Tawanya yang terdengar nyaring seperti melodi tersendiri dalam hidupku,
Senyuman di wajahnya, bagaikan sinar mentari yang hangat untukku,
Keindahan wajahnya membuatku teduh saat menatapnya,
Rasa yang tumbuh dengan tidak sengaja, membawaku dalam dekapannya,
Cinta dan sayangnya, bagaikan air yang menumbuhkan ribuan bunga,
Di dalam gurun pasir yang gersang di hatiku,
Zoelie...
Kau seperti pelangi yang keindahannya tersimpan di dalam langit,
Akan tetapi selalu membekas selamanya pada siapa saja yang melihatnya,
Kau anugrah indah dalam duniaku dan hidupku...
-Nara_Hyuga.
10 tahun kemudian,
Pernikahan Haziel dan Zoelie tak terasa sudah memasuki tahun ke 10. Hidup mereka penuh dengan canda tawa namun juga terselip kesedihan, saat Hazman sang kakek harus pergi untuk selamanya.
"Mommy, good morning!" seru gadis kecil yang terlihat berlari ke arahnya.
"Hazui," panggil Zoe begitu senang melihat sang putri.
Hazui Maximiliano anak dari Haziel dan Zoelie yang memilih tinggal dengan Evany dan Leandro di Paris. Semenjak usia Zui 5 tahun, gadis kecil itu memilih tinggal dengan grandpa dan grandma nya di paris. Sedangkan Hazi dan Zoe berada di Amerika, meneruskan usaha dari Hazman yang tidak bisa di tinggalkan oleh Haziel.
"Aku merindukanmu, sayang!" seru Zoe memeluk erat sang putri. Menciumi wajah Zui dengan penuh kasih sayang.
"Haziel!!" teriak Zoe memanggil sang suami yang tengah berada di dalam rumah.
Haziel bergegas keluar melihat apa yang terjadi. Terlihat Evany menghampiri sang menantu dan mengambil si kecil dari gendongannya.
"Hallo, Zeon." Evany menciumi anak kedua Zoe yang berusia 4 tahun. Cucu lelaki Evany dan Leandro.
Zeon tersenyum lalu mencium pipi sang Grandma. Zui berhambur ke dalam pelukan sang ayah, menciumi sang ayah dengan gemas. Haziel memeluk Zui lalu berputar membuat sang putri berteriak gembira.
Malam harinya, Zui terlihat sudah tertidur pulas dengan Zeon yang berada di sampingnya. Zui memang tidak tinggal dengan mereka, tapi terlihat jika putri mereka begitu menyayangi sang adik Zeon.
"Aku bahagia melihat mereka bisa tidur bersama," ucap lirih Zoe dari balik pintu.
"Ya, mereka seharusnya selalu bersama. Aku ingin melihat perkembangan putriku dari dekat," balas Haziel menatap penuh kasih sayang pada kedua buah hatinya.
Evany dan Leandro yang mendengar itu pun mengerti dengan semua ucapan keduanya. Mereka sengaja mengantarkan Zui untuk bisa kembali hidup bersama dengan kedua orang tuanya.
"Aku harap, kehidupan mereka selalu bahagia selamanya. Aku ingin putriku selalu bahagia," seru Evany dengan menitikkan air matanya.
"Percayalah. Haziel pasti membahagiakan Zoelie kita," balas Leandro.
Setelah kepulangan Zui dari Paris. Zoe semakin sibuk dengan kedua anaknya, setiap harinya akan ada saja suatu kejutan yang di lakukan Zui dan Zeon untuknya. Hazi semakin sibuk dengan dunia bisnisnya, Shoni dan Lexi sekarang berada di Roma karena pekerjaan Lexi yang mengharuskan mereka pergi ke negara tersebut.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa hasilnya begitu mengecewakanku!" seru Hazi seraya membanting dokumen di atas meja.
"Maafkan saya Tuan, semuanya telah beralih pada perusahaan baru yang terdapat di California."
"Jangan mengulur waktuku! Segera cari tahu siapa pemiliknya dan segera beritahu diriku!" perintah Haziel.
Haziel terlihat sedang mencari nama seseorang di dalam ponsel pintarnya, setelah mendepatkannya segera dia menghubunginya, "Masa bodoh dengan apa yang sedang dia lakukan, aku mengingingkannya kembali!" seru Haziel seraya menunggu seseorang yang akan mengangkat telpon darinya.
"Kembali dalam satu minggu lagi! Aku sudah berbaik hati melepaskanmu beberapa tahun ini," ucap Haziel dengan sekali tarikan napas, setelah itu segera mengakhiri panggilan jarak jauh tersebut tanpa ingin tahu jawaban dari seseorang di seberang sana.
"Astaga!" pekiknya dengan kesal dan melempar ponselnya tanpa sadar karena merasa kesal.
"Ada apa?" Terdengar suara dengan nada manja di dekatnya.
"Kau pasti tahu siapa yang selalu membuatku marah," jawabnya.
"Kita memang tidak tahu diri, sepertinya kita memang harus segera kembali. Haziel membutuhkanmu dan agensiku membutuhkan diriku," terang Lexi menatap lembut sang suami di depannya.
Shoni dan Lexi melangsungkan pernikahan di Newzeland dan saat itu Haziel dan Zoelie tidak bisa menghadirinya. Kondisi yang tidak bisa membuat mereka datang, kematian dari Hazman dan lekahiran dari Zui.
"Kau akan kembali bekerja dengan memamerkan kembali tubuhmu itu?" tanya Shoni dengan tatapan tajam.
Lexi tersenyum melihat suaminya terlihat cemburu," Tentu tidak. Aku akan menerima tawaran sebagai bintang film saja dan akan mengumumkan pada seluruh dunia, jika Lexi akan meninggalkan dunia modeling," jelas Lexi.
Shoni mencium kening istrinya, sosok wanita yang telah membuat harinya menjadi bermakna. Lexi yang terus ada bersamanya disaat semua wanita yang sudha dia sakiti pergi dan mengumpat akan kelakuan dirinya. Namun tidak dengan seorang model ini, dia selalu saja menjadi sosok teman dan teman bermain Shoni.
"Aku sangat mencintaimu, Sayang." Lexi mencium kilas bibir Shoni.
"Aku pun. Cinta ini milikmu dan selamanya milikmu," tegas Shoni seraya meletakan tangan Lexi di dadanya.