Suasana didalam mobil hening. Arya menyalakan radio dengan USB yang di bluetooth lewat hpnya. Lantunan lagu dari Ronan Keating semakin memastikan generasi tahun keberapa si pemilik mobil Jeep Wrangler itu.
Dinda menekuk bibirnya dan meremas tangannya ke gaun merah yang cantik dia pakai malam ini. Sesekali dia melirik Arya dan dari Arya tahu kalau merasa dilihat dari ekor matanya.
"Arya, kamu gak mau konfirmasi sesuatu?" Akhirnya Dinda memberanikan diri membuka suaranya.
Yang ditanya konsisten dengan diamnya sambil menatap jalanan di malam hari. Arya mengeraskan rahangnya teringat Rico yang berani mendekati cewek incarannya beberapa saat yang lalu.
"Dinda, aku tahu kamu suka Rico sejak sekolah. Tapi, kamu gak tahu kan bagaimana sepang terjang Rico di sekolah? Aku gak mau kamu jadi korban keisengan dia berikutnya." Akhirnya Arya menjelaskan.
Dinda tersenyum mendengarkannya, "Arya, pernah denger gak istilah Cinta Monyet? Cintanya pergi, tinggal monyetnya, hehehehe."
"Aku dulu memang salah satu cewek penggemarnya. Sejak kelas 1 sampai kelas 3. Tidak mau berpacaran kalau bukan dengan dia, hahaha. Tapi, aku sekarang malah bersyukur, karena dia pula aku bukanlah perempuan yang gonta ganti pacar dan bekas pacar orang lain." Dinda menjelaskan.
"Jadi, dari dulu kamu belum pernah pacaran?" Arya menatap Dinda tidak percaya.
"Emang harus ya pacaran? Aku lebih suka single kemana-mana enak gak ada yang melarang. Kecuali bapak dan ibu, hehehe."
"Ckckckck, 1 banding 1000 cewek kayak kamu Din." Perjalanan terhenti di warung bakso langganan mereka dulu saat sekolah.
"Masih mau makan disini gak?" Arya menantang Dinda
"Mau aja sih.... tapi masa pakai gaun begini?" Dinda melirik gaun merah selututnya.
"Pakai ini...." Arya menyerahkan jaket kulit warna coklat muda yang selalu ada didalam mobilnya.
**********
1. Tinggalkan jejak komen kalian untuk cerita lebih baik (◍•ᴗ•◍)
2. Penulis usahakan UP setiap hari minimal 1 bab \(^o^)/
3. Power Stone kalian membuat penulis lebih semangat lagi berkarya (◍•ᴗ•◍)❤
IG: @anee_tavel