"Selamat tinggal kawan!" gumam Lucas pelan seraya tersenyum lebar.
Tangannya membuka lebar, membiarkan angin memeluk tubuhnya erat.
Gravitasi ini membuat tubuh Lucas terdorong semakin cepat ke bawah. Terbentur berbagai macam batuan, hingga menyebabkan luka lebam disekujur tubuh.
Sampai, benturan terakhir yang menghantam kepala merah batanya itu berhasil membuat semua kesadaran Lucas terenggut.
Ya, matanya terpejam erat. Tak kuasa saat, merasakan darah mengucur keluar deras dari balik tengkorak kepalanya yang berlubang.
Samar-samar dari itu, dia melihat wajah Azril yang tanpa adanya penyesalan sedikitpun. Menatapnya dengan raut kesal setengah mati. Yang malah, hanya mengucapkan kalimat makian serta umpatan yang keluar dari mulutnya, akibat gagal mendapatkan kepala Lucas.
Setidaknya, sebelum mati Lucas tahu. Jika orang-orang terdekatnya itu tak sebaik yang dia kira selama ini.
©©©
"Sinting!" maki Leona kesal.