Dira kali ini hanya bisa diam dan duduk tanpa bertanya di jok samping Abim yang sedang menyetir. Terserah dirinya mau dibawa ke mana oleh Abim. Yang pasti, momen ini memang sangat Dira tunggu-tunggu. Momen di mana Abim yang menghampirinya sendiri dan ingin menjelaskan semuanya.
Dira langsung terbelalak ketika ia mengetahui arah jalan yang Abim lewati. Ini arah jalan menuju bukit milik Raga. Tidak. Tidak boleh ke sana.
"Ini mau ke mana??" Tanya Dira gusar.
"Ke bukit kita yang biasanya."
"Nggak!!!" Ujar Dira cepat.
Abim mengernyit dan memelankan laju mobilnya. "Kenapa?"
"Nggak.. nggak boleh ke sana. Cari tempat lain aja."
Abim menatap Dira intens. "Kenapa?" Tanyanya ulang.
Dira menggeleng cepat. "Ya ke tempat lain aja.."
"Saya maunya ke bukit." Elak Abim.
"Udah jam segini!! Gelap. Dingin." Tegas Dira yang tak mau kalah.
Abim merasa Dira menyembunyikan sesuatu darinya. Dan lelaki itu hanya berdecak saja. "Baiklah. Kamu mintanya ke mana?"