Ini semua terjadi pada beberapa saat yang lalu, ketika Rosaliya membawa Katiya kedalam kelompok.
"Apa yang sedang kau gendong itu, Rosaliya?"
Kapten bertanya dengan wajah aneh, melirik kedua tangan Rosaliya yang penuh bawaan.
Dan untuk beberapa alasan, kedua tangan Rosaliya nampak seperti membawa sekarung putih yang berisi rerumputan liar.
"Eng... Seorang gadis!"
Rosaliya berjalan mencari area tempat yang nyaman, untuk membaringkan Katiya dengan lembut sambil menjawab pertanyaan Kapten.
"Eh, bukan setumpuk rumput liar?!"
Bukan Kapten yang merespon, tetapi Fred yang merespon dengan keras, sementara jarinya menunjuk kearah "rumput liar" yang di maksudkan.
Tapi, di seberang Fred, seorang wanita tiba-tiba berdiri dan kemudian berjalan menghampiri Rosaliya.
"Buka matamu lebar-lebar, Fred. Lihat itu, jelas-jelas itu adalah seorang gadis!"
Kata Selina, mengkritik pernyataan Fred.
Hanya saja, jauh di dalam hati Selina, dia sebenarnya hanya ingin mendapat alasan untuk bersama Rosaliya.
Karena awalnya dia juga sama seperti Fred, mengira itu "rumput liar" sampai Rosaliya membersihkan rambut Katiya dari rumput yang menempel, dan beberapa lembar daun ungu.
"Ya?"
Mendapat kritikan, Fred membuka matanya selebar mungkin, melototi "rumput liar" yang telah di bersihkan oleh Rosaliya itu.
"I-Itu benar."
Terbaring pada area kosong di bawah naungan pohon, "rumput liar" itu kini telah berubah menjadi seorang gadis cantik, dan "super imut sekali" menurut pendapat Fred.
Dan bukan itu saja, untuk beberapa alasan jantung Fred mendadak berdetak dengan liar sekali, di iringi nafas yang berat, dan mata memerah seperti binatang buas yang sedang kelaparan sekali.
Tetapi, seseorang tiba-tiba menepuk pundak Fred, dan berbisik padanya.
"Aku tahu apa yang kau pikirkan, Fred... Tapi, untuk sekarang tenanglah."
"A-Ah, ya... Senior Jack... Ah, tidak, Kapten..."
Itu Kapten yang bergegas menenangkan Fred, ketika dia melihat Fred akan lepas kendali.
Meskipun di sisi lain, mata sang Kapten bersinar dengan kecemerlangan aneh, di bawah redupnya cahaya dari api unggun, melirik Katiya yang tidak sadarkan diri.
Di belakang ini semua, itu tidak di sadari atau bahkan tidak di perhatikan oleh si kembar pirang.
Karena mereka berdua sangat fokus dan tidak memedulikan hal lain selain gadis yang tidak sadarkan diri saat ini.
"Anu... Rosaliya... Apa gadis ini yang menyebabkan suara gemerisik tadi?"
"Um, ya, seperti yang kamu lihat, Selina..."
"Oh."
Selina kemudian berhenti berbicara, setelah mendapatkan apa yang dia dan kedua pria di belakangnya ingin konfirmasi.
Namun, melihat Selina hanya memperhatikan di samping tanpa pengertian, Rosaliya sedikit cemberut.
"...Banyak daun dan rumput liar yang menempel di sekujur tubuh gadis ini. Selina, bantu aku untuk membersihkannya."
"Eh, ah, oke!"
Dengan itu, Selina ikut membersihkan tubuh dan pakaian Katiya dari sampah yang menempel.
Beberapa saat kemudian.
Di bawah pengawasan kecewa Kapten dan Fred dengan cahaya api unggun yang redup.
Kedua wanita itu akhirnya selesai membereskan semua sampah yang ada pada tubuh dan pakaian Katiya, tanpa sedikitpun memperlihatkan bagian tubuh yang memancing birahi.
Yah, meskipun kecewa karena tidak bisa melihat hal yang di inginkan, Kapten masih bergerak maju untuk membicarakan tentang masalah mereka kali ini.
"Ehem... Jadi semuanya... Apa yang akan kita lakukan pada gadis kecil ini?"
"Hm."
Mendengar pertanyaan Kapten, mereka merenung sejenak, dan Rosaliya yang paling serius di bandingkan Selina, dan Fred...
Api unggun terus menyala.
Waktu masih berlalu seperti biasa, namun dalam beberapa menit tidak ada yang mengutarakan pendapatnya masing-masing.
"Baik, biar aku jelaskan masalah paling dasar. Gadis ini... Tidak mungkin membawanya bersama kita untuk berpetualang, bukan?"
"Tentu!"
Mereka bertiga mengangguk bersama tidak menyangkal, alasannya mereka tahu maksud Kapten dengan baik.
Bahwa bukan tanpa sebab sang Kapten mengatakan itu, karena petualangan mereka sangat amat berbahaya.
Yakni, setelah melewati lantai 2 Dungeon.
Dengan berbagai monster kuat yang menunggu dalam perjalanan mereka, terutama tidak bisa di pungkiri bahwa mereka adalah sebuah regu petualang pemula.
Terdiri dari tipe Penyihir, Pendukung, Pembunuh, dan Pertahanan.
Atau tampaknya seperti itu, yang anggotanya tidak lebih dari tingkat 20, menantang Dungeon Airis.
Sebuah Dungeon tingkat rendah dan sejatinya hanya di peruntukan bagi orang-orang mempunyai tingkat di atas 30.
Tidak hanya itu saja, ada masalah berikutnya yang tak kalah penting dari membawa seorang gadis kedalam Dungeon.
"Selain itu, gadis ini tidak sadarkan diri... A-Apakah dia sudah mati...?"
"Tidak, dia masih bernafas."
"Oh."
"Tapi..."
"Tapi apa, Selina?"
"Ini sulit untuk di jelaskan, Kapten. Tapi gadis ini sepertinya sekarat akibat pengurangan mentalnya, yang telah melebihi batas aman untuk hidup(+1). Atau kita ketahui sebagai "minus nol"(-0), jika itu terus berkurang maka dia akan mati sebentar lagi. Dan bila tidak ada pertolongan untuk memulihkan mentalnya kembali kebatas aman untuk hidup. Dapat di pastikan dia akan mati sekarang."
"Apa?!!"
Teriakan Fred paling histeris dan aneh, di susul oleh Rosaliya seolah itu bencana mengira hanya pingsan, sementara Kapten merasa tidak percaya dengan hasil pemeriksaan dari Selina ini.
Meskipun dia tahu itu benar, karena pengetahuan tentang mental adalah pengetahuan paling dasar yang di pelajari oleh semua orang di dunia ini!
Utamanya bagi tipe Pendukung seperti Selina ini.
"Cepat, cepat, Selina, segera pulihkan mental gadis ini! Jangan biarkan dia mati!"
Untuk pertama kalinya Kapten terlihat sangat panik, dia tidak ingin melihat seorang gadis kecil mati di hadapannya.
Dia tidak ingin targetnya yang berharga mati!
Walau gadis ini tampak kurus tak terawat, selama masih hidup dan di rawat dengan baik, dia pasti akan tumbuh sehat dan luar biasa cantik seperti yang terlihat sekarang ini.
Dan pasti akan...
"I-Ini tidak bisa, Kapten..."
"Kenapa tidak bisa?!"
"I-Itu, Kapten, ini entah mengapa kemampuan Kehidupanku di tolak oleh tubuh gadis ini, jadi... Tidak bisa untuk melakukan pemulihan mental."
"Lakukanlah sesuatu, apapun itu!"
"B-Baik, Kapten!"
Selina gemetar, ini pertama kalinya dia di marahi, rasanya menakutkan, di tambah wajah Kapten yang terlihat sangat garang.
Itu benar-benar berbeda ketika saat pertama kali bertemu di Asosiasi Petualang.
Apa ini sifat asli Kapten?
Selina hanya bisa gemetar ketakutan dalam diam sambil memikirkan hal itu.
"Selina, aku akan membantumu."
"Um, terima kasih."
Rosaliya datang mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Selina yang gemetar, dan berkata dengan lembut di samping Selina.
"Yah, tidak buruk juga."
Kapten kembali tenang, mengawasi kembar pirang bersama Fred di situasi yang sama.
Akan tetapi.
Pada saat ini, tanah berguncang hebat berulang kali secara beruntun, bersamaan dengan suara keras seperti pohon yang di tebang satu per dua.
Yang tiba-tiba terdengar di telinga semua orang.
Suara itu semakin mendekat dengan cepat, tanpa hambatan menuju ketempat ini.
Menyadari akan kedatangan bahaya, sikap Kapten berubah menjadi sangat serius, dia kemudian berdiri dan mulai memperhatikan sekeliling yang gelap, di ikuti oleh Fred di belakangnya.
Lalu, keduanya menempel saling membelakangi dan mengeluarkan senjata dari masing-masing alat penyimpanan.
"Fred, berhati-hatilah, ini mungkin monster acak yang kuat. Jadi keluarkan semua kemampuanmu. Jangan sembunyikan apapun lagi. Untuk kedua wanita itu, Rencana B. Dan satu anak lagi biar aku sendiri yang menanganinya."
"Oke, tapi anak itu nanti bagilah."
"Aku janji."
"Bagus."
Fred tersenyum lebar mengerikan, menantikan janji Kapten setelah ini.
Di bawah redupnya cahaya malam dari nyala api unggun.
Bisikan mereka berdua tidak ada yang mendengarkan atau bahkan di perhatikan.
Di sisi lain, kembar pirang yang sedang berusaha melakukan pemulihan pada Katiya, mulai terganggu dengan adanya guncangan yang semakin dekat dan hebat.
"Rosaliya, apa yang terjadi pada tanah ini?"
"Ini... Mungkin gempa akibat pertarungan besar di lantai bawah Dungeon?"
"Mungkin... Tapi, kenapa suara kehancuran yang terdengar ini terasa semakin dekat dan keras?"
"Uh, um, aku tidak tahu, Selina."
"Oh... Namun, sepertinya situasi sudah kembali tenang. Jadi mari kita fokus lanjutkan!"
"Tentu!"
Saat ini, berbeda dengan sisi kembar pirang yang berpikir positif atau memang tidak bisa merasakan marabahaya.
Kapten dan Fred sudah berkeringat dingin dengan hati yang sangat amat terasa tegang sekali.
Karena mengetahui bahaya dalam kesunyian ini telah melampaui bahaya yang bisa mereka berdua tangani.
Monster yang suka bermain-main dan menakuti, monster yang bisa bersembunyi dalam kegelapan, sangat cepat, sangat penuh dendam.
Membenci hati wanita, membenci pria namun masih sangat mencintai.
Dan sangat cerdik.
Lahir dari sisi gelap wanita yang kekasihnya di ambil oleh wanita lain.
Dia adalah monster acak tingkat 1 A tipe kegelapan bernama Bayangan Hitam, atau lebih di kenal sebagai Black Shadow.
Swish...
Dalam kesunyian, keringat seseorang jatuh menetes ketanah.
Sekelompok 5 orang berada di ruangan cukup terbuka, dan di tengah-tengahnya terdapat api unggun yang menerangi area sekitar ini.
Tapi...
Tiba-tiba, api unggun padam dalam sekejap mata, kelompok itu pun tidak bisa melihat apapun lagi kecuali dua orang.
Dan ketika ini darah mengalir bercucuran dari tubuh seseorang.
Menunggu untuk reaksi besar yang lambat dari tubuh manusia.