"Siska?" Arya hampir tak percaya, salah seorang teman lama hadir dihadapannya.
"Haiii pak dokter, ganggu nih yaa. Hehehe." Wanita cantik yang tidak lain adalah Siska, langsung masuk keruangan praktek Arya yang memang belum dimulai, karena Arya masih minta ijin buka sampai tengah hari.
"Kamu kapan kembali ke Indonesia?" Arya berdiri mempersilahkan Siska duduk di kursi depannya.
"Dua hari yang lalu. Indonesia banyak berubah sejak 10 tahun yang lalu ya. Sekarang banyak pembangunan gedung dan jalan layang disana sini." Wanita berambut ikal warna coklat itu membuka kacamata hitamnya dan menaruh di atas meja Arya.
"Sudah lama sekali yaa... Bagaimana kabarmu disana?" Ingin rasanya Arya menanyakan janin 10 tahun lalu apakah sudah menjadi anak yang lucu nan menggemaskan atau sudah bermain-main di taman surga penuh kenikmatan tanpa perlu tahu kejamnya sang ayah.
"Menyenangkan. Aku punya banyak teman baru disana. Dan, akupun punya pekerjaan disana." Senyum mengembang Siska seolah memancarkan hidupnya sudah bersahabat dengan masa lalu. Entah jauh didalam lubuk hatinya.
Suara ketukan dipintu menghentikan obrolan dua teman saat putih abu-abu itu.
"Maaf dok, mulai melayani pasien 15 menit lagi. Permisi dok" Suster itu pun mengundurkan diri dengan sopan dibarengi dengan Siska yang pamit undur diri juga.
"Ini kartu namaku, telepon aku ya kalau mau kita janjian ngobrol lagi diluar. Maaf yaa ganggu jam praktek kamu."
"Santai saja, oke aku simpan. Hati-hati dijalan." Arya mengantar Siska sampai pintu setelah akhirnya Arya bersiap-siap menyambut pasien pertama hari ini. Tidak begitu banyak pasien karena dimana hari Arya menjalankan operasi, pasien di polikliniknya dibatasi karena jam operasi saja sudah menyita banyak waktu.
-----
"Pak, kita langsung pulang ke apartemen saja." Sampai di parkiran mobil basemen, Siska menginstruksikan supirnya untuk langsung tancap gas pulang. Bukan pulang kerumah keluarga besarnya, melainkan pulang ke rumahnya sendiri di apartemen bilangan kota Jakarta.
Mobil melaju di siang hari terik dengan anggunnya. Siska terbayang kembali kota yang membuat kehidupannya berubah 180° saat itu. Bukan kota sebenarnya, tapi teman sekolah prianya, pacarnya saat itu yang membuatnya terlena dan menyerahkan keperawanannya di malam perpisahan sekolah. Ahh, ingin rasanya Siska mencari ayah anaknya itu sekarang dimana. Tapi, ia masih dendam dengan perlakuan Rico yang tidak mau mengakui darah dagingnya sendiri.
Ya, janin didalam rahimnya ia selamatkan hingga sekarang menjelma menjadi anak tampan penurut yang bersedia hidup berdua saja dengan maminya alias dirinya sendiri di luar negeri. Orang tua Siska tidak mempedulikan Siska lagi sejak anaknya itu bersikeras mempertahankan darah dagingnya. Orang tua Siska ingin ia menggugurkan kandungannya dan melanjutkan pendidikannya di luar negeri.
"Mami dimana? Aku sudah tunggu dirumah dari tadi." Lamunan Siska buyar saat menerima panggilan telpon dari Adam, anak semata wayangnya hasil buah cinta terlarang dengan Rico.
**********
1. Tinggalkan jejak komen kalian untuk cerita lebih baik (◍•ᴗ•◍)
2. Penulis usahakan UP setiap hari minimal 1 bab ＼(^o^)／
3. Power Stone kalian membuat penulis lebih semangat lagi berkarya (◍•ᴗ•◍)❤
4. Berikan aku GIFT jangan lupa yaa (๑˙❥˙๑)
IG: @anee_tavel