Sudah dua hari ini gadis yang bernama Aika itu terlelap di kamarku. Kakek belum tau kalau aku menyelundupkan seorang gadis di kamarku.
aku meminta Mayu mengawasinya sepanjang waktu. Aku juga meminta Sora dan Tom, menjaganya. Sementara itu, aku dan Yuu tengah berlatih kendo bersama kakek.
Baju kendogiku sudah basah semua. Yuu masih belum menyerah, berkali-kali dia mencoba memukul puncak kepalaku dengan sinainya.
Begitu juga kakek, sangat semangat sekali menyuruh Yuu membantaiku.
"Mo Yameroo!!" keluhku.
"Kau tau, Kakek sudah mengetahui kejahatanmu itu. Dan papa akan segera datang untuk menghajarmu. Jadi, aku akan lebih dulu menghajarmu."
"Salahku di mana?? aku hanya membantu seorang gadis." ucapku sambil menahan sinai yang hampir mengahantam kepalaku.
Aaaaaaaaargrg!
Nafas Yuu memburu, keringatnya mengucur deras. Akupun sama. akhirnya kami berdua duduk di teras Dojo.
Mayu berlari ke arahku, secepat kilat dia sudah di depan mataku dan membisikkan sesuatu.
"Dia bangun."
Kami berlari ke kamar, dan melihat gadis bernama Aika itu berdiri di halaman belakang sambil merenggangkan badannya. Matanya berapi-api.
"ohayo!" sapanya semangat.
"Ryuu dia buta, ini sudah hampir siang." bisik Yuu sambil terkekeh.
ku sikut perutnya yang rata.
"Kamu bisa mandi dan bersiap makan siang bersama. Aku undur diri dulu."
aku seret abang gantengku itu pergi. Mayu meminta Aika berjalan bersamanya.
Di ruang makan ramai sekali, aku melihat beberapa pengawal berjejalan di sana. Mengerumuni seseorang.
Ya, seorang gadis manis berkimono merah yang duduk di sebelah kakek.
"Sudah gila dia!"
aku segera duduk di samping Kakek.
"Kenapa kau biarkan gadis secantik ini sendirian,Ryuu.."
"Hah??" aku tersentak saat Kakek memujinya.
"Dia bilang, jauh-jauh dia datang ke sini mencarimu."
"Domo Ryuu-sama."
Dasar rubah!
Dia makan dengan lahap, entah sudah berapa banyak piring dan mangkok yang bertumpuk di sampingnya. Aika menatapku sambil tersenyum, sementara mukanya sudah belepotan dengan berbagai macam makanan.
Mayu membersihkannya, Mayu pasti kerepotan mengurus gadis seperti itu.
Sepanjang hari gadis itu berjalan ke sana ke mari. Dan berhenti di dojo, dia berganti baju dan mulai memainkan sinai di sana.
"Dia cukup terampil."
...
Namun, di malam hari dia terlelap lagi, dan baru bangun dua hari berikutnya.
Namun, kali ini dia tampak berbeda. Dia tak seperti gadis kemaren siang yang begitu bersemangat menghabiskan segala makanan dengan lahap. Kali ini dia sedikit gloomy.
"Aika-sama ini makanan anda."
"Kamu siapa?" tanya nya pelan sekali.
"Aku Mayu, orang yang akan menjagamu selama kamu di sini."
"Di mana aku?"
"Kastil-Ku."
Gadis ini sebenernya siapa? apakah dia memiliki dua kepribadian yang berbeda.
Aku mengajaknya latihan kendo. Dia, bahkan mengangkat sinai saja tak kuat. Dia terus-terusan menghindariku. Di saat makan malam pun dia terlihat begitu angun dan sangat sopan. Kakek sangat takjub dengan kepribadiannya kali ini.
"Terimakasih sudah menampungku di sini."ucapnya lirih.
"Kamu siapa?"
"Aku..." matanya bergoyang, seperti sedang mencari alasan keberadaan dia di sini. Dia juga seperti orang yang ingin tau kenapa dia ada di sini.
Ku sodorkan minuman bersoda padanya.
"Maaf aku tidak mau meminumnya. Maaf."
"Oh okay. "
Di bawah sinar bulan yang gemerlap, kami duduk berdua menatap langit yang cerah malam ini. Kembang api berkerlip di langit cerah malam ini.
"Katanya, jika kita meminta sesuatu saat seperti ini, pasti akan dikabulkan?" ucapnya penuh harap.
"Kata siapa?"
Senyumannya ayu malam ini. Apakah besok dia akan berubah lagi?