Arya terkekeh mendengarnya. "Ya, kamu akan menjadi orang yang berada di urutan pertama daftar tamuku." Jawab Arya.
"Jaga dirimu baik-baik ya Ar. Maafkan segala khilaf dan salahku. Aku terlalu banyak merepotkanmu selama ini." Dinda menutup mulutnya menahan tangis yang sesak di dada. "Sesungguhnya didalam lubuk hatiku paling dalam, masih ada namamu terukir meski cuma setitik. Karena tidak mudah melupakan kekasih yang baik hati dan menerima kita apa adanya sejak awal." Batin Dinda.
"Ya, kamu juga. Bagaimana kabar Bagas? Aku kangen dia. Pasti dia sekarang makin pintar dan makin tampan." Arya membayangkan wajah dan polah anak satu-satunya. Andaikan mereka bisa tinggal bersama menjadi satu keluarga yang utuh. Namun, sayangnya semua hanya angan-angan semata. Karena sejak Dinda menikah dengan Thomas, hati dan tubuhnya diserahkan sepenuhnya kepada suami bermata biru tersebut.