Hari ini menjadi hari yang cukup mendebarkan untuk Ella. Pertama kalinya ia akan bertemu dengan anggota kerajaan dari kerajaan lain. Kereta kerajaan pun bergerak menuju lokasi yang akan di tuju. Jarak yang ditempuh cukuplah jauh, jadi mereka semua berangkat pagi-pagi sekali agar sampai di sana tepat waktu. Ella tampak sangat menikmati pemandangan dalam perjalanan.
"Pemandangannya sangat indah bukan?"
"Iya, sangat indah Xavier. Aku sangat menyukainya, apa masih lama perjalanannya?"
"Senang jika kamu menyukainya, mungkin masih sangat jauh." Ella menghela nafasnya panjang dan bersabar menunggu kereta yang di naikinya ini berhenti. Rasa kantuk mulai menyerangnya. Xavier yang melihatnya hanya tersenyum simpul dan menyenderkan kepala Ella di bahunya. "Sepertinya dia tidak cukup kuat perjalanan jauh, Xav," kata Lisa tersenyum.
"Sepertinya begitu, nanti juga dia akan terbiasa," jawab Xavier.
***
"Tuan putri sudah pulang! Tuan putri sudah pulang!" sambut prajurit dengan suara lantangnya. Mereka semua keluar dari kereta. Ella begitu terpesona dengan keindahan kerajaan milik Lisa, tidak kalah megah dan indahnya dari istana Xavier. "Ayo masuk," ajak Lisa ramah.
Ella menginjakkan kakinya berjalan mengikuti Xavier. Tampak dari kejauhan pasangan paruh baya berjalan mendekat. "Akhirnya kamu pulang juga Lisa, ayah dan ibu juga baru saja pulangnya," sambut wanita yang kecantikannya masih terpancar luarbiasa.
"Senang melihat kehadiranmu di sini Raja Felix, Ratu Calista, dan Pangeran Xavier," kata pria tersebut sambil mengulurkan tangannya.
"Senang bertemu denganmu Raja Orlando," kata Raja Felix menerima uluran jabat tangan.
"Siapa dia?" tanya Raja Orlando menatap bingung kepada Ella. "Apa dia seorang putri juga? Aku baru kali ini melihat dia bersama kalian."
"Ah dia, perkenalkan dia Ella Althea, calon istriku," jawab Xavier.
"Senang bertemu dengan anda yang mulia," kata Ella sedikit membungkuk hormat. Raja Orlando cepat-cepat memalingkan wajahnya dan langsung mengajak pergi ke ruang makan. Ella hanya diam dan tidak lupa tersenyum.
Para maid berdatangan membawakan makanan yang lezat. "Ratu Victoria terima kasih atas jamuannya," kata Ratu Calista.
"Sama-sama, ayo di makan." Semua orang makan dengan lahap, anehnya berbagai bentuk sendok, garpu, dan pisau tersedia di masing-masing hadapan. Ella bingung harus menggunakan sendok, garpu, dan pisau yang mana untuk makan hidangan di depannya.
Ella melihat kearah Lisa yang duduk tepat di samping kanannya sedang makan dengan lahap. "Ada apa? Apa makanannya tidak enak? Kenapa kamu tidak makan?" tanya Ratu Victoria yang membuat Ella terperanjat kaget.
"Ah maaf yang mulia, hanya saja aku tidak tahu harus menggunakan sendok, garpu, dan pisau yang mana untuk menyantap makanan ini," jawab Ella sesopan mungkin.
"Apa kamu tidak diajarkan tata cara makan yang benar?" tanya Ratu Victoria semakin ketus.
Ella terdiam menundukkan kepalanya, "Maaf ibu, dia hanya orang biasa. Maklum saja jika dia tidak tahu tata cara makan di kerajaan yang benar bagaimana," celetuk Lisa.
Raja Felix dan Ratu Calista saling melihat satu sama lain. Xavier bangkit dari kursinya, berpindah di kursi kosong samping Ella. "Maafkan aku Ratu Victoria, aku akan mendidiknya tata cara makan yang benar nanti. Itu adalah tanggung jawabku," kata Xavier.
Xavier mengambil sebuah garpu dan pisau untuk memotong daging milik Ella. "Ayo makanlah Ella ...."
Ella mengangguk pelan, "Terima kasih Xavier ...."
"Kamu seharusnya jangan mengajari dia, sebaiknya kamu masukkan saja dia ke sekolah khusus belajar tata cara semua di kerajaan. Biar dia tidak bodoh, kalau begini kan mempermalukanmu saja. Apalagi katanya dia calon istri dari pemimpin, tapi malu-maluin," kata Raja Felix.
"Maaf Raja Orlando, perkataanmu ada benarnya tapi terkesan tidak ramah," sahut Xavier tanpa takut. Ella memegang tangan Xavier, memberinya isyarat agar tidak meladeninya. Suasana makanan menjadi sangat tertekan, khususnya untuk Ella. Harusnya ia tidak pergi saja, jika ia tidak pergi, pasti kedua orangtua dan Xavier tidak akan dipermalukan seperti ini.
Acara makan pun selesai, semuanya pergi berkumpul ke taman belakang untuk berbincang-bincang santai. Tapi rasanya Ella ingin cepat pulang dari tempat itu. Bahkan ketika semuanya sudah berkumpul disana, Ella hanya duduk di ruang makan. "Ella, apa kamu tidak apa-apa. Jangan bersedih ya, kamu pasti akan lebih baik dari yang mereka lihat sekarang. Ayo kita berkumpul disana," ajak Xavier dengan lembut.
"Maaf Xavier, aku sudah mempermalukanmu juga orangtuamu di depan Raja Orlando dan Ratu Victoria, aku sungguh tidak bermaksud melakukan itu ...."
"Tidak apa-apa Ella." Mereka berdua tersenyum satu sama lain. Dan Ella pun memberanikan dirinya untuk berkumpul di taman belakang istana. "Wah ternyata ada dia disini, kemana saja kamu?" tanya Ratu Victoria.
"Yang mulia, saya tadi berada di dalam berbincang bersama Xavier," jawab Ella.
"Apa? Kamu memanggil Xavier? Harusnya kamu itu memanggil dia dengan sebutan Pangeran Xavier, tidak pantas kamu memanggil dia seperti tadi."
"Baik yang mulia." Lisa pun datang membawakan secangkir teh hangat dan beberapa kue. "Silahkan dinikmati ...."
"Terima kasih nak. Lihat itu Ella, kamu harus belajar banyak anakku. Harusnya juga dia yang pantas menjadi pasangan Xavier," kata Raja Felix.
"Ayah, jangan bicara seperti itu. Aku tidak bisa memaksa Xavier harus menyukaiku. Itu terserah Xavier," jawab Lisa.
"Sepertinya Lisa sudah cukup dewasa pemikirannya," puji Ratu Calista. Lagi-lagi Ella di permalukan, rasa keberaniannya kembali menciut. Dirinya merasa tidak percaya diri, jika ia sudah resmi menjadi istri Xavier. Apakah kesabaran Xavier akan habis dalam menerima berbagai pendapat buruk dirinya dari orang lain?
"Bagaimana kalau kita besok mengadakan acara berburu bersama?" ajak Rata Orlando.
"Wah ide yang cukup bagus, aku sudah lama tidak berburu. Bagaimana kalau berburunya di tempatku saja?" jawab Raja Felix.
"Setuju kalau begitu." Raja Felix dan Ratu Calista juga Xavier dan Ella, memutuskan untuk pulang karena hari sudah mulai gelap. Akan tetapi Lisa ikut dengan mereka, Lisa menawarkan dirinya untuk membantu mempersiapkan apa saja yang di perlukan dalam perburuan besok juga berniat ingin membuatkan hidangan spesial untuk Raja Felix dan Ratu Calista.
"Hati-hati di jalan kalian semua," kata Ratu Victoria yang melambai-lambai tangan.
"Terima kasih untuk hari ini," kata Ratu Calista. Kereta mulai bergerak, hari yang panjang untuk orang biasa seperti Ella. Untung saja ada orang seperti Xavier yang terus menyemangatinya. Xavier juga berjanji akan mengajarinya berbagai tata cata wajib di istana, agar dirinya tidak dipermalukan lagi. "Tidurlah Ella jika kamu mengantuk, aku akan membangunkanmu jika kita sudah sampai nanti ...."
"Baik Xavier."
"Baik, hanya menjadi penonton dari drama cinta. Tidak masalah, tapi ... Sepertinya Ella pantas mendapatkan diposisi ini. Haruskan aku melepaskan Xavier?" gumam Lisa.