Chereads / YA!! / Chapter 9 - Bab. 9

Chapter 9 - Bab. 9

Keesok paginya acara kemping selesai. Semua siswa diperbolehkan kembali kerumah mereka masing masing. Dan yang paling girang diantara mereka adalah Bella.

Gadis itu sudah berlari kabur sembari membawa barangnya tanpa komando. Ia lebih dahulu sampai dirumah tidak memperdulikan siswa lain sudah mendengus kesal kepadanya.

Dirumah. Gadis itu langsung melepas pakaian, dan tidur terlentang tampa busana diatas kasur singlenya.

"Uueewahh... Memang kasur Bella yang paling nikmat. Nikmat mana kah yang engkau dustakan?"racaunya seraya memejam kan mata.

"Wah anak cewe tidur telanjang gini. Pake baju!"ujar mama yang tiba tiba masuk kedalam kamar Bella.

Bella mengangkat kepala, menoleh kearah mama. "Kan dirumah mah, juga Bella lagi gerah."sahutnya.

Mamah menendang pelan kaki Bella. "Mandi sana. Habis itu makan baru tidur." perintah mama yang kemudian beranjak keluar dari kamar Bella.

Bella bangkit dari tidurnya dengan malas. Niat kabur lebih dahulu dari camping kan mau tidur. Eh sampe dirumah malah disuruh mandi dulu. Paling nanti juga ga bakal sempet tidur. Mamanya kan anti ngeliat orang tidur pagi.

Ia melenguh pasrah. Seraya bangkit dari kasur, berjalan malas menuju kamar mandi.

Karma kabur dari camping, pikirnya sebelum masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Bella, anter bubur kacang ijo ini kerumah Qori. "perintah mama seraya memberikan plastik putih berisi kacang ijo.

Bella yang baru saja selesai memakai baju berbalik, mengambil plastik putih itu dari tangan mama.

"Kalo ketemu Ujang minta panjatin mangga dikebon udah pada mateng. "pesan mamahnya.

Nohkan, mama ga kasih kesempatan buat tidur.

Gadis itu mengangguk paham. "Kacang ijo buat bella ada kan?,"tanyanya sebelum keluar dari rumah.

"Ada sepanci buat kamu."sahut mama seraya mengantar Bella kedepan pintu rumah.

Bella memasang sendal skywaynya. "Pergi dulu mah, Assalamualaikum."pamitnya yang kemudian melangkah kerumah Qori.

"Assalamualaikum Qorii!"panggil Bella disaat ia sudah berada didepan rumah Qori.

Tidak lama pria itu membukakan pintu, seraya berdiri tegap disana. "Waalaikumusalam. "sahutnya.

"Qori mama ngasih bubur buat Qori."ucap Bella sembari menyodorkan plastik putih berisi kacang hijau.

Qori menerimanya. "Wah makasih yah." ujarnya tulus.

"Ya udah Bella pamit mau cari Ujang dulu."

Dahi Qori berkerut. "Ngapain?"tanyanya penasaran.

"Mama minta panjatin pohon mangga." sahut Bella yang hendak berbalik pergi.

"Eh tunggu!"cegah Qori.

Bella menghentikan kakinya, kemudian menoleh kearah Qori. "Biar Qori aja yang ngambilin mangga bibi. " ujarnya mengajukan diri.

Alis kanan Bella terangkat. "Emang Qori bisa manjat?"

Qori terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tidak sih, tapi kan Qori juga jago ngegaet pake galah."sahutnya seraya meyakini Bella.

Bella tampak berfikir sejenak. "Ya udahlah Qori aja. Ujang rumahnya jauh, Bella juga lagi capek. "putusnya.

"Dah yuk kekebon." Bella melangkah lebih dahulu, disusul Qori yang membuntutinya dibelakang.

Dikebun,mamah sudah menunggu sembari mengunyah timun.

"Eh Qori."sapa mama Bella melihat Qori yang berada dibelakang Bella.

"Ujang mana Bel?"tanya mama Bella bingung tidak mendapati sosok Ujang.

"Bella ga kerumah Ujang mah. Katanya Qori mau bantu tuh."sahut Bella sambil menunjuk Qori dengan dagunya.

Qori yang berada dibelakang Bella tersenyum kikuk.

Mama Bella menoleh kearah Qori, kemudian mengangguk pelan. "Oh.. Boleh.. Boleh.. Tapi kalo Qori ga boleh manjat yah. Bibi ga mau kamu jatoh lagi."pesan mama Bella.

"Bell, temenin Qori dulu. Mama mau kewarung mpok samin beli sayur. " ucap Mama kepada Bella.

Bella mengangguk mengiyakan. "Ati ati"pesannya yang kemudian menoleh kearah Qori yang sedang sibuk menggaet mangga dengan galah.

Dahi gadis itu berkerut. "Emang Qori pernah jatuh yah?"tanya Bella penasaran. Setaunya, selama dia bersama Qori. Dia tidak pernah melihat pria itu jatuh dan tidak pernah tau kalau pria itu pernah jatuh juga kalau mamanya tidak ngomong tadi.

Qori melirik kearah Bella, kemudian kembali fokus kemangga targetnya. "Pernah."sahutnya.

"Kapan?"

"Dulu pas kecil. Kamu lagi tidur."

"Trus ada yang luka ga?"

Qori menancapkan galah diatas tanah, lalu menyenderkan ujungnya disalah satu dahan pohon. Ia menoleh kearah Bella sembari menunjukkan tangan kirinya yang terdapat bekas luka.

Bella terkejut mendapati bekas goresan panjang dari bahu hingga lengan pria itu. Ia tidak pernah menyadari ada bekas luka disana.

"Sakit ga?"tanya Bella yang masih memerhatikan bekas luka milik Qori.

"Kalo sekarang mah enggak."sahut Qori yang ikut melihat bekas lukanya.

Tangan lentik itu tergerak menyentuh bekas luka milik Qori dengan lembut. "Qori jangan sampe gini lagi yah."gumamnya sedih.

Qori tersenyum, tangan pria itu berpindah menepuk kepala Bella seraya mengusap lembut disana. "Hehe. Enggak kok Bell. Inikan dulu."ujarnya seraya menenangkan.

Perbedaan tinggi badan membuat Bella mendongak, untuk menatap manik Qori.

"Bella takut Qori kenapa kenapa."rengeknya.

"Ga akan kenapa kenapa."

"Janji?"

"Janji."

---

Kedua pria itu bersitatap satu sama lain.

"Ada hubungan apa sama Bella?"tanya Qori seraya meluapkan pertanyaan yang selama ini mengganggu pikirannya.

Alis kanan Ujang terangkat. "Harusnya Ujang yang nanya yah? Ada hubungan apa Qori sama Bella. Bukannya Qori udah punya Rini?"sahutnya yang berbalik menanyai Qori.

Qori yang merasa terpojok itu menggeram. Ia hendak akan menghajar wajah Ujang jika tidak mengingat Bella. Gadis itu membenci pertengkaran.

"Qori suka sama Bella yah? Mau dikemana kan Rini?." ujar Ujang yang menohok Qori.

Pria itu mengepalkan kedua tangannya, siap akan meninju Ujang.

Ujang menepuk pelan bahu Qori sambil tersenyum lebar. "Qori, kalau jatuh cinta kesatu orang aja. Nanti bisa pecah dunia kalau Rini sama Bella tau Qori begini." ucapnya.

Qori mengendurkan kepalan tangannya, menatap manik Ujang datar. "Qori suka cuman sama satu cewe."selanya tidak terima dikatain mencintai dua perempuan. Menurutnya, dia hanya mencintai satu perempuan. Dan hatinya tidak sebaik itu sampai mencintai dua perempuan.

Ujang tersenyum penuh arti. "sudah sudah.. Yang penting aku dan sitikus putih itu tidak ada hubungan apa apa. Toh aku juga sudah punya pacar dari kampung sebelah. Mau dikemanain pacarku?. Cuman kau tahu kan, Bella perempuannya selalu enjoy kesemua pria. Kurasa tidak ada yang dicintainya selain dirinya sendiri. Jadi dimatanya kita semua ini hanya sekedar teman bukan?"ujarnya.

"Ya sudah aku pulang dulu udah mau maghrib."pamit Ujang seraya melenggang pergi meninggalkan Qori sendiri disungai.

Qori menatap air sungai yang mengalir deras dengan nanar. Hanya sekedar teman yah? Pikirnya yang mengulang perkataan Ujang.

Gadis itu memang tidak pernah menspesialkan pria mana pun seperti layaknya wanita jatuh cinta kepada pria. Baik kepadanya ataupun kepada pria lainnya. Dan itu yang membuat Qori selalu bertanya tanya.

Siapa yang dicintai Bella selama ini?.