Nadine tidak bisa menepis diriku dari pikirannya. Ia terus menerus kepikiran akan diriku. Walaupun kejadian itu hanya berlangsung sekali, namun sangatlah membekas bagi Nadine. Jika dipikirkan kembali, aku membawa dampak baik untuk kehidupan sekolah Nadine dulu. Berkat aku, ia dapat menikmati dan memiliki kenangan yang membekas.
Termasuk perasaannya pada Devan. "Kei, coba aja kamu tidak melakukan hal itu, aku pasti masih berteman denganmu. Benar semua ini karena Kei, kebencianku padanya juga karena dirinya sendiri. Mengapa aku harus memusingkannya?" pikir Nadine membenarkan tindakannya selama ini.
Ketika Nadine sedang terhanyut dengan pikirannya, Mia datang menghampiri. "Nadine," panggil Mia.
Nadine yang mendengarnya, langsung membalasnya. "Hmm ... ada apa?"
"Kamu ngga deketin Arwan lagi? Bakin banyak saingannya tuh," ucap Mia duduk di hadapan Nadine.
"Entahlah ... pas aku tau sainganku nambah banyak, aku jadi ngga pede," jelas Nadine.