"Din, ada yang cari kamu didepan. Cowok cakep banget, hehehe." Lisa, teman satu kantor mengetuk meja Dinda.
"Oh, siapa ya? Dia sebutin nama gak?" Apa itu Arya, pikir Dinda.
"Ngga, cuma bilang mau ketemu Dinda sebentar. Kamu punya pacar gak bilang-bilang." Bisik Lisa, khawatir terdengar bosnya yang memang masih jam kerja.
"Apa sih kamu." Dinda tersenyum sambil berlalu menuju resepsionis.
"Kamu..... mau apa kesini?" Dinda terkejut karena yang datang adalah Rico, bukan Arya.
"Nanti siang kita makan bareng ya. Aku sudah pesan tempat di resto dekat sini." Rico tersenyum senang seolah memaksakan Dinda yang akan menurut padanya. Entah apa yang ada dipikirannya di masa lalu, wanita secantik Dinda bisa luput dari pandanganya. Meskipun terbungkus penampilan kuno terkesan cupu, seharusnya intan tetaplah intan dimanapun berada.
"Maaf, aku sudah ada janji makan siang."
"Dengan Arya?" Aura tak senang tampak dari wajah lelaki yang dulu pernah jadi Cinta Pertama Dinda.
"Iya. Maaf aku kembali kerja dulu. Ngga enak sama bu bos." Dinda berlari kembali ke dalam. Tatapan buas Rico seolah sanggup menelan dirinya mentah-mentah sampai-sampai Dinda hampir tidak bisa bernafas.
"Dua kali aku ditolak hari ini, entah ada apa dengan Dinda. Sebelumnya dia selalu ramah berbicara denganku dan mau menerima telpon dariku." Pikiran Rico berkecamuk. "Arya benar-benar sudah meracuni pikirannya."
"Kenapa sih itu cowok? Sudah dua kali hari ini sok manis nawarin ini itu. Atau jangan-jangan... Ah sudahlah, aku gak peduli. " Dinda berjalan menuju meja kerjanya kembali.
-----
"Selamat ya dok, operasinya sukses." Beberapa perawat dan asisten mengucapkan selamat ke dokter muda nan tampan itu setelah menyelesaikan tahap akhir operasi. Tindakan yang dilakukan tepat jam 5 pagi dan baru selesai jam 10 pagi. Arya menganggukkan kepalanya dan berterima kasih kembali kepada semua tenaga medis yang hadir saat operasi berlangsung. Arya segera menuju ruang prakteknya untuk berganti baju dan membersihkan dirinya.
"Din, lagi apa?" Kursi putar menjadi tempat rebahan Arya melepas penat sejenak setelah selesai mandi dan berganti jas putih kebanggaan.
"Wah, pak dokter baru selesai operasi?" Telpon dijepit di telinga dan bahu kanan Dinda, sementara jari-jarinya tetap lincah mengetik email dan mulutnya sambil mengunyah permen mint favoritnya. Sungguh perempuan adalah makhluk multitasking yang ajaib. Bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu tanpa cela.
"Lagi ngemil yaa, hahaha." Goda Arya
"Eh iya maaf, biar gak ngantuk, hehehe. Istirahat dulu Ar, pasti capek setelah berdiri lama." Dinda menghentikan mengetik email dan memegang gagang telpon sambil melihat pemandangan dibawah dari gedung lantai 27.
"Sudah biasa. Oh, sebentar ya aku tutup dulu telponnya, ada teman berkunjung. Nanti aku telpon lagi. Bye."
"Bye....."
**********
1. Tinggalkan jejak komen kalian untuk cerita lebih baik (◍•ᴗ•◍)
2. Penulis usahakan UP setiap hari minimal 1 bab \(^o^)/
3. Power Stone kalian membuat penulis lebih semangat lagi berkarya (◍•ᴗ•◍)❤
4. Berikan aku GIFT jangan lupa yaa (๑˙❥˙๑)
IG: @anee_tavel