"Anak anak. Ibu akan mengadakan kamping perpisahan untuk kelas kita." Ucap Bu Sesil sambil tersenyum.
"Kenapa ga sama, sama kelas C bu. Study tour?"keluh Ujang yang sudah mengharapkan study tour sejak awal kelas 3.
Bu Sesil menoleh kearah Ujang. "Maaf yah Ujang. Ibu sudah sepakat sama wali kelas, kelas A. Untuk mengadakan kamping."jelasnya yang hanya dibalas anggukan pasrah oleh Ujang.
Semua anak anak dikelas B ikut menyetujui rencana bu Sesil, tampak tidak mempersalahkannya.
---
"Qori mau bawa tenda yah?"tanya Bella sembari merentangkan tangannya. Gadis itu berjalan perlahan melewati jalan kecil yang ada dipinggir sawah.
"Iya, kan Qori punya tenda."Sahut Qori yang sesekali memegangi tangan Bella disaat gadis itu hendak merosot kedalam sawah.
"Kalo gitu Bella tidur bareng Qori yah."ucap Bella yang tampa sadar membuat wajah Qori memerah padam.
"Bella. Kamu mikir ga sih ngomong gitu?" tanya pria itu sedikit tergugup.
Bella menoleh kearah Qori yang berada dibelakangnya. "Bella mikir kok. Temen sekelas yang deket sama Bella kan Qori. Masa Bella tidur ditenda Ujang?"sahutnya yang masih tidak sadar.
Qori menggeram. Pria itu menggerakkan tangannya, menyentil dahi Bella dengan kasar. "Kamu pikir kita masih kecil lagi? Inget Bell umur kita udah 17 tahun. Kita udah gede."
Bella membulatkan mata, sembari menutup bibirnya dengan kedua tangan. Gawat!!
Gadis itu membalikan badan, menyembunyikan pipinya yang sudah memerah padam. Ia memukul pelan kepalanya. Ahh bodoh.. Bodoh... Gerutu batinnya.
"Aaaaa..."Pekik Bella yang kemudian berlari meninggalkan Qori sendirian ditengah sawah.
---
Bella mengetuk pelan tongkat pramukanya. Matanya melirik rumah Qori dan Rini. Kedua orang itu belum keluar padahal Bella udah siap berangkat sendari jam 6 pagi.
Tidak lama kedua sahabatnya itu keluar, menghampiri Bella dengan tas ransel gunung dipunggung mereka.
Bella merengut. "Udah lumutan Bella nunggu kalian. "gerutunya.
Qori menatap Bella dengan alis terangkat. "Mau camping atau pindahan?" tanya pria itu melihat ransel gunung Bella yang padat, serta tangan gadis itu yang menenteng paper bag lumayan besar.
Bella menatap dirinya sendiri, lalu mencengir kuda. "Bella bawa tenda, bantal, boneka croopy dan pakaian ganti. Trus yang ini.." ia mengangkat tinggu paper bag yang ada ditangan kirinya. "Isinya makanan sama minuman semua untuk kita nanti"lanjutnya sambil tersenyum merekah.
"Wah... Asik Bella bawa makanan. Bisa minta."seru Rini sembari menepuk pelan kedua tangannya.
Qori menatap Bella heran. "Ngapain bawa boneka segala?"
"Kan Bella ga bisa tidur tanpa boneka. Pokoknya Qori ga usah koment yah."Tegas Bella sedikit galak.
Bella membalik badan, dan lebih dahulu melangkah menuju sekolah diikuti Qori dan Rini dibelakangnya.
Sesampai disekolah Bella disambut oleh Ujang dan Jono yang juga menunggunya. Gadis itu menggoyang goyang kan badan memamerkan tas ransel gunungnya kepada kedua pria itu.
"Yeh, ngapain sok pamer gitu. Paling nanti dihutan rengek rengek bengek." ucap Jono seraya mendorong pelan bahu Bella.
Bella meringsut menjauh dari Jono. "Yeh Jono, sirik amat sihhhh....."serunya sambil menjulurkan lidah.
"Heh, cewek manja gaya Bella emang bisa apa dihutan?" ujar Ujang seraya menghampiri Bella, mencubit gemas gadis itu.
Bella memegangi tangan Ujang sembari meringis kesakitan. "Ih Ujang, Bella juga bisa kali idup dihutan. Asal ga ketemu kembaran Ujang. " Timbalnya.
"Siapa kembaran Ujang?"
Bella menatap polos mata Ujang. "Monyet!"
Ujang mencubit gemas kedua pipi Bella membuat gadis itu meronta ronta kesakitan. Meminta tolong kepada siapapun untuk menolongnya.
Qori menghampiri Ujang, menepuk pelan bahu pria itu. "Ujang.."tegurnya dengan nada dalam terdengar seperti marah.
Ujang melepaskan tangannya. Bella segera berlari bersembunyi di balik punggung Qori sambil mengelus lembut kedua pipinya yang terasa panas.
"UU... Ujang nakal"ledek Bella sembari menjulurkan lidah.
Ujang hendak menjitak kepala Bella yang menyembul dari balik punggung Qori, ditahan oleh Qori. "Ujang.. Inget Bella cewe."tegurnya.
"Iya tuh... Ujang mah selalu mendzolimi Bella. "rengek Bella sengaja sambil melirik lirik Ujang yang menatap tajam kearah nya.
"Dasar Tikus kecil."umpat Ujang yang kemudian pergi meninggalkan Qori dan Bella.
Tidak lama pengumuman keberangkatan camping terdengar dispeker sekolah. Semua siswa A dan B berbarengan berangkat menuju hutan. Dipimpin oleh guru guru yang ikut andil dalam perkempingan.
Sesampai dihutan yang tidak terlalu rindang itu, semua siswa mengeluarkan tendanya masing masing sembari membuat kelompok dan memilih teman tidur setenda secara bebas.
Bella memilih untuk setenda dengan Rini. Ujang dengan Qori dan Jono dengan Samsul anak pak Aji.
Malamnya, para siswa duduk berkumpul mengelilingi api unggun yang sudah dinyalakan sembari bersenandung potong bebek angsa sambil bertepuk tangan ria.
Malam itu malam bersejarah bagi Bella. Meskipun bukan pertama kalinya camping, tapi menurutnya camping kali ini sungguh berkesan. Mengingat sebentar lagi ia dan kawan kawan seangkatannya lulus dari masa sekolah.
Sedih rasanya.
Bella melirik kearah Qori yang sedang duduk bersama Rini ditenda milik Qori. Sepasang kekasih itu tampak tertawa bersama seperti tidak ada batas diantara mereka.
Gadis itu memeluk kedua lutut sembari merebahkan kepalanya disana. Manik indah itu tidak lepas memandangi wajah Qori yang terus tertawa tanpa henti.
Tanpa ia sadari cairan bening itu mengalir membasahi pipi. Qori.., bagaimana pria itu tahu kalau nantinya ia memilih pergi dari kampung untuk mengejar study diJakarta?. Apa tanggapan pria itu?
Bella masih ingin bersama pria itu. Menjadi sahabat yang selalu berdiri disisinya sekaligus wanita yang mencintai pria itu. Namun Bella juga punya cita cita, Bella juga ingin mewujudkan impian mamanya.
Gadis itu menggeram kesal. Kenapa harus dilema? Jelas jelas Qori sudah punya Rini sudah pasti pria itu tidak terlalu memperdulikannya, mau pergi atau tidak.
Bodoh.
Manik itu menatap kedua pasang kekasih itu sembari merengut kesal. Andai ia boleh jadi orang ketiga, ia ingin jadi orang ketiga diantara keduanya. Merebut Qori dari Rini. Tapi, dia tidak seegois itu merebut kebahagiaan sahabatnya.
Biarlah ia memendam perasaan cintanya sendiri. Toh, cinta juga tidak perlu diucapkan selagi itu bisa membuat orang lain bahagia. Terlebih sahabatnya.
Bella mengusap pipinya yang basah, kemudian merangkak masuk kedalam tenda. Malam ini cukup drama sinetronnya, besok ada event yang harus ia lewati. Lebih baik tidur dari pada ngegalau. Nanti bisa kebablasan nangis nangis bombay sambil merenung tidak jelas, lalu kesurupan deh.
Gadis itu menarik selimut hingga menutupi wajah. Sambil memeluk erat boneka cropy hijaunya, ia menutup mata memilih masuk kedalam dunia mimpi.