"Dinda mesti anak pertama yaa?" Tebak Mama Arya.
"Hehehe, iya tante." Ada apa dengan anak pertama, pikir Dinda. Walau aku punya adik, semuanya sudah mapan finansial meski memang belum menikah.
"Panggil mama saja, biar lebih akrab yaa." Arya tersenyum mendengarnya, tapi tidak perempuan disebelah Arya yang menautkan alisnya dan tersenyum sinis.
"Maaf nyonya, makan malamnya sudah siap." Seorang pelayan yang sudah agak berumur menghampiri mama Arya.
"Okay, yuks kita kedalam. Ajak Dinda ke dalam ya Ar. Yuks Shel, pah." Kesan ramah dan humble langsung dirasakan oleh Dinda untuk calon mama mertuanya itu, ups Dinda tersenyum sendiri.
"Hayoo, mikirin apa senyum-senyum sendiri?" Arya merangkul Dinda dan perempuan yang dirangkulnya agak risih karena masih ada mama papa disana jadi Dinda melepaskan tangan Arya di pundaknya.
"Kamu tuh ya Ar, mulai berani pegang-pegang aku. Ingat, kita belum SAH suami istri."
"Oh, jadi kalau sudah SAH jadi suami istri, aku boleh pegang ini itu dan itu donk?" Jari telunjuk Arya mengarah ke dada, perut, dan kebawah perut Dinda diiringi gerakan mengedip nakal.
"Aryaaaaa....." Teriak Dinda gemas sambil berlari mengejar Arya yang tertawa terbahak-bahak menghindar dari pukulan Dinda.
Semua yang menyaksikan kejadian itu ada yang tersenyum senang sambil cekikikan tapi ada juga seseorang yang marah tertahan, siapa lagi kalau bukan Shelly, perempuan yang lama menyukai Arya sejak mereka sama-sama teman kecil.
Acara makan malam yang cukup menegangkan buat Dinda. Beruntung Arya setia mendampinginya. Tidak sampai 1 jam, makan malam pun selesai. Dan, berlanjut acara ngobrol diruang keluarga.
Shelly mengatur makanan pencuci mulut sedemikian cantik dan membawanya ke tengah-tengah ruang keluarga. Sesekali matanya melirik ke pasangan baru di sofa seberang yang sedang asyik bercengkerama.
"Bagaimana menurutmu mama papa? Asik kan?" Arya menyuapi Dinda 1 tusuk buah semangka yang dipotong kotak.
"Biar aku saja. Malu ih." Dinda mengambil tusukan dan memakan buahnya sendiri.
"Kamu cantik malam ini."
"Sebelum-sebelumnya jelek donk." Dinda nyengir terkekeh
"Dinda ku selalu cantik kapanpun dimanapun." Tangan Arya mengelus pipi Dinda yang kemerahan menahan malu.
"Uhuk Uhuk Uhuk Uhuk...." Papa Arya terbatuk-batuk melihat kemesraan anak bungsunya didepan matanya. Kedua sejoli pun tersenyum malu.
"Ar, sudah jam 8 malam. Besok aku masih harus kerja." Dinda berbicara sangat pelan kepada Arya sambil berpura-pura memakan 1 tusuk buah melon kecil.
"Oh iya." Waktu seolah terbang ketika kamu menikmatinya. Dan, Arya lupa kalau dia harus memulangkan kembali anak gadis orang lain sebelum tengah malam.
"Pa Ma, kami permisi duluan. Besok masih harus kerja lagi." Arya berdiri dan menghampiri papa mama nya untuk berpamitan.
"Wah iya sudah malam ternyata. Maaf ya jadi kemaleman pulangnya. Kapan-kapan datang lagi ya Din, mama senang deh anak laki-laki mama yang seperti freezer itu akhirnya mencair juga." Arya memutar matanya mendengar nada hiperbola dari mama tersayangnya.
"Aku boleh ikut numpang Ar?" Shelly beranjak bangkit.
"Oh iya, kalian kan 1 gedung apartemen. Kasian Shelly gak bawa mobil hari ini." Mama mengiyakan keinginan Shelly tanpa tau tujuan perempuan itu.
"Maaf, gak bisa. Masih ada ojek online kan? Yuks Din, ma pa kami duluan." Balas Arya tegas tanpa basa-basi. Shelly menahan geram dan semakin benci dengan kehadiran Dinda.
Mama Papa hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak mereka. Puluhan kali Shelly kerumah, tak pernah sekalipun disambut hangat oleh Arya.
"Mama Papa, saya pulang dulu. Terima kasih banyak atas jamuan nya. Maaf merepotkan." Dinda menunduk dan memberi salim hormat kepada kedua calon mertuanya itu.
"Sama-sama. Makasih ya nak. Hati-hati nyetirnya ya Arya." Nasihat Papa.
**********
1. Tinggalkan jejak komen kalian untuk cerita lebih baik (◍•ᴗ•◍)
2. Penulis usahakan UP setiap hari minimal 1 bab \(^o^)/
3. Power Stone kalian membuat penulis lebih semangat lagi berkarya (◍•ᴗ•◍)❤
4. Berikan aku GIFT jangan lupa yaa (๑˙❥˙๑)
IG: @anee_tavel