Dari balik kaca jendela, Alice menyibak sedikit tirai untuk mengintip ke luar rumah. Mata birunya sibuk mengawasi rumah yang berada tepat di seberangnya dan tertuju pada satu titik, yaitu sosok anak perempuan sebaya yang sedang duduk di tepi atap sambil menggoyangkan dua kakinya bersilangan.
Sosok itu tampaknya tidak menyadari kalau dirinya sedang diawasi. Angin lembut mengibarkan penutup wajah yang dikenakan, menunjukkan sedikit-sedikit wajahnya yang menyeramkan.
Alice mengikuti ke mana sepasang mata merah itu memandang. Seorang wanita keluar dari rumah dengan pet cargo di tangan menuju mobil yang terparkir di tepi jalan. Ia dapat melihat matanya yang sedikit melengkung, tanda sedang menyunggingkan senyum. Sejak adiknya itu duduk di tepi atap, Alice tidak melihatnya melakukan sesuatu pada mobil pengunjung itu. Dari tadi hanya duduk menikmati hangatnya mentari siang di musim gugur.
Tanpa melepas senyum, Lizzie beranjak dari tepi untuk masuk kembali ke rumah itu.