

Rea kembali ke ruangan. kali ini ia memilih duduk di ruangannya.

Ia termenung memikirkan Mia.

Ada apa dengan Mia? apakah aku pernah membuat kesalahan padanya sampai dia terlihat begitu memusuhi ku? Apakah akan sangat lucu kalau dia memusuhi ku tanpa sebab? sungguh membingungkan.

Malas memikirkan Mia ia lebih memilih membuka sosmed nya. Ia mengobrol dengan Dinda lewat via WhatsApp.

Tak lama kemudian suara pintunya diketuk

Tok Tok Tok

"masuk"

"Nona, tuan muda memanggil anda"

"iya" jawab Rea dan langsung menuju ruangan Alqi yang ada disebelahnya. Vino mengikutinya dari belakang.

Ketika masuk dilihatnya Alqi sibuk dengan komputernya.

"Alqi, kamu memanggil ku?"

"hm" jawab Alqi singkat tanpa menoleh ke Rea . Ia masih sibuk dengan komputernya.

Rea menatap Alqi sejenak sambil mengernyitkan dahinya.

Hm saja. Lalu untuk apa dia memanggil ku kemari. Dasar tuan muda ini sangat tidak jelas.

Rea menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Lalu ia memilih duduk di sofa dan kembali memainkan hpnya.

Vino ikut duduk di depan Rea. Ia membuka laptopnya.

Rea melihat Alqi menelpon seseorang dan keluar.

"sayang, tunggu sebentar ya" ujar Alqi sebelum keluar ruangan.

Rea menjawab dengan anggukan kepala. Sesaat kemudian ia teringat soal Mia.

"hm...Vino"

"iya nona"

"kamu kenal Mia, hm maksudku kepala sekretaris di kantor ini"

"tentu nona, saya mengenalnya"

"apa kau tau satu hal tentang Mia, hm apa saja"

"kenapa anda menanyakan itu nona"

"tidak. tidak apa-apa. aku hanya ingin tau"

"apakah dia membuat anda tidak nyaman?"

"tentu tidak. aku hanya bertanya"

"baik nona, saya akan memberi tahu satu hal tentang Mia"

"apa?" tanya Rea tidak sabar. Ia sampai memajukan duduknya agar lebih fokus pada Vino.

"Dia pernah menyukai tuan muda"

"benarkah?"

"iya nona. ia sangat menyukai tuan muda dan dia bahkan pernah mencoba merayu tuan muda"

"wah. lalu bagaimana dengan Alqi"?

"Apa?" tanya Vino balik.

"maksud ku apakah Alqi juga menyukai Mia?"

"tidak nona. Mia bukan tipe tuan muda"

"lalu seperti apa tipe Alqi?"

"seperti anda nona" Jawab Vino santai. ia bahkan tidak sadar bahwa jawabannya itu membuat Rea sedikit tersipu.

"hm" Jawab Rea.

Sebenarnya Rea ingin lebih banyak bertanya pada Vino hanya saja Alqi sudah datang sehingga ia menyudahi berbicara soal Mia. Ia berniat akan menanyakan lagi nanti.

Alqi yang baru masuk ruangan langsung duduk di sebelah Rea. Ia masih fokus pada hpnya.

Alqi dan Vino lalu membicarakan soal pekerjaan. Rea ikut menimpali karena ia juga yang bertanggung jawab proyek kali ini walau tidak sepenuhnya karena Alqi melarangnya.

🌷________________________________________🌷

Hari sudah pukul 19. 23 ketika Rea dan Alqi sampai dirumah. Ketika mereka sampai Alexsa sudah ada di rumah. Ia sedang rebahan di kamar.

Rea masuk ke kamar diikuti Alqi. Setelah itu Rea mandi bergantian dengan Alqi. Malam ini Rea memilih piyama biru laut dibawah lutut. indah. begitu juga dengan Alqi, ia mengenakan baju tidur dengan warna yang sama.

Tanpa disengaja mereka menggunakan pakaian yang sama warna. Terlihat sangat serasi.

"hei, bagaimana pakaian kita bisa sama?" tanya Rea ketika Alqi keluar ruang ganti. padahal ketika Alqi keluar kamar mandi Rea tidak didalam sehingga Alqi tidak tahu pakaian apa yang dikenakan Rea.

"haha itulah yang dinamakan takdir cinta" jawab Alqi sambil tertawa. kali ini ia memang benar-benar tidak sengaja.

"pasti kamu ngintip aku ya?" tanya Rea curiga. tidak sungguhan hanya bercanda.

"tentu saja tidak. bukankah aku sudah bilang ini adalah takdir. namanya juga jodoh, iya kan sayang" ujar Alqi berusaha menggoda Rea. Ia sudah berjalan mendekat Rea dan memeluk Rea dari belakang. ia mencium aroma wangi rambut Rea.

"wangi sayang" ujar Alqi sambil mengendus-endus rambut Rea.

"sudah. ayo makan malam, aku lapar" Ujar Rea sambil melepaskan pelukan Alqi.

"oh iya. ayo kita makan malam, kamu mau makan apa?"

"terserah"

Mereka lalu keluar kamar Rea langsung menuju dapur. Ia membuat jus jeruk. Sementara Alqi pergi ke kamar Alexsa. Memanggil Alexsa.

Setelah itu ia memesan makanan.

Lalu mereka berdua duduk di meja makan. Tak berapa lama kemudian Rea datang membawa tiga gelas jus jeruk yang di taruh beberapa balok es. sangat menyegarkan.

"ini" ucap Rea sambil meletakkan jus itu didepan Alqi dan Alexsa.

"Wah, ini sangat segar sayang. terima kasih" ujar Alqi setelah meminum jus itu.

"iya kakak ipar ini enak sekali" sambung Alexsa.

Rea hanya tersenyum.

Tak berapa lama makanan pun datang. mereka bertiga menyantap makanan dengan lahap.

"Mas, sebaiknya kita membeli bahan makanan agar aku bisa memasak, jadi kita tidak perlu memesan makanan ketika mau makan" ujar Rea.

"apakah kamu tidak lelah?" tanya Alqi. Ia lumayan senang mendengar Rea memanggilnya 'Mas' walaupun ia tahu Rea memanggilnya karena di depan Alexsa.

"tidak, lagi pula aku tidak punya kegiatan apa-apa di rumah ini" jawab Rea. Akan bahaya kalau ia hanya berada di dalam kamar bersama Alqi.

"baiklah, nanti kita ke mall, tapi ingat kalau kamu lelah kamu tidak perlu masak" ucap Alqi serius.

"iya"

Mereka melanjutkan lagi makannya.

Setelah makan Rea memilih duduk di ruang tengah dan membuka televisi. Lebih baik daripada harus di dalam kamar bersama Alqi.

Alexsa dan Alqi juga ikut menonton. Alqi berbaring di sofa dengan membuat paha Rea sebagai bantalannya.

Hanya Rea yang menikmati acara di televisi itu.

Alexsa sibuk dengan hpnya. Ia mainkan hpnya sambil tersenyum-senyum. Rea yang melihat hanya geleng-geleng kepala.

sementara Alqi terus saja memandang Rea. memandang Rea dengan posisi seperti itu sangat menyenangkan karena ia bisa melihat seluruh postur wajah Rea dengan jelas.