Chereads / Dia...Siapa? / Chapter 4 - Teringat

Chapter 4 - Teringat

Kejadian yang baru saja mereka alami,membuat Ranita sedikit shock.Pasalnya,ini kali pertama dia dapat hadangan seperti itu secara langsung.Hanya saja tak dia tunjukkan dihadapan sahabatnya ini,yang sedari tadi sibuk mengoceh membahas kejadian tadi."Ehh lu mau ceritain tadi ke Om Yudha ga?" pertanyaan Laura mengaburkan lamunan Ranita "Haa?Apa?" tanya Ranita agak tergagap.Laura hanya menarik napas panjang.Laura sadar bahwa sahabatnya ini raganya berada disini tapi pikirannya ditempat lain.Dia menatap lekat wajah Ranita,lalu menggenggam tangan Ranita."Lu baik-baik aja kan ran?" tanya Laura lembut "Gak..Gua apa-apa?" jawab Ranita cepat "Tadi lu nanya apa?" sambungnya "Ahh enggak..Lupain aja,ga penting kok..Hahaha" ujarnya sambil tertawa garing."Ooh..Ok" sahut Ranita sambil tersenyum.Laura membalas senyuman Ranita.

Sementara ditempat lain

Sepasang muda mudi tengah asyik mengobrok sambil sesekali bercanda,terpatri wajah bahagia seorang gadis cantik.Siapapun yang melihat senyumnya tentu saja akan langsung jatuh hati.

Chintiya Aurel Hermawan.Ia adalah anak dari seorang Konglomerat,Hermawan Adi Putra ayahnya.Yang mempunyai bisnis Furniture,Restoran mewah, bahkan Ayahnya menjadi salah satu investor disebuah perusahaan besar di Jerman.Sementara ibunya,seorang wanita karier yang mempunyai jabatan tinggi diperusahaan milik ayahnya(Kakek Chintiya) yang bergerak didalam bisnis Ekspor dan Import tekstil yang mempunyai banyak klien diseluruh dunia.Bisa dibilang hidup Chintiya sempurna,tidak!!Sangat SEMPURNA!!

"Sayang..Besok aku ada rencana mau mengajak kamu ikut aku jalan-jalan?" ajak Chintiya antusias "Memang kita mau kemana?" tanya cowo itu.Willy namanya.."Aku mau ajak kamu jalan ke Surabaya,soalnya ada teman mama aku baru buka Butik.Dan kamu tahu?Semua merek disana itu barang limited edition,dia udah nyiapin khusus buat aku." Chintiya begitu antusias mengajak pacarnya ikut dengannya ke Surabaya,Willy mengiyakan keinginan kekasihnya ini yang sudah menemaninya selama 2 tahun ini.Saat tengah mengobrol,keseruan mereka berdua terganggu saat ada telpon masuk di HP Chintiya.Ia meminta ijin untuk menjawab telpon itu dan Willy mengangguk sambil tersenyum.

Disaat Chintiya sedang bicara dengan orang diseberang sana,Willy teringat dengan gadis dia lihat tadi yang belum lama pergi.Dia merasa khawatir setelah dia melihat kejadian tadi saat gadis itu memelintir seorang pria dan tak lama pergi.Belum lama gadis itu pergi dia diikuti oleh gerombolan pria.Jujur,dia merasa akan terjadi sesuatu pada kedua gadis itu.Baru ingin berdiri sudah ditahan oleh pacarnya.Dia berdoa semoga mereka baik-baik saja...

"Ran..Semoga kamu baik-baik saja" gumam Willy."Ran itu siapa?" lamunannya terhenti saat Chintiya tiba-tiba sudah duduk ditempat semula dengan tatapan menyelidik."Dia sahabatku sayang" jawab Will cepat."Sahabat?Emm..memang dia dimana sekarang?" tanyanya

"Aku belum tahu.Soalnya kita sudah 10 tahun tidak bertemu" jawab Will.Dari wajahnya terlihat murung,dalam hati Chintiya tengah berkecamuk antara iba dan cemburu.Dia tidak tega melihat wajah orang yang dia sayang sedih,dia selalu ingin orang yang satu-satunya paling penting dalam hidupnya ini bersedih.Akan tetapi dilain sisi,dia merasa cemburu bila orang yang dia sayang tengah memikirkan orang lain.Apalagi itu seorang gadis.Dia berusaha menghibur kekasihnya ini agar dapat tersenyum lagi,walau ada sedikit pedih dihatinya karena egonya.Dia coba menyingkirkan perasaan itu demi pujaan hatinya,dia tak mau sampai kehilangan jantung hatinya.Dia masih bertanya tentang gadis itu,Willy dengan antusias menceritakan kenangannya dengan Ranita.Dia tidak sadar.Bahwa gadis dihadapannya kini tengah menahan perih dalam diam,Chintiya sedikit tertarik dengan cerita Willy tentang sahabatnya itu.Dia ingin segera bertemu,dan mengatakan "Jauhi dia.Dia milikku!!Sekalipun dia Sahabatmu..Aku tidak peduli!!" itu kata-kata yang tengah dia siapkan.Egois memang,situasi dirumahnya yang membuat dia jadi orang yang egois dan acuh pada perasaan orang lain.Karena pada dasarnya dia anak baik,hanya saja kurang perhatian dari kedua orangtuanya yang kini tengah diambang menuju jurang perceraian.Sejujurnya dia ingin berteriak sekarang dan menceritakan perasaan yang dia pendam lama.Tapi apa boleh buat?Dia mengalah demi kebahagian orang lain,tanpa memikirkan perasaannya sendiri.

"Aku iri denganmu.Begitu banyak orang yang tulus mencintaimu,kau memang orang yang sederhana.Tetapi menurutku,kau orang yang paling kaya melebihi aku.Kaya akan kasih sayang,cinta,dan perhatian dari orang-orang sekitarmu" batin Chintiya,tanpa sadar air mata menetes dari manik matanya yang indah.

Melihat itu Willy langsung berhenti bercerita,dia berpikir apa ada yang salah dengan ucapannya "Yang,kamu kenapa?Apa aku tadi ngomong terlalu berlebihan?Ahh maaf ga seharusnya aku cerita orang lain pas kita lagi berduaan gini" ujar Willy coba menenangkan Chintiya.Chintiya dengan cepat menyeka airmatanya yang menetes"A..Aku ga apa-apa,tadi cuman ada binatang kecil masuk ke mata" kilah Chintiya "Kita pulang yuk..Aku sudah ngantuk" sambungnya lagi.Permintaannya pun langsung dikabulkan oleh Willy.Akhirnya mereka pun pulang kerumah Chintiya.

*Gimana?Sumpah deh author ngetik sambil nahan airmata,untuk 3 chapter kedepan author bakal memperkenalkan tokoh ini dulu.Bakal banyak kejutan nanti!๐Ÿ˜…๐Ÿ˜„

Jgan lupa vote dan komen ya kalo ada kekurangan.Terimakasih๐Ÿ˜๐Ÿ™