Chereads / Suamiku Bule Kampung / Chapter 3 - Pandangan pertama

Chapter 3 - Pandangan pertama

Stjin dan henry berjalan menuju antrian pembelian ticket kereta api, meskipun sudah sampai di indonesia mereka harus menelusuri kota terlebih dahulu. Menaiki kereta dan menunggu beberapa jam untuk sampai ke kampung impian henry tepatnya kampung halaman yang ditempati Stjin.

"henry, gw hauss mana yah kang minum biasanya suka ada dikereta," ujar Stjin

"minuman...minuman....minuman..."

"tuh ada panjang umur lo, baru diomongin kang minuman datang hehe." kata Henry tertawa kecil

"haha bisa ajah lo, bang air putih satu," pinta Stjin mengasongkan uang Rp.5000;

"tunggu-tunggu serius lo stjin harga air minum murah banget?" potong Henry

"yaiyalah kota sama kampung bedo coy, murah meriah."

"haha, gw beliin dong satu hauss," pinta Henry mengedipkan sebelah matanya ke arah stjin

"gausah merajuk henry, yaudh nih gw beliin, bang air putih 2." ucap Stjin sambil mengasongkan uang lembar RP.10.000;

"makasih bang panglaris...panglariss," ujar Kang minum dengan mengepret uang ke air minum tersebut

"iya bang." kata Stjin meraih 2 botol yang sudah ditanganya

"nih buat lo,"

"thankss youu stjin." kata Henry tersenyum

Glekkkkk...glekkkk...glekkk

Satu sampai 2 tegukan air minum terasa segar di cuaca yang sudah panas terik ini.

"uhhh seger," ucap Henry dengan mimik muka datar

Kereta sudah melaju dengan normal. Penumpang dari luar kota pun berbondong-bondong menduduki tempat masing-masing terkadang jika tidak kebagian tempat duduk terpaksa penumpang harus berdiri memegangi tiang kereta atau pegangan gantung yang sudah disediakan, dari stasiun ke stasiun telah dilewati hanya tinggal beberapa menit kereta api akan sampai di stasiun Bogor

"broo, kalau ke kampung dari stasiun bogor masih naik kendaraan?" kata Henry menepuk-nepuk pundak stjin

"yaiyalah yang sabar yah bentar sampe stasiun bogor ko,abis itu naik jurusan ke kampung gw ntar deh lihat-lihat pemandangan indah banget," jawab Stjin melepaskan tangan dari pundaknya

"oh iya broo,gw udh ga sabar." ketusnya tapi stjin hanya tertawa kecil

Seketika kereta berhenti dengan normal, semua penumpang turun 1/1. Tapi henry & stjin menerobos dengan cepat sehingga penumpang tersenggol tapi mereka tak memperdulikan itu langsung saja stjin meraih tangan henry untuk menaiki angkutan umum yang telah dipilihnya.

"panas banget disini stjin,"ucap Henry mengibas-ngibas tangan

" biasa di angkot ga ada asee,beda kaya di kendaraan modern."

"oh gitu gw udik banget ya," katanya melirik ke arah stjin

"haha dasar bule kampung." tawa Stjin dengan meledek

"ngeledek lu, lu juga dari kampung,"

"ya iyaa..." kata Stjin mengangguk

Panasnya cuaca perkampungan membuat suasana menjadi gersang, tetapi keindahan sekelilingnya tak bisa membuat mata para penjelajah teralihkan. Indahnya suasana sore hari di perkampungan Malindo jaya bogor.

"dah sampe ayoo turun," ucap Stjin meraih tangan henry

"iyaa." lirih Henry mendongkang menuruni angkutan umum

Mereka menuruni jalan setapak yang lumayan jauh, menelusuri perkampungan dan sampai ditempat stjin nge'kos yang tempatnya masih disekelilingi oleh pepohonan dan rumput-rumput liar.

"tempat tinggal lo adem banget stjin, tapi ko gw ga pernah lihat ada cwe sih di ini kampung?" tanya Henry melirik kesana kemari

"haha,yaiyalah kampung banyak pepohonan, wkwk lu ke kampung cuman mau nyari cwe, ntar kita holiday pasti keliling-keliling kampung banyak cwe cantik." ujar Stjin tertawa berbahak-bahak

"iya broo kalau perlu secepatnya,"

"yoiiii,ayoo masuk dulu." ajak Stjin memasuki rumah kos yang sudah ditinggal selama 2 tahun

Keadaan dalam rumah lumayan berantakan,seketika seseorang mengetuk-ngetuk di ambang pintu kos tersebut henry mencoba melirik ke arah pintu tapi sontak ia melihat pemandangan yang berbeda dari biasanya gadis kampung itu mampu membuatnya tidak berkedip selama 5 menit?.