"Haiiii, Dinda kan yaa? Ih meuni geulis pisaan kamu teh." Lama gak berjumpa Dewi, langganan pasien pingsan ini, hahaha. Masih ceriwis namun agak subur karena denger-denger lulus sekolah langsung dinikahkan oleh orangtuanya.
"Dewi gimana? Masih suka pingsan gaak, hihihihi?" Dinda seloroh
"Tergantung Din, kalau ditunggangin terus ya bakalan pingsan. Hahahaa." "Dasar cewek mesum dari dulu." Dinda menarik hidung Dewi.
"Tasya.... Arya... Makin cakeeeppp aja kalian teh." Timpal Dewi
"Kamu juga wi, makin "sehat" aja kayaknya. Hahahaha." Ledek Tasya sambil mencubit pinggang Dewi yang berlemak.
Yang diledek, bibirnya manyun digoda. Karena dia tau Sehat yang dimaksud Tasya adalah berbadan subur.
"Wajaaar sudah emak-emak. Kalian nanti juga kalau sudah menikah, bodynya gak akan selangsing sekarang. Apalagi kalau sudah turun mesin." Dewi membela diri.
"Iya iya Dewi cantik. Yuks kita kedalam. Pasti sudah banyak teman-teman yang datang." Dinda menggandeng lengan Dewi kedalam ruangan. Diikuti Tasya dn Arya yang sejak tadi tidak berkedip memandang Dinda.
"Hati-hati nanti matamu kecolok loh gak kedip gitu." Goda Tasya ke Arya.
"Hehehehe, biasa aja. By the way, Dinda sudah jauh berubah sekarang penampilannya. Bukan gadis cupu berkepang dua lagi."
"Ya waktu memang bisa merubah semuanya. Tapi aku yakin, dia masih Dinda yang ramah ke semua orang dan naif."
"Naif? Kata yang membahayakan namun juga menyenangkan." Gumam Arya.
**********
1. Tinggalkan jejak komen kalian untuk cerita lebih baik (◍•ᴗ•◍)
2. Penulis usahakan UP setiap hari minimal 1 bab ＼(^o^)／
3. Power Stone kalian membuat penulis lebih semangat lagi berkarya (◍•ᴗ•◍)❤
IG: @anee_tavel