"Kau tak punya mata, yah?" bentak seseorang di hadapan Leona.
Bisa gadis itu simpulkan, jika suara itu pasti berasal dari suara si pemilik sepatu. Didengar dari nada berbicaranya saja, Leona bisa tahu jika orang di depannya ini pasti arogan sekali.
Toh, dia kan tidak sengaja muntah tadi. Kalaupun waktu boleh diulang kembali, Leona ingin memuntahkan isi perutnya di dalam kamar mandi supaya plong.
"Kau mendengarku kan? Kalau ada orang berbicara itu tatap wajahnya, jangan hanya menunduk begitu! Kau pikir aku akan kasihan denganmu?"
Cukup.
Leona geram sekali mendengar nada suaranya yang semakin sok ini. Buru-buru gadis itu mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat siapa orang sok yang berada di depannya ini.
"Kau!"teriaknya murka.
Hanya saja, paras pria itu mengalihkan semua amarah Leona. Habis, wajahnya tampak tak begitu asing lagi di mata Leona. Gadis itu seperti pernah bertemu dengannya, entah dimana?
"Kenapa kau bisa di sini?"