Saat mereka bubar, Ablak dan kembali ke kota Beg sementara Bruts, Ekarno dan Glord pergi ke rumah Glord. Ekarno dan Glord ketakutan karena Darvala tidak ada di rumah. Saat mereka masuk rumah, Darvala sudah menyapa mereka
Darvala : Kalian sudah kembali
Bruts : Iya, bagaima dengan kamu?
Darvala : Aku sudah cukup berisitrahat
Glord dan Ekarno kebingungan. Sementara itu, Ablak sampai ke kota dan dia melihat kotanya sudah di perbaiki. Ablak melihat kota itu dengan wajah tidak bersemangat
Arias : Oi
Ablak : Hmm....
Arias : Oi kenapa kamu? Ini bukan seperti Ablak yang aku kenal
Ablak : (Membuang nafas) Apakah aku..... Harus mengatakan ini pada kalian?
Arias : Katakan apa?
Ablak : Hmmm..... Aku perlu bertemu dengan Foden
Arias : Ya baiklah. Ciciliana juga di sana
Mereka pergi masuk ke rumah makan Foden dan duduk di sana bersama Arias dan ada pelanggan yang lain. Ablak merasa sangat gelisah dan tidak bisa mengatakan apa apa.
Arias : Oi.... Oi (Sambil menyenggol Ablak)
Ablak : Oh maaf. Aku sedang melamun
Arias : Melamun? Hmmmmm mungkin ada yang kau suka ya?
Ciciliana : Huh? (Melihat Ablak)
Ablak : Ti..... Tidak
Arias : Lalu kenapa kau melamun?
Ablak : (Membuang nafas) Foden kau bisa kau kemari?
Foden : Oh tunggu (Berjalan ke arah meja Ablak)
Ablak : Yang pasti Arias akan marah jika aku mengatakan ini
Arias : Marah? Ini bukan masalah besar. Aku tidak akan marah.... Janji
Ablak : Aku, Ekarno, Bruts, dan Glord pergi ke kota sebelah dan berdiskusi
Arias : APA!!!!? KENAPA KAU TIDAK MEMANGGIL KITA???
Ciciliana : Ya.... Dia berjanji untuk marah
Ablak : Dengar..... Mereka akan menyerang tempat diamana iblis berada
Semua terkejut
Ciciliana : Apakah mereka sudah punya rencana?
Ablak : Untuk saat ini mereka lagi mempersiapkan diri
Arias : Aku akan ikut. Aku juga akan bersiap siap
Ciciliana : Arias... Jangan terlalu semangat... Itu sangat berbahaya
Foden : Ablak... Apakah kau akan ikut ?
Ablak : Tidak
Arias & Ciciliana : Apa?
Arias : Kau tidak ikut?
Ciciliana : Kenapa?
Ablak : Jika kita semua ikut..... Tidak ada yang akan melindungi kota
Arias : Ah tenang saja.... Mereka pasti akan menyerang kita dengan seluruh pasukan mereka.... Tidak ada yang akan menyerang kota ini
Pelanggan : Dimana kokinya?
Foden : Umm.... Oh iya baik baik segera datang
Saat Foden meninggalkan mereka dan pergi melayani pelanggan, mereka melihat semua pelanggan Foden melihat ke arah tempat duduk Ablak
Arias : Umm.... Oh iya kita akan menyerang ke sana untuk mengambil bendera mereka
Ciciliana : Eh... Oh iya, dan aku akan tetap di sini untuk melindungi bendera kita
Ablak : (Aku mau bunuh diri)
Pelanggan : Oh mereka sedang bermain kerajaan kerajaan
Arias : Uh.... Iya.... Kalian juga pernah bermain itu kan. Kalian membangun kota kalian dan meletakan bendera di tempat teraman dan merampas bendera musuh. Hahahahahaha
Semua pelanggan kembali makan dan Foden kembali dengan membawa kentang goreng dan 3 minuman
Foden : Baik maaf..... Bisa kita lanjut?
Arias : (Suara pelan) Sampai dimana tadi
Ablak : Arias.... Kau berpikir kita saja cukup untuk menahan para iblis itu?
Arias : Hmmm... Tidak
Ablak : Jumlah mereka pasti jauh lebih banyak dari kita. Kita tidak bisa membiarkan kota ini di serang
Arias : Ablak..... Kau sangat takut.... Penduduk di kota ini kuat
Ablak : Kuat iya.... Tapi tidak cukup kuat.... Kau melihat sendiri kota ini dibangun lagi
Arias : ...
Ablak : Aku akan tetap di sini dan melindungi kota ini
Foden : Ummm..... Ablak.....
Ablak : Iya?
Foden : Mungkin... Kau bisa mengajariku cara untuk bertarung
Ablak : Apa?
Foden : Jika aku bisa bertarung, setidaknya aku bisa membela diri
Ablak : ...
Arias : Ide bagus..... Ayo kita latihan bersama
Foden : Ablak?
Ablak : Hmmm... Kita pergi ke rumah Glord
Arias : Kenapa harus ke rumah Glord?
Ablak : Mungkin mereka juga bisa membantu untuk melatih kita bertarung
Ciciliana : Ya.... Itu ide yang bagus
Arias : Baik ayo kita berangkat.
Foden memberikan makanan kepada pelanggan dan dia menutup restorannya. Warga langsung ribut karena Foden tutup
Warga : Hei ini belum jam tutup
Foden : Uh maaf..... Aku ada keperluan
Warga : Keperluan apa?
Foden : Uh... (Melihat Ablak)
Arias : Foden perlu umm.... Berjalan jalan.... Ya
Warga : Kita akan kelaparan di sini jika dia pergi
Ablak : Maaf mengganggu tapi..... Foden bukan hanya sumber makanan di kota ini
Semua : ....
Ablak : Mungkin hari ini dan hari yang akan datang.... Kalian harus belajar cara untuk mencari makan sendiri..... Saat ini Foden masih hidup.... Jika dia mati, apa yang akan kalian lakukan?
Warga : (Bercerita)
Ciciliana : Kau keterlaluan
Ablak : Aku mengatakan yang sebenarnya
Foden : Baiklah..... Aku akan melayani kalian semua
Ablak : Foden, jangan gunakan semua kekuatanmu
Foden : Koki harus memberikan makanan kepada orang yang lapar
Ablak terdiam. Semua warga antri untuk mengambil makanan. Foden menyuruh setiap orang membawa kotak agar dia bisa mengisi makanan ke kotak itu. Selama 1 jam Foden memberikan makanan kepada seluruh warga. Setelah semua warga sudah makan, Foden tertidur.
Ciciliana : Dia kelelahan
Ablak : Dia bisa berisitrahat. Kita akan membawanya ke rumah Glord
Ciciliana : Apakah kita tidak biarkan dia istirahat saja?
Ablak : Aku akan menggendongnya
Ablak mengangkat Foden dan menggendongnya lalu mereka pergi ke rumah Glord. Perjalanan mereka sekitar 1 jam sehingga mereka sampai ke rumah Glord. Ablak mengetuk pintu masuk, Ekarno membuka pintunya
Ekarno : Eh.... Apa yang terjadi dengan Foden?
Ablak : Dia tertidur.... Dia kelelahan karena memaksakan diri
Ekarno : Dia tidak terluka?
Ablak : Tidak. Kita ke sini untuk latihan
Ekarno : Latihan? Kalian akan latihan di sini?
Ablak : Ya..... Aku sudah menceritakan kepada mereka
Ekarno : .....
Glord menyuruh Ekarno untuk membawa mereka masuk ke rumah. Ablak membawa Foden ke rumah dan membaringkan ke tempat tidur. Saat itu Darvala dan Bruts tidak ada di rumah Glord
Ablak : Dimana Bruts?
Glord : Mereka sedang berjalan jalan ke hutan
Ablak : .....
Arias : (Berbisik) Apakah kau tidak akan ikut mereka ke hutan?
Ablak : Sudah tidak ada ancaman lagi di hutan
Glord : Jadi kalian datang untuk latihan?
Arias : Ya..... Apakah kau keberatan?
Glord : ... Kita akan mulai malam
Arias : Heeeeeee????
Ciciliana : Kenapa tidak sekarang?
Glord : Cuaca sekarang sangat panas dan latihan kalian tidak akan maksimal. Lagian kita juga sedang menunggu Foden bangun
Arias : Baik. Kita tunggu sampai malam.... Hmmm... (Duduk dan menunjukkan wajah datar)
Mereja berisitrahat sambil bercerita tentang Foden. Ekarno menceritakan bagaimana dia bertemu dengan Foden dan sihir milik Foden. Karena terlalu lama bercerita, mereka kelelahan dan tertidur. Saat malam tiba, semuanya sudah terbangun dan merea merasa sangat bertenaga. Darvala dan Bruts belum kembali. Mereka keluar rumah dan pergi ke bagian belakang rumah Glord. Mereka latihan di bawah bulan sabit
Ekarno : Foden, kau ingin latihan bertarung?
Foden : I... Iya.....
Ekarno : Glord akan melatihmu
Foden : Glord? Bukan Ablak?
Ablak : Aku juga akan latihan..... Dibawah arahan Glord
Foden : Ba.... Baik
Ekarno : Baiklah Arias dan Ciciliana..... Kalian akan latihan dengan aku
Arias : Kapan saja aku siap
Arias membuat pedang listrik berwarna hijau lalu menyerang Ekarno. Ekarno berpindah tempat dan dia menyerang Ciciliana. Saat itu Ciciliana lengah dan Ekarno berhasi menendang Ciciliana
Arias : Hey aku yang jadi lawan kamu jadi harusnya kau menyerang aku
Ekarno : Saat ini kalian melawan satu musuh. Tapi apa yang akan kalian lakukan jika kalian melawan musuh lebih dari satu?
Arias : Aku akan melawan mereka semua
Ekarno : Iya, kau akan melawan mereka semua tapi jika mereka menyerang Ciciliana.... Apa yang akan kau lakukan?
Arias : .....
Ciciliana : (Berdiri) Itu artinya.... Aku juga harus bertarung
Arias : Hmm..... Jadi ini memang latihan perang?
Ekarno : Ya..... Anggap saja kau berada di medan perang.... Jangan sekali kali lengah
Arias : Heh.... Baiklah.... Ciciliana ayo kita kalahkan dia
Arias berlari dan menyerang Ekarno sementara Ciciliana melindungi Arias dari jauh. Sementara itu Glord menyuruh Ablak dan Foden berdiri sekitar 5 cm dan saling berhadapan
Glord : Foden.... Aku dengar kau belum pernah bertarung sama sekali
Fodem : Iya
Glord melihat Ablak dan Ablak menyadarinya. Glord menunjukkan apa yang da pikirkan dengan mengangguk kepalanya. Ablak mengerti maksud Glord dan dia mengangguk kepalanya juga
Glord : Foden.... Coba kau menyerang Ablak
Foden : Apa?
Glord : Kau serang Ablak dengan semua kekuatanmu
Foden : Ba.... Baik....
Foden berteriak dengan keras lalu dia berlari ke arah Ablak dan menarik tangan kanannya dan saat dia memukul Ablak, tangannya gemetar dan pukulannya bahkan tidak bisa membuat Ablak bergerak
Foden : (Gemetar) A..... Aku tidak bisa
Glord : Foden dengar..... Kau seperti Ekarno saat pertama kali latihan
Foden : !!!?
Glord : Karena kau tidak pernah bertarung, tangan kamu gemetar dan kau masih menahan diri karena kau tidak mau menyakiti mahluk lain. Kau harus menyerang Ablak dengan marah
Foden : A.... Aku tidak bisa..... Tolong ajari aku cara memukul
Glord : Semua orang bisa memukul sembarangan. Hanya saja perasaan mereka yang menahan mereka. Satu satunya cara adalah membuat kau marah (Memberi signal kepada Ablak)
Ablak : Foden..... Apa yang akan kau lakukan jika aku melakukan ini (Mendorong kepala Foden dengan jari telunjuk)
Foden : Ti.... Tidak
Ablak : Bagaimana dengan ini? (Ablak mendorong Foden)
Foden : (Menutup mata) Ti.... Tidak
Ablak terus mendorong Foden semakin lama semakin kuat dan itu mulai menyakiti Foden. Sehingga kesabaran Foden mulai habis. Foden mengepal tangannya dan mengumpulkan tenaga sekuat mungkin tapi dia masih menahan diri. Ablak terus mendorong Foden sehingga Foden sudah tidak tahan lagi.
Foden : HENTIKAN!!!!!
Foden memukul pipi kiri Ablak sehingga Ablak terikut ke arah Foden memukul. Tangan Foden sangat gemetar dan dia sangat ketakutan dan tidak ingin memukul. Tapi di sisi lain dia sangat marah dan ingin memukul
Foden : (Menarik nafas dan membuang sebanyak 3x) Ablak.... Astaga aku minta maaf
Ablak : Hehe.... Bagus.... Seperti itu cara kau memukul
Foden : Se.... Sperti ini?
Ablak : Iya.... Mungkin kau memukul sembarangan tapi setidaknya kau bisa menyakiti mahluk lain. Coba pukul aku lagi.... Kali ini aku tidak akan menahan diri (Membuka mata kanan)
Foden : Heh.... Baiklah... GRAAAAAA!!!! (Berlari ke arah Ablak)
Ablak dan Foden mulai bertarung. Ablak mulai menyerang Foden tapi tidak sekuat tenaga. Foden mulai terbiasa dan dia mulai belajar untuk menghindar serangan Ablak
Glord : Hanya 1 malam Foden bisa selincah ini? Gerakan kamu lebih cepat dari Ekarno. Foden.... Jika kau sudah terbiasa, aku bahkan tidak bisa menang jika kita bertarung tangan kosong