Semenjak aku berani tuk melawan, beberapa murid tidak lagi mencibirku. Andaikan saja berani melawan dari awal, pasti aku tidak akan menderita sebulanan ini.
"Kei, lagi mikirin apa sih sampe ngelamun gitu?" tegur Arwan yang tersadar akan lamunanku.
Saat ini, kamu sedang menghabiskan waktu di kelasku pada jam istirahat. Tak lama bel istirahat berbunyi, Arwan segera tiba di kelasku.
Aku segera mengalihkan pandanganku pada Arwan. "Bukan apa-apa kok …" balasku meyakinkan.
Selang beberapa menit datanglah Farel dengan beberapa cemilan di kantong belanjaan yang baru saja ia beli.
"Nih, aku bawa cemilan," seru Farel meletakan cemilan di depanku.
"Pas banget nih hahaha …" timbal Shella.
"Ets siapa bilang buat kalian? Orang gue bawa buat Kei doang kok hahaha …" goda Farel.
Shella langsung menghentikan tangannya yang hendak mengambil cemilan.
"Bohong itu, ambil aja Shel hahaha …" balasku.
"Ok!" ucap Shella kembali menggerakan tangan untuk mengambil cemilan.