Bella membaca buku novelnya sambil terduduk manis dimeja belajar dengan penerangan lampu belajar yang sudah mulai usang.
Malam suara jangkrik menemaninya bersama radio yang menyiarkan lagu lagu mellow berspeker rendah.
Suara pintu diketuk berulang kali membuat Bella bangkit dari kursinya walaupun enggan beranjak.
Diliriknya sang mama sudah tertidur dikamar membuat Bella melenguh pelan.
Pantas tidak ada yang membukakan pintu. Dengan cepat ia melangkah mendekati pintu kayu yang mulai kropos itu.
Dibukanya pintu itu, dan menyembulkan sedikit badannya.
Bella terkejut melihat Qori malam malam mengunjunginya dengan sekantung plastik hitam yang ntah isinya apa.
"Qori!"
"Belum tidur?"tanya Qori sambil tersenyum.
Bella menggeleng pelan. "Qori dari mana saja? Kok ga sekolah tadi.?"tanyanya yang mengutarakan apa yang selama ini ia pikirkan.
"Qori ada urusan Bell, maaf yah."sahut Qori berbohong. Bella menyipitkan matanya, menatap Qori tidak percaya.
Buru buru Qori mencari mengalihkan percakapan. "Bella, ga nonton dirumah Qori?"tanyanya sembari mencengir kecil.
"Oh. " Bella terdiam sejenak. "Itu, sinetron orang ketiga kan kalau hari jumat ga tayang."sahutnya mengingat ngingat.
Qori mengangguk pelan. "Qori bawain Bella terang bulan nih. Rencananya bakal Qori kasih dirumah kalau Bell dateng. Tapi ternyata Bell ga dateng. "ucapnya seraya menyodorkan sekantong plastik hitam kepada Bella.
Bella menerimanya dengan senang hati. Diintipnya isi kantong plastik yang ternyata memang sekotak kue yang bertulisan Terang Bulan diatasnya.
"Wah makasih yah Qori. Sampe beliin Bella sekotak terang bulan. Makasih yah.."Seru Bella sambil tersenyum merekah bahagia.
Qori hanya mengangguk pelan sambil tersenyum. "Ya udah Qori pulang dulu. Bye bye." pamitnya yang kemudian berbalik meninggalkan Bella.
Bella memundurkan badan, menutup pintu. Kemudian melangkah menuju kamar.
"Qori baik banget."gumamnya tersipu.
"Dimakan ga yah??"pikirnya sambil menatap plastik hitam yang sudah ditaruh diatas meja belajarnya.
"Makan aja yah." gumamnya sembari merogohkan tangannya kedalam plastik, mengambil sepotong terang bulan isi coklat lalu melahapnya.
---
Pagi ini Bella berangkat sendiri lagi. Tadi ia sudah mengunjungi rumah Qori, namun kata ibunya udah berangkat pagi tadi. Setelah dari rumah Qori ia kerumah Rini. Sama seperti biasa, rumah Rini sepi tanpa penghuni.
Bella merasa ada yang berbeda sama Qori. Tidak mungkin pria itu bolos untuk kedua kalinya. Merekakan sudah kelas 3. Kalau banyak banyak bolos bisa tidak lulus ujian.
Gadis itu menjatuhkan bokongnya diatas kursi dengan malas. Ia merasa kesepian tidak ada Qori. Biasanya pria itu menemaninya disetiap hari. Dan sekarang seperti ada yang hilang melihat bangku kosong disebelahnya. Bangku tempat biasa Qori duduk.
"Sendiri lagi Bell?." Tanya Ujang yang melihat Bella seorang diri sedang memasang wajah lesu.
Pria itu melepas tas punggungnya, kemudian duduk dibangku depan menghadap Bella.
"Ga tau Jang. Kata mamah Qori, Qori udah berangkat pagi pagi. Trus Rini sekeluarga ga tau kemana."timbal Bella sembari menjatuhkan kepalanya diatas meja. Menatap keluar pintu kelas seraya merenung.
"Kemana yah tuh si Qori? Semoga nanti malam ada tuh anak."gumam Ujang ikut bingung. Karena biasanya Qori adalah manusia yang paling anti diajak bolos. Sekarang bolos dengan sendirinya , membuat Ujang penasaran.
"Emang kenapa nanti malam Jang? Siaran Arema lagi?"tanya Bella penasaran.
Ujang mengetuk pelan kepala Bella dengan jari telunjuknya. "Otak mu Bell isinya Arema. Pengajian bapak Saleh. Ga tau?"sahutnya sedikit geram dengan pemikiran Bella.
Bibir Bella mengerucut. "Ada berkat ga? Kalo ada berkat nasi daging Bella dateng."
"Ada lah liat aja nanti.."dusta Ujang seraya memberikan jempol kepada Bella.
Bella mengangkat kepalanya, menatap Ujang sumringah."Ikut!!!"serunya.
Ujang melirik Bella dengan sinis. Giliran ada berkat mau dateng. Dumel batin pria itu yang kemudian berbalik menghadap papan tulis.
---
Bella terburu buru mengambil air wudhu kemudian memasang mukenahnya. Disaat ia keluar kamar, mamahnya langsung mencegah.
"Mau kemana?"tanya sang mama heran melihat anaknya yang tumben tumbenan memakai mukenah.
"Eh, mau pengajian pak Saleh."sahut Bella yang berjalan melewati mamanya.
"Tumben?"
"Kata Ujang ada berkat nasi daging."sahut Bella seraya memasang sendal skywaynya yang sudah usang.
Mama menggeleng pelan. "Ngaji mah harus ikhlas Bell."Nasehat mama mewejangi anaknya. "Biar kamu bisa pergi kekota nuntut ilmu diUniversitas."
Bella menatap mamanya sembari memperbaiki mukena. Benar kata mamanya. Dia kan berencana untuk kekota meraih gelar tinggi.
Gadis itu meraih tangan mamanya, mencium takzim. "Yaudah Bella ikhlas. Kalo pulangnya Bella laper buatin tempe geprek sambel pete yah."ucap Bella
"Assalamualaikum."lanjutnya yang kemudian melangkah menuju mushola yang sudah berkumandang membaca doa.
"Assalamualaikum." sapa Bella seraya menjatuhkan bokongnya dipinggir mushola karena seluruh tempat yang ada dimushola sudah terisi penuh.
Para ibu ibu menatap Bella sejenak lalu kembali fokus membaca buku yasin kecil ditangan mereka.
Bella ikut membuka buku yasin yang dia bawa, lalu membacanya sesuai bimbingan pak Saleh sebagai pemimpin bacaan.
Beberapa menit kemudian pengajian selesai. Sesuai dugaannya, tidak ada berkat dipengajian ini. Ujang membohonginya. Tidak apa, kata mama harus ikhlas.
Bella melangkah pulang, sesekali menyalimi ibu ibu yang dikenalnya. Beberapa ibu ibu meledek Bella yang katanya tumben ikut pengajian. Lalu menanyakan Rini yang tidak hadir.
Rini memang rajin pergi pengajian, berbeda dengan Bella. Tapi bukan berarti Bella tidak pernah mengaji dirumah. Ia hanya malas bergerumul dengan ibu ibu.
"Tumben hadir?"tanya Qori yang tiba tiba sudah berdiri disamping Bella.
Bella menoleh kearah Qori sambil memegang dadanya. Ia terkejut. "Astagfirullahal'azim, Qori nagetin ah gaya pocong."
Qori mencengir kuda. "Maaf, tumben nih liat Bella pake mukena. Cantik yah."pujinya tampa sadar membuat pipi gadis itu memerah merona.
"Apa sih Qori.. Bella kan emang cantik. "sahut Bella membanggakan diri. Seraya menyembunyikan rasa tersipumya.
"Cantik tapi bandel."tambah Qori yang membuat Bella merengut kesal.
Gadis itu melayangkan tangannya kelengan Qori. "Qori mah gitu."rajuknya.
Qori tertawa melihat wajah Bella yang merengut. Menjahili Bella adalah kesenangannya.
Bella yang diam diam memerhatikan Qori tertawa tersenyum tipis. Qori banget yah. Gumam batinnya.
---