Pagi datang. Menyisakan kenangan malam yang masih basah melekat di dalam pikiran. Membayangi setiap langkah gadis yang tegas melangkah untuk menyusuri lorong yang akan menghantarkannya masuk ke dalam perpustakaan sekolah. Gadis itu ingin mengembalikan novel yang dipinjamnya beberapa waktu lalu. Selepas pergi mengkhianati Rena untuk menyuruh gadis itu pergi duluan ke kantin,Davira kini berjalan sendirian. Tak ada Adam, sebab remaja itu sibuk dengan urusan basketnya. Arka pun sama, apalagi kalau Davina Fradella Putri.
Ia menghentikan sejenak langkahnya. Menatap pantulan cermin besar yang sengaja dipasang di sisi pintu masuk perpustakaan, dalam slogan yang tertera selain ilmu yang banyak memenuhi otak, penampilan rapi adalah cara seseorang memandang dirimu sebagai pelajar yang baik dan berbudi luhur. Selepas merapikan penampilannya yang memang sudah tergolong rapi, ia masuk ke dalam. Tersenyum ramah pada penjaga perpustakaan yang mulai hapal dengan paras cantik Davira Faranisa.