Chereads / Pemilik Hati Dinara / Chapter 14 - BARA

Chapter 14 - BARA

Bara Akbar Hadiningrat. Siapa yang tidak mengenalnya. Pria dengan tampang yang mempesona. Pria yang di kenal mempunyai sifat baik dan rendah hati. Pria dengan sejuta pesona dan bijaksana. Di usia muda sudah menjadi pengacara yang sudah di kenal banyak orang karena prestasi. Berhasil memecahkan masalah dengan bijak dan membuat siapapun bangga dengan kinerja yang memakai jasanya. Namun di balik semua itu, orang tidak tahu siapa Bara sebenarnya. Karena Bara selalu memasang topeng dengan sangat baik di setiap peran yang ia mainkan.

Hanya segelintir orang yang mengetahui siapa Bara yang sebenarnya, terkecuali keluarganya. Bara mempunyai rahasia selama hidupnya, dan rahasia itu menjadi banyak semenjak perempuan yang di cintai nya pergi meninggalkannya. Hidupnya semakin tak terkendali saat mengetahui alasan kenapa perempuan itu pergi meninggalkannya. Berbekal koneksi di setiap temannya, akhirnya ia mengetahui Alasan itu. Dan itu terjadi akibat keegoisan seseorang yang sangat terobsesi dengannya. Sedangkan dirinya terobsesi dengan perempuan lain. Perempuan yang memiliki seluruh hatinya, namun pergi meninggalkannya.

Selama itu juga, ia mencari kekasih nya yang hilang tanpa kabar. Memutuskan hubungan melalui ponsel dan tidak ada kabar setelahnya. Harapannya hilang setelah sekian lama mencari. Hingga akhirnya Bara pergi menempuh pendidikan di Negara orang.

Hingga suatu hari, ayahnya menghubunginya untuk menghadiri sebuah pembukaan yayasan amal milik teman kakeknya. Dengan cepat ia mengiyakan karena saat itu ia juga sudah merindukan tanah kelahirannya. Di saat ia sampai di sebuah gedung tempat berlangsungnya acara, matanya menangkap seorang perempuan yang sangat cantik memakai gaun hitam, sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Meskipun Bara belum melihat jelas wajahnya sang perempuan, entah kenapa dirinya tidak asing saat melihat perempuan itu. Ketika Bara masih setia berdiri di tempatnya sambil memandangi tubuh perempuan itu dari tempatnya, bola matanya membelalak melihat rupa sang perempuan.

Perempuannya. wanitanya, pemilih hatinya, obsesinya, candunya.

Dinara, wanita yang selalu ada di hatinya. Memenuhi ruang hatinya. Namun kini semua tinggal bayangan. Namun tiba - tiba suatu hari, Dinara memutuskan jalinan kasih mereka yang telah terajut lama karena hal yang saat ini tidak Bara ketahui. Dan sekarang, Bara sudah kembali, Ia akan mengambil kembali hatinya. Apa yang sudah menjadi miliknya, akan selalu menjadi kepunyaannya dan mencari tahu penyebab hubungannya putus.

Setelah meminta bantuan dari ayahnya, Bara akhirnya mendapatkan alamat di mana keberadaan Ara sekarang. Saat pertama kali mengetahuinya, Bara sangat terkejut karena jarak yang jauh, tapi setidaknya jarak tersebut akan menjadi dekat disaat Bara sudah menjalin hubungan nya kembali dengan Ara.

Tidak ingin membuang waktu lebih lama, Bara segera melangkahkan kakinya ke sebuah flat. Dari informasi yang ayahnya berikan, Ara tinggal di sini selama menempuh pendidikan di Sydney. Tidak ingin menunggu lama, Bara langsung melangkahkan kakinya untuk memasuki tempat yang Ara tinggali.

Ketika Bara sudah sampai di sebuah pintu berwarna coklat tua, Bara langsung mengetuk pintu tersebut, tidak lupa dengan bunga yang Bara bawa sebagai hadiah kesukaan Ara.

Ketika cukup lama berdiri di depan pintu, akhirnya pintu tersebut terbuka, namun yang keluar malah...

"Maaf, anda siapa....??

°°°°°

Abrar membuka pintu flat Ara dan berdiri di hadapan Bara yang mematung.

"Maaf, anda siapa...?"

Bara yang langsung tersadar akan keterkejutannya membalas perkataan pria yang sedang berdiri di depannya.

"Maaf sebelumnya, saya mencari pemilik flat ini..."

"Oh, kebetulan saya pemilik flat baru ini, pemilik yang lama sudah pindah dan telah menikah.."

Bara mematung mendengar perkataan pria tersebut. Ara - nya menikah? Tanpa sepengetahuannya? diam - diam...? Bagaimana Bara bisa kecolongan seperti ini.

"Maaf, kalau boleh saya tahu di mana tempat tinggal pemilik dulu sekarang tinggal? Apa anda tahu? ada yang mau saya sampaikan kepada-nya..."

"Yang saya dengar pemiliknya saat ini berada di Spanyol karena ikut suaminya yang kebetulan pengusaha dari sana dan perusahaan induknya juga berada di sana, hanya itu yang saya dengar, selebihnya saya tidak tahu. Maafkan saya.

Bara terhenyak di tempat.Mencerna semua penjelasan. Apapun yang terjadi Bara harus bertemu dengan Ara-nya, tidak perduli sudah menikah atau tidak. Apa yang sudah menjadi miliknya harus tetap menjadi miliknya.

"Baiklah kalau begitu, kalau boleh saya tahu nama anda siapa? kita belum sempat berkenalan tadi.

Abrar mengulurkan tangannya kearah Bara. "Panggil saja saya Pranadja..."

Bara membalas uluran tangan Abrar. "Anda bisa memanggil saya Bara..." ujarnya.

"Baiklah kalau begitu, saya mohon undur diri.Permisi". Bara langsung pergi tanpa mendengar balasan dari Abrar. Sedangkan Abrar yang memperhatikan Bara sejak tadi hanya mengamati tanpa berniat membalas. Satu hal yang Abrar tahu dari interaksi nya dengan Bara barusan adalah Pria tersebut akan terus mencari tunangan nya sampai ketemu. Maka dari itu Abrar harus bergerak cepat, karena yang Abrar tahu setiap pria berkehendak maka itu harus terwujud, termasuk dirinya.

Setelah berdiri cukup lama di luar, Abrar segera masuk ke dalam. Ketika sudah menutup pintu dan berbalik, matanya melihat Ara sedang melipat tangan nya di dada sambil berdiri mengamati dirinya.

"Sudah menikah heh? di Spanyol...? Perusahaan induk...?" Cecar Ara.

Abrar hanya tersenyum, tidak menjawab. Ia melangkahkan kakinya ke arah Ara dan memeluknya sayang.

"Kakak sengaja mengarang cerita untuk mengetahui reaksinya ketika mengatakan hal tersebut, tidak punya maksud lain seperti yang Ara fikirkan. Namun satu hal yang langsung kakak tahu, Bara itu tipikal orang yang tidak mudah percaya terhadap suatu hal yang belum ia percaya, jadi Ia akan terus berusaha mencari Ara untuk mendengar penjelasan langsung. Sifatnya juga sama seperti kakak, posesif.

Ara mengurai pelukan mereka. Tangannya mengelus wajah Abrar dengan sayang. " Jadi Ara harus bagaimana kak? Ara tidak mau bertemu dengan Bara dulu, hati Ara masih sakit..?

Abrar mengajak Ara duduk dengan saling berhadapan. Kedua tangan Abrar menggenggam erat tangan Ara. "Kakak punya solusinya, tetapi belum tentu Ara menyukainya..."

Ara mencengkram erat tangan Abrar yang sedari tadi menggenggam erat tangannya. "Apa solusinya kak...?

Abrar menarik napas panjang, menatap lurus wajah Arah dan ekspresinya langsung berubah serius.

"Kita harus segera menikah, untuk membuktikan ucapan yang kakak berikan kepada Bara tadi. Kakak tahu kalau Bara itu termasuk orang yang nekat, kakak juga tahu kalau ia tidak akan berhenti untuk mencari Ara lagi sampai ia bisa menemukan Ara. Kakak tidak punya maksud apapun terhadap Ara, meskipun kakak sangat menginginkan Ara untuk menjadi istri kakak, tapi tidak dalam waktu dekat. Kakak sangat menghargai keputusan Ara, tetapi setelah mengetahui kejadian ini, kakak tidak mau sesuatu terjadi dengan Ara. Kakak harap Ara bisa mengerti.

Ara hanya diam selama mendengar penjelasan yang di berikan Abrar barusan. Otaknya mendadak menjadi beku, namun hatinya semakin gelisah. Entah karena Apa Ara juga tidak mengerti. Menangkap maksud yang Abrar katakan, Ara paham kalau Abrar tidak bermaksud buruk padanya, namun satu hal tentang Bara yang belum ia katakan kepada Abrar. Ada perasaan menyesal karena belum mengatakannya, namun apa sekarang waktu yang pas atau Ara harus mengatakannya sekarang juga karena Bara sudah hadir saat ini? Ara harus cepat mengambil keputusan karena ini menyangkut kebahagiaan dan kehidupannya ke depan.Ya, Ara rasa sekarang waktu yang pas. Ara tidak bisa menundanya kembali. Mimpi buruknya harus segera berakhir.

"Sebelumnya Ara minta maaf karena tidak menceritakan satu hal lagi tentang Bara, namun saat itu Ara tidak punya keberanian untuk mengatakannya, namun karena Bara sudah hadir mau tidak mau - mau Ara harus mengatakannya.."Ara menarik napas panjang dan membuangnya. Matanya menatap wajah Abrar yang terlihat sangat penasaran.

"Bara pernah hampir memerkosa Ara..."