"Makasih yah Bella udah mau nganterin Rini."ucap Rini tulus.
Kini Bella berada dirumah Rini. Ia membantu gadis itu mengganti pakaiannya dan meminumkan obat. Bella pun ikut numpang mengganti pakaian dirumah Rini, meminjam baju gadis itu.
"Udah Rini istirahat yah." kata Bella seraya membantu Rini merebahkan diri diatas kasur.
Rini menurut. Merebahkan badannya ,lalu memajamkan mata. Bella memilih duduk dipinggir ranjang Rini menunggu gadis itu hingga terlelap.
"Kapan kamu cerita Rini apa yang sedang kamu alami?"bisik Bella seraya menatap wajah pucat Rini.
Dirasa Rini sudah terlelap Bella bangkit. Perlahan ia bergerak menjauh dari ranjang Rini. Maniknya mengitar mencari cari sesuatu yang selama ini ia pertanyakan.
Maafkan aku Rini. Gumam batin Bella sembari melangkah kemeja belajar Rini.
Dilihatnya sebuah foto yang sudah dicuci diatas meja. Bella langsung meraihnya, menatap foto itu dengan dahi berkerut.
Foto itu ada seorang gadis yang tengah terbaring lemah dirumah sakit dengan selang oksigen dihidungnya dan selang infus ditangan kanannya.
Bella menutup mulutnya, terkejut. Perlahan ia menoleh kearah Rini yang sedang tertidur. Lalu kembali menatap gadis didalam foto itu.
"Rini sakit?"bisiknya seraya menahan isak.
Dengan hati hati ia menaruh kembali foto itu diatas meja. Kemudian mengambil foto lainya dimana seorang gadis dan pria sedang berselfie diruang yang sama dengan foto pertama kali ia lihat.
Rini dan Qori... ??
Perlahan ia membalik foto itu dan tertera disana sebuah tanggal. Tanggal yang cukup lama.
190103
Jadian <3
Manik Bella membelalak. Hatinya seakan terlempar batu, berdetak kencang dan terasa sakit. Dengan cepat ia menaruh foto itu dan berlari pergi dari rumah Rini.
190103.
Tepat dimana mereka sama sama naik kekelas 3. Tanpa sadar ternyata ditanggal itu mereka jadian tanpa sepengetahuannya.
Bella berlari kedalam kebun miliknya sendiri, kemudian memanjat salah satu pohon mangga yang besar disana.
Gadis itu duduk disalah satu dahan besar sambil menatap pemandangan desanya dengan beruraian mata.
Qori cinta pertamanya mencintai Rini.
Rini sahabatnya mencintai Qori.
Mereka saling mencintai.
Dan Bella? Hanya sahabat diantara keduanya.
Sedihnya, kenapa mereka tidak memberi tahunya kalau mereka sudah berpacaran?. Apa salahnya berbagi?
Bukannya mereka sahabat. Meskipun Bella mencintai Qori, pasti ia akan paham. Dan membuang perasaan itu. Perasaan yang sendari kecil adanya.
Perasaan mencintai lawan jenisnya.
"Mungkin mereka punya alasan."gumam Bella seraya menenangkan dirinya sendiri. Ia menghapus air mata yang mengalir dipipi, sambil tersenyum tipis melihat awan jingga telah terlihat.
---
Bella mengeluh. Pr matematikanya begitu sulit kali ini. Membuat kepala cantiknya itu sedikit pusing.
"Bella." panggil mama seraya memeluk bahu anaknya dengan lembut.
Bella melepas pulpennya diatas meja, sembari memegang tangan mama yang mengalung dileher.
"Ada apa mah?" tanyanya.
"Mama udah ngajuin nama kamu diUniversitas di Jakarta."sahut Mama sembari mengelus pipi lembut Bella.
Bella terdiam sejenak. "Apa ini pilihan yang tepat?"bisiknya ragu.
"Demi kebaikan kamu sayang. Kamu harus jadi orang terbaik dikampung ini."nasehat Mama.
Bella mengadahkan wajah, menatap wajah cantik mamanya meskipun sudah separuh abad dari usianya. Ditatap wanita yang sudah membesarkannya seorang diri itu dengan nanar.
Kalau dia tidak sukses mamanya tidak akan merasakan kebahagiaan sebenarnya. Walaupun berat meninggalkan kampung halaman, demi sang mama Bella akan pergi.
"Iya mama. Bella akan berusaha mendapat nilai terbaik di akhir Ujian. "gumam Bella seraya memeluk lengan mamanya dengan erat, menyandarkan kepalanya disana.
Mama Bella mengelus sayang pipi anaknya. Dalam hati ia berdoa, berharap Bella menjadi orang yang hebat nantinya.
---
Hari ini Bella berangkat lebih pagi. Setelah shalat Subuh ia langsung memakai seragam tampa menyempatkan diri untuk sarapan seperti biasanya.
Gadis itu sedikit berlari lewati tengah sawah yang mulai menguning. Sesekali ia menengok kebelakang, takut Qori dan Rini ada disana.
Bella cukup enggan ketemu keduanya, mengingat mereka tega menyembunyikan status pacaran mereka. Bahkan ia merasa Qori dan Rini sudah tidak menganggapnya lagi. Maka dari itu Bella harus menjauh, sejauh jauhnya.
Gadis itu melangkah menuju bangku paling belakang. Lalu menjatuhkan bokongnya disana.
Dan hari ini ia memilih pindah duduk. Mungkin cukup lebay. Bagaimana sih ketika orang yang kita cinta berpacaran dengan sabahat kalian. Apa yang kalian lakukan?
Bella mungkin ga akan menjauh, jika keduanya terbuka kepadanya. Kalau begini sama saja menyinggung Bella secara halus.
"Eh Bella kenapa duduk dibangku Jono?"tanya Jono yang heran melihat Bella sudah mengisi bangkunya.
Bella menoleh kearah Jono. "Udah Jono duduk disana. Dibangku Bella."usirnya sambil mengibar tangan diudara.
"Yah. Aneh si Bella." Gerutu Jono seraya melangkah kebangku Bella, kemudian menjatuhkan bokongnya disana.
Pria itu berbalik kebelakang, menatap Bella ragu. Dia takut Bella hanya mengerjainya. "Serius Bell?"tanyanya tidak yakin.
"Serius Jon. Kalo perlu bawakan pak rius disini. "teriak Bella sedikit kesal. Tidak tahu apa mood Bella sedang buruk?
Jono hanya termangut mangut. Dia tidak masalah bertukar duduk dimana saja. Cuman nanti, si Qori bakal mengusirnya. Pasalnya cowok tidak mau duduk selain bersama Bella.
Tidak lama Qori masuk bersama Ujang disampingnya. Qori menatap Jono yang sudah mengisi bangku Bella terheran. Lalu menoleh kearah Bella yang mengisi bangku pria itu. Begitupun Ujang, pria itu menatap bingung Jono dan Bella bergantian.
"Kenapa kamu duduk sini?"tanya Qori terdengar sedikit ketus.
"Tau tuh."sahut Jono sambil mengedikkan bahu kearah Bella.
Qori melangkah mendekati Bella yang tampak sibuk membaca buku Fisika.
"Bell. Kenapa pindah duduk?"tanya pria itu to the point.
Bella mengalihkan pandangannya kearah Qori sejenak, lalu kembali membaca.
"Pelajaran Bu Karin. Hari ini aku ga ngerjain Pr. "sahutnya yang terdengar cuek. Padahal didalam hatinya sudah berdebar debar ga karuan.
"Kembali ketempat. Nanti aku kasih contekkan."ucap Qori terdengar memerintah
Bella menutup buku Fisikanya. "Enggak ah, nyontek dosa. Baik disini menghindar."sahutnya alasan.
"Bella ayo pindah sebentar lagi bell bunyi." ajak Qori seraya menarik tangan gadis itu untuk berdiri.
Bella menepis kasar tangan Qori hingga tangan pria itu terlepas dari tangannya. "Ih Qori.."pekiknya seraya melangkah mundur.
Qori yang melihatnya terkejut. Pertama kali Bella menjauhinya. Tidak seperti biasa gadis itu selalu menempelinya. Kini malah berangkat lebih awal, berpindah duduk dan bergerak menjauh.
Ada apa dengan Bella?