Chereads / Hemlock : The land of werewolves / Chapter 16 - Itu tampak seperti mawar merah yang merekah

Chapter 16 - Itu tampak seperti mawar merah yang merekah

"Baiklah!"

Arthur menganggukkan kepalanya. Tersenyum lebar mata itu berkedip kearah Cecile.

Ketika wajah tampan seperti Arthur yang melakukan nya. Entah kenapa itu terasa sangat manis dan memikat.

Cecile mengakuinya diam-diam.

"Tapi bagaimana caranya? mereka mengepung kita, pedang juga tepat diatas kepala kita, apa kau punya solusi?"

Arthur tidak menjawab. Ia hanya melayangkan kedua tangannya ke udara dan bertepuk tiga kali. Dengan keahlian yang dimilikinya, pergi dari lingkaran ini adalah hal yang mudah.

prok!

prok!

prok!

Seketika sekelompok pria berjubah bulu terkesiap di tempat. Mereka sadar melupakan sesuatu yang penting. Cecile merajut alisnya tak mengerti, kenapa Arthur bertepuk tangan di situasi seperti ini?

"Tuan muda jangan lakukan itu disini..." Seru salah seorang dari sekelompok pria berjubah.

Arthur hanya meliriknya sekilas. Sudah tidak ada lagi orang di tempat ini selain mereka. Jadi kenapa tidak ia melakukannya? Dan untuk gadis disampingnya ini, ia akan membuat kesepakatan dengannya nanti.

Cecile masih termangu diam tak mengerti. Sampai sepasang mata coklatnya terbeliak lebar. Tampak sangat terkejut dengan kemunculan gulungan asap hitam yang datang begitu saja.

Penampakan asap hitam itu sedikit seperti angin puting beliung.

Itu awalnya berada jauh dari mereka. Tapi tak lama setelah itu tampak semakin mendekat. Seakan siap menyulut mereka kedalamnya

Refleks ia meraih lengan Arthur untuk mencari perlindungan. Dan pria itu tepat menoleh kearahnya.

"Peluk aku!"

"Apa?" Cecile sedikit terkejut dengan permintaan Arthur yang mendadak menyuruh untuk memeluknya.

Arthur tidak lagi menjawab. Ia segera menarik gadis itu dalam dekapannya.

Sekelompok pria berjubah bulu itu kehilangan semangat ketika melihat hal itu. Menurunkan pedangnya, perlahan mereka masih mencoba untuk menghentikan.

Tapi nyatanya mereka sudah terlambat.

Dua orang itu sudah tersulut dalam gulungan asap hitam lalu pergi dan hilang. Pada akhirnya mereka gagal kesekian kalinya.

Cecile sama sekali tidak mengerti situasi apa yang sedang ia hadapi saat ini. Ia hanya merasakan pusing yang sangat berat. Dan dalam dekapan Arthur yang erat. Kaki nya melayang begitu saja, tidak lagi menginjak bumi. Apakah Arthur membawanya terbang? pikirnya.

Ia tidak dapat melihat apapun. Karena wajahnya tenggelam di dada Arthur.

Dengan kedekatan seperti ini, Cecile dapat merasakan detak jantung Arthur yang sedikit bergemuruh. Menghirup aroma cendana yang khas dari tubuhnya. Dan itu menenangkannya perlahan.

Ia yang awalnya merasa pusing, perlahan memejamkan mata dan terkulai begitu saja dalam dekapan itu.

Saat ini Arthur melakukan teleportasi. Itu adalah kali pertama ia membawa gadis manusia bersamanya. Sebenarnya ia ragu melakukannya. Tapi entah kenapa pada akhirnya ia memutuskan untuk melakukanya.

Entah daya tarik apa yang dimiliki gadis ini. Sampai ia tidak ragu melakukan semua ini padanya.

Brak!

Pada akhirnya mereka terdampar diatas lembah yang bewarna.

Cecile yang nyaris hampir tertidur, kembali merasa pusing di kepalanya. Akan tetapi ia merasakan ada beban berat yang menimpa tubuhnya. Memperjelas pandangan nya, sebuah wajah yang tampan tepat berada diatasnya.

Matanya bertemu dengan sepasang bola kristal yang tampak berbinar misterius. Lalu turun pada lekuk hidung mancungnya yang sempurna. Dan perlahan mendarat di bibir tipisnya yang merah gelap keunguan. Segera kedua belah pipinya bersemu merah.

Arthur yang melihat raut wajahnya yang memerah, tak sanggup menyembunyikan senyumnya. Gadis itu memiliki belahan pipi yang tirus, yang ketika itu memerah tampak seperti mawar-mawar merekah di kedua belah pipinya yang menawan.

"Ar-thur!"

"Em?" Arthur tau gadis dibawahnya ingin ia bangun sekarang. Menopang sikunya ke tanah, wajahnya bersandar diatas telapak tangannya. Seperti itu, ia kembali memperhatikan gadis dibawahnya dengan tatapan menggoda.

"Cepat bangun!" Menebak niat pria itu, Cecile merasa kesal. Dengan keras ia mendorong pria itu dari tubuhnya, tapi itu seperti semut kecil yang sedang mendorong batu besar. Sangat sia-sia!

"Aku suka melihat pipi kau yang memerah"

Kata Arthur. Ia masih menolak untuk bangun. Perlahan tatapan nya melembut, seakan benar-benar jatuh dalam jurang keindahan.

"Itu tampak seperti mawar merah yang merekah"

Deg!

Mendengarkan pujian nya, merasakan tatapan matanya yang melembut dan menghirup aroma tubuhnya sedekat ini, Cecile tidak dapat menyembunyikan debaran jantungnya yang berdegup kencang. Terasa bergemuruh seperti angin ribut.

Arthur dapat merasakan detak jantung dibawahnya yang terasa sangat keras. Pada akhirnya ia bangun, menolak untuk terus mengusiknya.

Melihat Arthur yang sudah berpindah dari tubuhnya. Cecile menghela nafas lega. Detak jantungnya normal kembali. Dengan begitu perlahan ia bangkit sembari membersihkan gaunnya yang kotor.

Melihat kesekitar, Cecile merasa terpana. Itu tampak seperti lembah dengan coklat, oranye keemasan. Angin bertiup dan menggugurkan dedaunan begitu saja.

Lalu dedaunan yang bewarna coklat dan oranye itupun terbang dihembus angin.

Mendarat ditanah, mereka berkumpul seperti perpaduan warna yang menarik.

Cecile tidak pernah melihat semua pemandangan ini sebelumnya. Sampai pada akhirnya ia tersadar.

Bukankah tadi mereka dikepung oleh pria berjubah bulu itu?

Cecile mencoba menggali kembali ingatannya.

Dimana mendadak Arthur menariknya dalam pelukannya. Dan ia merasa tubuhnya seakan melayang detik itu tidak lagi menginjak bumi.

Semuanya menjadi gelap ketika wajahnya tenggelam didada bidang Arthur. Dan ia merasa sangat pusing saat itu seakan dunia berputar.

Lalu entah bagaimana mendadak mereka sudah terdampar ditempat ini, bagaimana bisa?

Dan melihat tempat ini. Itu sedikit aneh. Cecile tidak pernah menemukan lembah bewarna seperti ini sebelumnya. Dimana pohon memiliki dedaunan coklat keorenan dan mereka berguguran dengan Indah.

"Arthur"

"Em!" Meletakkan ibu jari dan telunjuknya di sekitar dagu. Arthur sudah menebak pertanyaan gadis itu

"Apa maksud dari semua ini?"

___