Chapter 10 - Bab 10 - Kenangan

Menguji tingkat kualifikasi "Tuan Rumah"...

Proses...1...6...29...44...50(Ahli)...53...87...91...100(Guru)...175...226...250(Tuan)...312...500(Raja)...750(Kaisar)...1000(Penguasa)...3580...6707!

Tingkat kualifikasi "Tuan Rumah" mencapai batas!

Mencari potensi...

Di temukan!

"Pertumbuhan Tinggi", melanjutkan...

Proses...6708...8947...10000(Bumi)...100000(Langit)...500000(Bintang)...1000000(Yang Mulia)!

Tingkat kualifikasi "Tuan Rumah" mencapai batas!

Mencari potensi...

Tidak ada!

Menetapkan tingkat kualifikasi "Tuan Rumah"...

"1000000", melanjutkan ketahap berikut...

Menganalisa keinginan "Tuan Rumah"...

"Menjadi yang terkuat!", melanjutkan...

Proses...1%...45%...99%...

100%... Mencari tipe "Sistem" tercocok...

Di temukan!

"Sistem Terkuat Tak Terkalahkan!", melanjutkan...

Proses...1%...64%...99%...

100%..."Sistem Terkuat Tak Terkalahkan!" Berhasil Aktif!

"..."

Dan ketika ini, Panel yang mengitari Katiya telah menghilang.

Namun, tidak lama kemudian, suara magnetis terdengar di seluruh alam bawah sadar Katiya!

Ding! Sistem Terkuat Tak Terkalahkan menyapa Tuan Rumah, "Halo!"

"..."

Ding! Paket Pemula!

Ding! Tuan Rumah, tidak bisa membuka!

Ding! Otomatis di buka!

Ding! Selamat, Tuan Rumah mendapatkan 1000 tingkat!

Ding! Tingkat Tuan Rumah saat ini, 1009!

"..."

Setelah suara Sistem berlalu, tubuh Katiya bergetar hebat!

Dengan memancarkan aura-aura mengerikan dan sekaligus menghangatkan.

Saat ini, perpecahan terjadi pada tubuh Katiya, itu seperti ada sesuatu yang akan terbebas dari tubuh Katiya!

Sementara terjadi anomali pada tubuh Katiya, Sistem kembali berdering.

Ding! Tugas Utama

Ding! Mencapai tingkat 1 juta dalam waktu 1000 tahun!

Ding! Hadiah, mendapatkan tambahan 1 miliar tingkat!

Ding! Gagal, tidak apa-apa!

Akan tetapi.

Ketika Sistem baru selesai memberi tugas, tiba-tiba anomali dari tubuh Katiya lenyap dan menjadi semula.

Melayang di lautan galaksi.

Lalu, Katiya perlahan membuka matanya, tapi mata itu berbeda dari biasanya...

Tanpa cahaya, tanpa kehidupan!

Hanya kedalaman tak berdasar!

Namun hanya sebentar, Katiya langsung kembali menutup matanya.

Pada saat ini.

Panel kembali muncul mengitari Katiya dengan perbedaan yang mencolok.

Panel itu retak, dan satu demi satu serpihan jatuh dari panel itu.

Pada saat yang sama, suara Sistem kembali berdering dengan panik!

Ding! Peringatan!

Ding! Sistem dalam bahaya!

Ding! Menganalisa musuh!

Ding! Analisa gagal!

Ding! Meminta bantuan!

Ding! Gagal!

Ding! Mereset tugas dan tingkat!

Ding! Ke-Kesalahan!

Dingg! D-rdiding! Drrr-rngrngingdngー

Suara Sistem menghilang bersamaan dengan hancurnya panel.

Kemudian.

Jauh di suatu tempat gelap, sunyi, dan hampa.

Terdapat sesosok mosaik ungu berbentuk manusia, tanpa di ketahui ukurannya.

"Um? Ciptaanku? Menghilang, rzz?"

Tanpa mengetahui ekspresi apa yang di buat oleh sosok mosaik itu, dia berbicara dengan suara dan nada logat yang aneh.

"Apa yang terjadi? Bukankah dia mengikuti jiwa reinkarnasi, sebuah jiwa lemah hasil pungutan dari ras debu tertinggi itu, rzz?"

Tidak di ketahui apakah dia memiliki ekspresi jijik ketika mengatakan itu.

"Ah, sudahlah, aku akan memeriksanya sendiri, rzz."

Namun, sebelum sosok mosaik itu bisa berangkat pergi, sebuah mata tiba-tiba muncul, dan terbuka menatapnya.

Tanpa cahaya, tanpa kehidupan, dan tanpa warna!

"A-A-Apa i-itu?!! Rzzー"

Itulah ucapan terakhir dari sosok mosaik ini, ketika dirinya lenyap menjadi ketiadaan!

Dan mata yang terbuka secara alami kembali menutup.

Meninggalkan kekosongan yang asli.

Kemudian.

Kembali ke alam bawah sadar Katiya, Katiya saat ini tanpa gangguan apapun, melayang di antara galaksi.

Bahkan triliunan galaksi tidak menabraknya.

Melainkan pada saat ini, mata Katiya kembali membuka dan menutup, sama seperti sebelumnya.

Kemudian setelah itu, triliunan galaksi mulai bergerak liar, menuju satu pusat, di samping Katiya.

Dan selanjutnya meringkuk membentuk sesosok anak kecil yang jika di tentukan umur, akan seukuran baru masuk sekolah dasar dari taman kanak-kanak.

Anak kecil itu memiliki rambut hitam berbintik bintang yang terurai, dengan mata kristal biru gelap.

Perlahan dia bangun dan menatap Katiya di hadapannya dengan linglung, dan polos seperti bayi yang baru lahir, mungkin.

Namun tiba-tiba dia tersentak listrik, dan mendapat sebuah memori ingatan yang mematangkan dirinya.

Lalu.

Dengan berlinang air mata yang tak tertahankan, seperti anak yang telah mengalami mimpi buruk.

Dia bergegas melayang, memeluk tubuh terbentang Katiya dengan tubuh kecilnya, yang terlihat rapuh sambil menangis tersedu-sedu.

"Hwaa...uuah... Tuan Rumah, syukurlah kita bertemu lagi! ... A-Aku pikir, aku sudah "mati" tadi ... Tapi sekarang, karena aku sudah kembali! Aku akan melanjutkan tugasku sebagai "Sistem" untuk Tuan Rumah, kan!"

Dengan nada kekanakan begitu, dia dengan pelan mengusap air mata yang mengalir sambil tersenyum.

Setelah itu, anak kecil yang menyebut dirinya "Sistem" ini, berdiri dari kepemelukan Katiya.

Dan kemudian dia duduk melipat lututnya atau di kenal sebagai pose seiza.

Meski dia melayang di ruang angkasa gelap, dia bisa melakukannya di samping Katiya!

Dengan keadaan telanjang tanpa ada apapun yang di kenakan olehnya.

Tanpa ada gerakan lain, dia memejamkan mata dan anak kecil itu mulai berpikir dengan serius.

"Hmm, hmm..."

Sambil mengerutkan kening, dia menelusuri sesuatu dalam benaknya.

"Ini aneh... Kemana perginya semua hukum otoritasku sebagai Sistem? ...Mungkinkah karena yang terjadi padaku sebelumnya? Kalau begitu... Aku jadi tidak berguna, dong...?"

Sementara dia merendahkan diri sendiri, anak kecil itu memutar otaknya untuk mencari.

Apakah ada yang berguna dari dalam dirinya ini?

Saat berikutnya, dia menggenggam erat lututnya yang lembut dengan kesal setelah tidak bisa menemukan apapun.

"Ini... Bagaimana aku... Mmnn..."

Air mata menetes di tangan anak kecil itu saat dia berbicara dengan bibir gemetar.

Apa dia sudah tidak berguna lagi?

Tanpa kuasa atas Sistem, bisa apa dia?

Dia tidak tahu harus apa lagi, agar bisa menjalani tugasnya sebagai Sistem.

Karena dia hanya tahu bahwa dia adalah Sistem yang terlahir untuk Tuan Rumah tersayang ini.

"Bagaimana ini... Bagaimana ini..."

Anak kecil itu mengulangi kata demi kata dengan bingung.

Dia kemudian secara perlahan berusaha membuka kelopak matanya untuk melihat Katiya.

Dia berharap Katiya saat ini sudah bangun dari tidurnya.

Lalu tersenyum kepadanya, dan terus mengelus rambutnya, dan mengatakan "tidak usah khawatir semua akan baik-baik saja", sesuatu seperti itu.

"Ehm?"

Namun, air mata menghalangi penglihatannya.

Sehingga dia mencoba menghilangkan air matanya, yang tak kunjung berhenti mengalir ini.

Dengan cara mengusap keras semua sudut matanya menggunakan telapak tangannya.

Akan tetapi.

Samar-samar dia melihat sebuah kenangan ketika sedang mengusap air mata.

"Ini..."

Perlahan kenangan semakin jelas dan semakin banyak yang terlihat dalam benak anak kecil itu.

Dan saat ini, tubuhnya yang telanjang di selimuti oleh cahaya.

Lalu cahaya itu membentuk sepasang pakaian dalam anak-anak, dan selanjutnya membentuk sepotong gaun hitam bercorak bintang.

Serta sepatu flat biru gelap, sampai semua perlengkapan ini melengkapi tubuh polos anak kecil itu.

Di saat yang sama, anak kecil itu baru saja menerima semua kenangan yang datang kepadanya.

Dan berhasil mencerahkan penglihatan untuk hanya melihat Katiya yang tertidur.

Tapi dia tidaklah kecewa, karena...

"Ini ingatan, Tuan Rumah? Eh, bukan, tapi, ini ingatan Nona Katiya?"

Anak kecil itu bergumam masih merasa tidak nyata dengan kenangan yang di peroleh dirinya.

Walaupun kenangan itu tidak lengkap atau lebih tepatnya ada yang rusak terlewat.

Tetapi ini sangat berharga untuknya, untuk menenangkan hatinya yang sedang bimbang saat ini.

Atau dengan kata lain, dia merasa bahagia saat ini!

Matanya yang melirik Katiya, penuh dengan kecemerlangan tinggi!

Tapi...

Kebahagiaan tidak berlangsung lama.

Karena anak kecil itu melihat pemandangan yang membuatnya berdiri ketakutan.

Dia melihat di tubuh Katiya mendadak muncul lubang berdarah, menganga tepat di tengah dada Katiya.

"Eh?!! T-Tidak! Apa yang terjadi, Nona Katiya!!!"

Anak kecil itu berteriak secara histeris!

Akan tetapi.

Meski begitu, dia tidak menghampiri Katiya.

Melainkan dia pergi menghilang dengan cepat, dia bergegas keluar dari alam bawah sadar Katiya menuju kenyataan.

Karena dia tahu bahwa keadaan dari tubuh alam bawah sadar ini, akan mengikuti kondisi tubuh yang asli.

Sementara itu di sisi lain, di hutan ungu, lantai 2, Dungeon Airis.

Nasib tragis dari serangan monster bayangan, kembali di alami oleh sekelompok berjumlah 5 orang.

"Apakah kita akan mati?"

Kata Rosaliya, terbaring sekarat sambil menutupi dadanya yang terluka parah, dan lalu dia menoleh kesamping.

Hanya untuk melihat sesosok monster gelap, menusukkan cakar tajamnya kedada seorang gadis yang tidak sadarkan diri.

Atau mungkin sudah tidak akan pernah sadar lagi.

Termasuk dirinya sendiri.