Hari ini begitu melelahkan bagi Ranita,mobil sudah dia parkirkan dalam garasi.Suasana rumah yang sepi.Suara jangkrik dan hewan malam tengah bernyanyi,semilir angin malam membelai lembut.Membuat gadis cantik ingin segera merebahkan tubuhnya diatas kasur..Aaahhh melelahkan.Ketika telah sampai depan pintu dia pun membukanya,rasa ingin istirahat seketika sirna saat siluet sosok tinggi besar tengah berdiri mematung.Suasana ruangan agak gelap,ditambah mata yang sudah lelah membuat pikiran Ranita menjadi berpikir yang aneh-aneh.
KLIK!!
Terlihat jelaslah siapa yang ada dihadapannya.
Ayah..Letkol.Yudha Setiawan.Ayahnya Ranita,tengah menatap putrinya yang berdiri mematung"Ayah.." lirihnya.Saat ini ayahnya masih memakai seragam dinasnya lengkap dengan baret merah dikepalanya."Kenapa pulang selarut ini?Kamu tidak lupa bawa jam tangan kan?Atau HP kamu mati?Kenapa telpon Ayah ga kamu angkat?" satu kali napas 4 pertanyaan sekaligus.Tatapan ayah pun sangat dingin.Menusuk!!Tepat dibola matanya,saat ini Ranita diposisi seorang yang tengah ditawan dan sedang diintrogasi.Ia menarik salivanya kasar,agak berat dia mau bicara "Ranita Putri Setiawan!" panggil ayah membuat Ranita semakin kikuk."A..aa..Anu ayah.Tadi tuh ban mobil bocor jadi harus tambal dulu.Makanya aku telat" ujar Ranita beralasan.Bila dia ceritakan kejadian tadi pasti ayahnya tak mengijinkan dia pergi kemana-mana.Sekalipun boleh,harus ditemani oleh anak buah ayahnya."Kamu ga lagi bohong sama ayah kan?Kenapa putri kesayangan ayah berani berbohong sekarang?"
JLEBB!!
'Mampus gue!' rutuk Ranita dalam hati..
*Rumah Chintiya
Sebuah rumah mewah yang megah bak istana terpampang begitu indah.Suasana malam yang cerah.Bulan purnama bersinar terang,ditemani oleh gemerlap bintang.Taman halaman depan rumah ini begitu asri,banyak sekali tanaman hias dan rerumputan hijau yang begitu terawat.Lampu taman membuat suasana disana begitu damai.Mobil Porsche tengah melaju pelan menuju sebuah garasi luas yang memperlihatkan begitu banyak koleksi mobil.Mulai dari yang biasa sampai yang mewah(Yaa Allah ngebayanginnya jadi pengenðŸ˜ðŸ˜‚..Ok skip abaikan :v)
Gadis cantik membuka pintu mobilnya dengan anggun.Berjalan menuju pintu rumahnya yang jaraknya lumayan dekat dari garasi.Dia ingin segera beristirahat dikamarnya.Saat sudah didalam dia mendengar suara keributan yang bukan menjadi hal yang aneh baginya,gadis itu ingin melihat hal apa yang dilakukan oleh orang yang tengah berdebat.Yaa Papa dan Mama nya Chintiya.Mereka sedang adu mulut,dan..
Plakk!!
Suara tamparan begitu terdengar jelas,hati Chintiya mendidih.Melihat Mama ditampar dan tengah terisak,dengan langkah penuh amarah dia menghampiri Papanya.
PLAAKK!!
Kali ini suaranya lebih nyaring.Papa Chintiya yang terkejut menatap penuh emosi "Dasar anak durhaka!!Berani kamu tampar papa kamu sendiri Haaa??!!" bentak Papa pada Chintiya.Ia hanya menatap dingin "Siapapun yang berani nyakitin mama!Bakal aku balas 2x lipat!!" balas Chintiya penuh penekanan."Apa mau tampar?!Ini tampar ni!!" ujarnya menantang sambil menepuk pipinya."Mama.." lirih Chintiya sambil memeluk mamanya "Tia..Kamu ga boleh gitu nak,dia papa kamu" ujar Mama menasehati."Aku ga pernah ngerasa punya papa kayak dia.Papa yang aku kenal dia orang yang penyayang dan penyabar,bukan lelaki pengecut yang BERANI main tangan dengan wanita!!" sarkasnya.kata-kata Chintiya tadi membuat hati Papa Chintiya teriris mendengar omongan anaknya barusan.Dia hanya diam.Chintiya mengajak Mama untuk kekamarnya Chintiya,hari ini dia sangat ingin dimanja oleh Mamanya.Mama Chintiya walaupun dia sibuk,masih bisa meluangkan waktunya untuk menemani Chintiya biar hanya sebentar.Itulah mengapa Chintiya begitu dekat dengan Mamanya..