Ablak dan Darvala saling berhadapan. Darvala gemetar dan dia kesulitan untuk bergerak. Setengah wajah Darvala hancur bagian kiri karena serangan dari Ablak
Ablak : Mana kekuatan yang kamu banggakan? Darvala.... Tidak..... Outsol
Darvala : Tch (Memang ada mahluk sekuat dia....) Jika kau tau aku adalah iblis.... Kenapa kau tidak langsung membunuhku
Ablak : Hmm..... (Aku sempat hilang kendali..... Memang sangat berbahaya jika itu terjadi) Sebenarnya aku ingin membunuhmu.... Tapi aku masih menahan diri?
Darvala : Sangat jelas kau tidak menahan diri. Kau benar benar ingin membunuhku
Ablak : Ya.... Tapi aku berterima kasih karena kau masih hidup
Darvala : Apa?
Ablak : Aku.... Tidak memiliki izin untuk membunuhmu
Darvala : (Menutup mata) Baiklah..... Maka jangan menyesal
Tiba tiba tangan raksasa jatuh ke tempat Bruts dan lain lain. Ablak membungkuk wajahnya dan menutup mata.
Darvala : Hmm? (Kenapa dia tidak melindungi mereka?)
"Doom" Serangan Darvala terhenti. Terlihat ada barrier yang melindungi mereka. Darvala tersenyum dan tangan raksasanya hancur. Bruts, Ciciliana, Airas, dan Foden terbangun.
Foden : Kepalaku.... Sakit
Arias : Kau baik baik saja?
Foden : Ya..... Maaf....
Bruts berdiri dan dia melihat Darvala dan Ablak sedang berhadapan. Bruts berjalan ke depan dan barrier juga terbuka
Ablak : Apakah kalian baik baik saja?
Ciciliana : Iya.... Terima kasih Ablak.... Sekarang kau bisa melanjutkan pertarungan kamu....
Ablak : Bruts
Bruts : Hmm?
Ablak : Apakah kau mengizinkan aku membunuh kakakmu?
Darvala : Tidak... Tidak perlu membunuh.... Aku akan segera pergi dari tubuh ini
Arias : Kau bisa kembali ke tubuh Darvala sesuka hati
Darvala : Tidak..... Tubuh ini terlalu lemah jika melawan mahluk seperti kalian
Arias : Cepat pergi dari sini!!!
Darvala : Tidak perlu buru buru.... Selamat datang.... Mahluk pertama
Arias, Ciciliana, Foden : !!?
Ekarno, Glord, dan Dollgava sudah tiba secara diam diam. Semuanya berdiri di hadapan Darvala.
Darvala : Hmmm.... Mana "anak dunia" itu?
Ablak : Anak dunia?
Ekarno : Ya.... Saat ini dia pergi ke kota yang satu.... Tapi katanya itu akan menjadi bagian terakhir
Ablak : Siapa "anak dunia"?
Darvala : Kau akan mengenalnya.....
Ekarno : Jadi.... Ada yang ingin kau katakan?
Darvala : Pertanyaan..... Yang aku ingin katakan adalah pertanyaan untuk kau....
Ekarno : Hmm....
Darvala : Di planet ini.... Ada mahluk yang memang berasal dari planet ini..... Ada juga yang dari planet lain
Glord : Kau juga bisa mengatakan dimensi lain....
Darvala : Hehehehe... Planet yang sangat hebat.... Jawab aku..... Mahluk pertama..... Apakah kau memberi iblis untuk bergabung di planet ini?
Ekarno : Dari awal kita sudah berperang.... Mana mungkin aku mengizinkan iblis bergabung di planet ini
Darvala : Baiklah..... Itu jawaban kamu.... Sebelum kita berpisah.... Ingatlah.... Perang akan datang
Darvala mengangkat wajahnya ke atas dan tubuhnya. Lalu keluar aura iblis di sekitaran tubuhnya lalu terlihat jiwa keluar dan terbang meninggalkan tubuh Darvala lalu dia terjatuh. Bruts berjalan ke arah Darvala tapi Ablak menghalanginya. Tiba tiba Darvala bergerak dan berdiri. Tangannya sangat kaku.
Darvala : Aku..... Dirasuki iblis?
Ablak : Ya..... Maaf soal wajahmu
Darvala : Terima kasih sudah mengeluarkannya...
Darvala memegang wajahnya yang hancur dengan gemetar. Bruts langsung berlari ke arah Darvala dan melihatnya. Lalu terkena tetesan air di atas Ciciliana
Ciciliana : Eh.... Hujan?
Hujan mulai turun secara perlahan lahan. Darvala pun pingsan dan wajahnya terjatuh di air
Ablak : Bruts.... Maafkan aku
Bruts : Tch...
Bruts mengarahkan tangannya ke arah Ablak lalu tangan Bruts memukul Ablak di wajah, lalu tangan yang satunya memukul di perut Ablak. Ablak terjatuh lalu 2 tangan Bruts mengangkatnya dan Bruts memukul wajah Ablak dengan 3 tangan yang lain. Ablak terlempar dan darah Ablak terpancar. Ablak berdiri lagi lalu Bruts terus memukul Ablak, Ekarno langsung membuang muka dan dia tidak mau melihatnya Glord dengan rasa bersalah karena sihirnya yang mengakibatkan ini.
Glord : (Mangis) Ablak... Maafkan aku.... Harusnya aku yang di hajar habis habisan seperti itu..... Harusnya aku yang bertanggung jawab atas semua ini
Ekarno : ...
Glord : Kau bisa memukul aku sesuka hati
Ekarno : Tidak ada alasan aku memukulmu atau Ablak..... Aku menerima kalian di sini.... Tidak mungkin aku mengusir kalian
Glord : Tapi.... Jika tidak ada aku.... Ini tidak akan terjadi
Ekarno : Aku lebih baik mati dari pada hidup sendiri..... Rasa kesepian yang aku rasakan sebelum bertemu Detston membuat aku ingin mati secepatnya.... Tapi karena ada kalian, aku bahkan tidak punya rencana untuk mati
Glord : (Ekarno..... Berapa lama kau merasa kesepian?)
Terdenyar suara pukulan. Ablak terjatuh dan tidak di air dari hujan dan dia berusaha berdiri lagi tapi tubuhnya terasa sangat berat sehingga Ablak hanya bisa duduk. Bruts melangkah maju pelan lalu Ciciliana menghalanginya
Ciciliana : Hentikan itu Bruts!!
Bruts mengarahkan tangannya ke arah Ciciliana lalu 5 tangan yang lain bersiap untuk menyerang. Ciciliana menatap Bruts dengan mata tajam dan dia membuat barrier di sekitaran Ablak tapi dia berada di luar barrier. Arias pun berlari dan berdiri di depan Ciciliana
Ciciliana : Arias.... Kau baik baik saja?
Arias : Saat ini.... Kita harus melindungi Ablak.... Jika tidak, Bruts akan membunuhnya
Bruts : Hmmm
Bruts berbalik dan dia berjalan ke arah Darvala. Bruts mengangkat Darvala dengan 5 tangannya dan pergi ke arah rumah Glord. Ciciliana membuka barriernya dan melihat Ablak.
Ciciliana : Ablak.... Kau baik baik saja? Kenapa kau membiarkan Bruts menghanjarmu?
Ablak : Bruts menghajarku? Tidak ada 1 serangan pun yang rasa sakit.... Hanya saja tubuhku yang tidak bisa menahan.... (Batuk)
Arias : Jangan sok kuat.... Terlihat kau sekarat
Ablak : Bruts menghajarku habis habisan tapi yang sebenarnya dia yang merasa sakit. Walaupun Darvala tidak sering bersamanya..... Tapi dia lebih menyayangi kakaknya dibandingkan aku dan aku hampir membunuh kakaknya yang mencoba untuk membunuh kalian.
Ciciliana : (Mengeluarkan air mata) Tsk....
Arias : Ablak.... Kau tidak melakukan hal yang salah
Ablak : Bruts tidak akan memaafkanku walaupun kakaknya masih hidup.... Jika aku beruntung.... Bruts akan memaafkanku..... Aku sangat lelah
Ablak menjatuhkan diri ke tanah dan dia tertidur. Ekarno berjalan mendekati Ablak. Lalu dia menggunakan air hujan untuk mengobati luka Ablak. Sebagian dia membuat obat air untuk Ciciliana, Arias, dan Foden lalu dia berdiri
Suara 1 : Grah.... Malam yang menyusahkan
Suara 2 : Siapa yang menyangka kita akan di serang
Suara 3 : Hei... Kita harus membuat rumah kita lagi
Ekarno : Hmm?
Glord : Huh?
Terlihat warga kota Beg mulai berdiri dan bangkit dan mulai bercerita becerita tentang penuerangan para iblis.
Ekarno : Ka... Kalian baik baik saja?
Warga 1 : Huh? Kau lupa ya? Kita pernah berperang bersama sama di dunia kegelapan mana mungkin kita terbunun dengan mudah
Warga 2 : Hargh.... Ternyata ini susahnya jika berperang di kota.... Kita harus membangun lagi
Arias : Aku tidak ingat mereka juga ikut berperang
Ciciliana : Mungkin mereka berperang di dalam rumah mereka
Warga 1 : Tidak..... Lebih tepatnya kita hanya bersih bersih.... Awalnya saja yang parah.... Rumah rumah kita hancur tapi hanya ada korban luka. Tidak ada yang mati
Arias : Kau serius?
Warga 2 : Siapa yang bercanda? Tidak ada yang tau kita yang menahan pasukan iblis sebelum pertarungan besa
Ciciliana : Maksud engkau?
Warga 3 : Sebelum Ablak.... bertarung satu lawan satu. Ada beberapa pasukan iblis yang datang
Dollgava : Ha? Ada pasukan iblis yang datang? Padahal di portal hanya muncul beberapa iblis
Warga 1 : Benar.... Kalian mungkin kalian sudah terlalu serius bertarung sehingga tidak sadar ada iblis lain yang menyerang. Tapi kami berhasil menahan mereka
Warga 3 : Setelah kami menahan mereka, mulai pertarungan Ablak dengan mahluk tangan raksasa. Kami langsung bersembunyi di bawah rumah kami supaya yang sudah roboh
Arias : Kalian bisa mengangkat sisa dari rumah yang hancur?
Ekarno : Kalian pikir siapa yang bangun kota ini? Mereka bukan aku
Glord : Mereka itu kuat
Warga : Tapi tidak jika lawannya iblis itu