"Oh maaf, aku gak bermaksud menakutimu. Ehem, aku antarkan pulang." Arya segera memacu mobilnya setelah memasang seat belt nya kembali. Sementara jantung seorang perempuan disebelah bergemuruh serasa badai yang menghantam seluruh persendiannya yang tiba-tiba menjadi lemas.
1 jam perjalanan terasa berabad karena suasana didalam mobil hening tanpa ada yang berkata sepatah katapun. Hingga akhirnya mobil hitam itu sampai di sebuah lapangan yang dibuat warga secara swadaya untuk parkir warga diwilayah RT tersebut. Tentu saja ada biaya parkir setiap keluarnya yang dikumpulkan warga untuk masuk kedalam uang kas kembali.
"Assalammualaikum..."
"Waalaikumussalam." Jawaban dari dalam rumah terdengar keluar dari bibir para 4 penghuni rumah.
"Kamu mau masuk dulu atau...." Dinda setengah menawarkan Arya masuk. Karena ini pertama kalinya dia membawa laki-laki kerumah. Sementara perempuan seusianya biasanya malah sudah menikah atau minimal pacaran berkali-kali putus sambung. Pikiran Dinda berkecamuk bingung apa yang harus dikatakan kepada bapak ibunya karena bawa seorang pria kerumah.
"Boleh...aku mau ketemu bapak." Arya tersenyum sangat manis di mata Dinda.
"Uhuk, bapak? Sejak kapan kamu panggil bapakku bapak? Bukan om." Sang perempuan khawatir ada maksud terselubung dari dokter yang sempat membuat jantungnya bergemuruh beberapa saat yang lalu.
"Kamu ini siapa? Temannya Dinda ya?" Bapak mempersilahkan Arya duduk sambil meminta ibu membuatkan kopi 2 cangkir.
"Iya pak, saya teman Dinda sejak masih dibangku SMA. Kita ketemu lagi waktu acara reuni."
Sementara didalam kamar, para perempuan (ibu, Dania, Desia) kasak kusuk sibuk menginterogasi Dinda.
"Itu lelaki yang waktu itu kerumah sama nak Tasya kan ya?" Kenapa bisa nganterin kamu kerumah?" Ibu mulai meluncurkan naluri seorang penonton setia channel ikan terbang.
"Temen atau pacar mba? Duhhh ganteng banget kayak artis Hollywood siapa itu... haduh lupa." Desia mengetuk-ngetuk kepalanya mencoba mengingat suatu nama.
"Hehehe, biasa aja. Dulu waktu sekolah dia malah chubby loh. Mba juga kaget waktu lihat dia lagi setelah 10 tahun." Dinda tersenyum sambil membersihkan make up di wajahnya dengan pembersih dan bunderan kapas di meja riasnya.
"Aku pernah lihat dia dimana yaa...."
**********
1. Tinggalkan jejak komen kalian untuk cerita lebih baik (◍•ᴗ•◍)
2. Penulis usahakan UP setiap hari minimal 1 bab \(^o^)/
3. Power Stone kalian membuat penulis lebih semangat lagi berkarya (◍•ᴗ•◍)❤
IG: @anee_tavel