Chereads / I need love / Chapter 38 - 38. belanja

Chapter 38 - 38. belanja

Setengah perjalanan Rea menerima pesan lewat WhatsApp dari Alexsa.

Alexsa : kakak ipar

Rea : iya. kenapa?

Alexsa : hari ini kakak kerja?

Rea : kenapa memangnya?

Alexsa : hari ini aku tidak ada jadwal kuliah, kakak hari ini temenin aku di rumah ya

Rea : kakak bilang dengan Alqi dulu ya

Alexsa : baiklah.

"Alqi, kalau aku tidak bekerja hari ini boleh?"

"kamu tidak bekerja setiap hari juga tidak masalah"

"Alqi" cemberut

"Hari ini saja, Alexsa ingin aku menemaninya hari ini" sambungnya lagi

"hm"

"hm boleh atau tidak?"

"iya, boleh. tapi kalau mau ke mana-mana bilang dulu ya"

"iya, terima kasih" ujar Rea sambil tersenyum cerah. Lalu ia mengabari Alexsa.

Ketika mereka sampai di apartemen Alexsa sudah ada di sana. Alqi langsung bersiap untuk pergi bekerja. Sedangkan Rea menyiapkan sarapan di dapur. Alexsa duduk dimeja makan sambil memainkan hpnya.

"kakak ipar aku tidak bisa bantu ya, aku tidak bisa masak" ujar Alexsa.

bagaimana bisa masak, rumah mu saja banyak pelayannya. aku sampai tidak bisa menghitung pelayan dirumah mu.

"haha, iya aku tahu"

Rea siap memasak nasi goreng dan Alqi juga siap untuk bekerja.

Alqi duduk di meja makan ia menghirup aroma menyengat nasi goreng Rea.

"hemmm wangi sekali baunya" ujar Alqi

"iya kak, pasti enak nih" sambung Alexsa.

Rea hanya diam saja sambil tersenyum.

"wah, kakak ini enak sekali" ujar Alexsa pada suapan pertama.

"iya sayang, ini enak sekali. ternyata istriku pintar sekali masak" puji Alqi.

Rea hanya diam mendengarkan dua kakak beradik ini berceloteh.

Alqi makan dengan sangat lahap. selesai sarapan Alqi pergi bekerja.

"Alexsa, bagaimana kalau kita ke pasar. kakak mau belanja" ujar Rea tak lama Alqi pergi kerja.

"ke pasar?" tanya Alexsa kaget.

"iya"

"aku tidak pernah ke pasar, pasti sangat bau kan?" ujar Alexsa dengan ekspresi yang mengelikan

"tidak. ayo kita ke pasar"

Alexsa tampak berpikir.

"aku tidak mau mendengar alasan mu aku akan meminta izin pada kakak mu dulu ya" ujar Alexsa tanpa jeda dan langsung mengambil hpnya.

Rea : Alqi

Alqi : iya sayang

Rea : boleh aku ke pasar?

Alqi : pasar???

Rea : iya, aku pergi sama Alexsa

Alqi : boleh. tapi jangan lama-lama, bahaya di luar nanti kamu di culik orang

Rea : apaan sih😒

Alqi : kabarin aku kalau pulang

Rea : iya. bye

Alqi : hati-hati sayang😘

Rea : iya🤗

"ayo kita pergi" ujar Rea pada Alexsa

"tapi kak...." ragu

"ayo" memaksa

"iya, tapi sebentar ya aku ambil masker dulu"

Rea mengerutkan keningnya dan menggelengkan kepalanya

punya adik ipar kok gini-gini amat ya

Mereka lalu pergi ke pasar. Mereka pergi menggunakan mobil Alexsa tapi Rea yang menyetir dengan alasan Alexsa tidak tahu dimana keberadaan pasar.

Rea memaklumi. tentu saja ia tidak tahu, ia orang kaya semuanya di urus pelayan. Ia hanya kuliah dan melakukan aktifitas yang harus ia lakukan. mengurus rumah dan lain-lain bukanlah tugasnya. apalagi ke pasar. Mereka mungkin juga akan belanja di mall.

Sesampai di pasar Alexsa mengikuti Rea dengan bingung. ini pertama kalinya ia ke pasar. ia bingung melihat hiruk pikuk keramaian pasar.

Ia sama sekali tidak melepas maskernya. Ia bahkan sesekali terlihat merapatkan maskernya. Rea hanya cekikikan melihat tingkah lucu adik iparnya ini.

Pertama-tama mereka membeli sayur. Rea memilih banyak sayur. setelah selesai dengan sayurnya ia pergi ketempat jualan ikan.

"kak ini bau sekali, aku sudah tidak tahan" ujar Alexsa ketika sampai di pasar ikan.

"ini juga kotor kak" sambungnya lagi.

"beginilah cara orang bawah mencari nafkahnya" balas Rea.

"kak ayo pergi dari sini, aku tidak tahan" Ujarnya dengan suara yang tertahan.

Rea sadar bahwa adik iparnya ini seperti ingin muntah. Rea segera membawa Alexsa keluar dari situ. mereka pergi ke parkiran.

Alexsa tampak menarik nafasnya ketika sampai di parkir.

"kakak aku sudah tidak tahan. tempat ini sangat menjijikkan. ayo kita pulang" celoteh Alexsa.

"kamu tunggu di mobil ya, sebentar lagi kita pulang" ujar Rea.

Alexsa menuruti ia menunggu di mobil sementara Rea melanjutkan belanjanya. Ia berbelanja banyak bahan makanan. setelah merasa cukup lalu ia pulang.

"apa kakak ipar sering ke pasar?" tanya Alexsa ketika dalam perjalanan. ia memandang Rea dengan penuh tanya tanya. bagaimana kakak iparnya tidak terganggu dengan bau yang ada di sana.

"iya, biasanya setiap hari minggu aku akan menemani ibuku ke pasar" jawab Rea tidak memandang Alexsa. ia fokus menyetir mobil.

"apa kakak tidak merasa sangat bau?" tanyanya lagi dengan ekspresi yang lucu.

"tidak"

"kenapa?" dengan ekspresi penuh tanda tanya.

"aku sudah biasa" jawab Alexsa santai sambil memandang Alexsa sekilas lalu fokus lagi menyetir mobil.

"aku tidak bisa mengerti" ucap Alexsa

"Alexsa, orang rendahan seperti kami ini tidak akan bisa belanja di mall mahal. semua keperluan makanan akan kami beli di pasar. tidak semuanya memiliki nasib indah seperti mu" jelas Rea memberi penjelasan.

"lalu, yang berjualan mereka sangat tahan berada seharian di situ"

"itu lah yang dinamakan berjuang hidup. ya mau tidak mau. kalau tidak jualan artinya tidak makan. uang yang di dapatkan orang rendahan seperti kami sangatlah sedikit. kami harus berjuang untuk mendapatkan uang" jelas Rea lagi.

"aku sangat bersyukur bisa hidup serba enak, lihatlah masih banyak orang yang hidupnya sangat susah. selama ini aku sering mengeluh dengan kehidupan ku tapi sekarang aku sadar hidup ku sudah cukup baik kak" ujar Alexsa sadar.

Rea tersenyum senang. setidaknya adik iparnya ini punya hati yang baik dan lembut.

Mereka sampai di apartemen.

"kakak ipar aku mau mandi dulu ya, badan ku terasa sangat bau" ujar Alexsa ketika baru saja masuk.

"iya"

Alexsa pergi kekamarnya. Ia membersihkan diri. sedangkan Rea pergi ke dapur. memasukan semua bahan makanan yang di belinya ke dalam kulkas.

Lalu ia mengikat rambutnya tinggi-tinggi dan mulai memasak.

Saat sedang asik-asiknya memasak Alexsa muncul.

"wah, kakak ipar mau masak apa?"tanya Alexsa

"Ayam kecap sama sayur brokoli" jawab Rea

"siapa yang mengajari kakak masak?"

"tidak ada. aku selalu membantu ibuku memasak makanya aku bisa memasak" jawab Rea santai

"kakak ipar aku mau tanya"

"apa?" tanya Rea tapi masih fokus pada masakannya.

"kapan kakak hamil, aku pengen punya keponakan" ujar Alexsa dengan lugunya.

Rea diam seribu bahasa. mau jawab apa memangnya. tapi ia baru ingat bahwa selama tinggal di apartemen ini tiada hari tanpa melakukannya. mereka bahkan melakukannya hampir setiap malam.

Rea malas berpikir. sudah kewajibannya melayani seorang suami.

Ia tidak meladeni pertanyaan Alexsa.

Selesai memasak mereka makan siang. Setelah itu mereka tidur siang di kamar masing-masing