"Aku harap kamu tidak pilih-pilih tempat untuk memberi makan cacing-cacing diperutmu yang sudah kelaparan." Desia mengerucutkan bibirnya. Aku terbiasa makan dimana saja, Batin Desia.
"Setelah ini aku antar pulang." Hanya nasi pecel ayam plus teh manis hangat sudah cukup membuat cacing-cacing diperut Desia terdiam.
"Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri. Aku pesen ojek online sekarang. Eh, mana ponselku?" Rencana menginap dirumah Maya malam ini gagal karena Maya pasti sudah berlayar ke pulau kapuk. Desia tidak mau mengganggu tidur temannya di jam 1 dini hari ini.
"Ponselmu hancur. Besok aku kembalikan. Sekarang pulang aku antarkan. Dan, aku tidak menerima penolakan." Dennis membayar tagihan ke ibu penjual angkringan dan meraih tangan Desia menggenggamnya menuju mobil.
"Hei lepaskan, apa sih main tarik-tarik saja." Desia mencoba melepas pegangan tangan Dennis tapi ukuran tangan pria itu dua kali lebih lebar dan lebih besar dibanding tangannya. Jadi usahanya sia-sia saja.