Firman memandang Foto Mayang dan Zee yang sedang tertawa bahagia di depan rumah mereka. Foto itu diambil pagi tadi saat Mayang akan mengantarkan Zee berangkat ke sekolah.
"Semangat ya sayang, kalian berdua orang terhebat papa, papa menyayangi kalian berdua." Gumam Firman.
"Tuan, mobil nya sudah siap." Kata Asistennya.
"Baiklah." Firman menekan tombol di bagian kiri kursi rodanya, lalu kursi roda itu secara otomatis berputar arah dan melaju keluar ruangan di ikuti oleh sang asisten yang membawa tas yang berisi document Firman.
Sesuai rencananya dengan Marven, hari ini Ia dan Marven akan menandatangani kontrak kerja sama antara dirinya dan Mayang. Hatinya berdebar tiap kali mengingat bahwa Ia akan bertemu dengan Mayang.
"Tuan, apa anda yakin saya yang harus mewakili anda menandatangani kerja sama ini?" Tanya sang asisten.
"Ya, kamu tenang saja, kita bekerja sama dengan istriku, ini bukan urusan yang rumit, hanya saja aku belum mau bertemu dengan nya untuk saat ini."
"Sampai kapan, Tuan?"
"Aku juga tidak tahu,"
Mobil itu terus meluncur ke jalanan yang ramai, membelah jalanan yang akan membawanya menuju tempat pertemuan antara dirinya dan Mayang. Hingga tak berapa lama mobil itu masuk ke sebuah restoran eksklusif di pinggir pantai yang tak jauh dari resort milik Mayang yang sedang dibangun.
"Saya antar ke tempat anda, Tuan."
"Hm."
Sang asisten dengan setia mengantar Firman ke sebuah ruangan yang akan dia jadikan pertemuan antara dirinya dan Mayang, namun Ia duduk di balik tirai yang tak jauh dari posisi Mayang. Segalanya telah diatur sedemikian rupa oleh Marven dan Firman, sehingga Firman dapat melihat Mayang walau dari jarak yang tak terlalu dekat.
Selang beberapa menit, Mayang datang bersama Marven dengan setelan blazer dan rok sepanjang lutut.
"Selamat siang Pak Marven." Sapa Sang asisten Firman sambil mengulurkan tangannya pada Marven dan Mayang.
"Selamat siang, ini Mayang pemilik resort yang akan anda investasikan."
"Saya Arya, senang berkenalan dengan anda, Bu Mayang."
"Terimakasih."
"Silahkan duduk." Kata Arya mempersilahkan kedua kliennya untuk duduk.
Firman menatap wajah Mayang yang sedang tersenyum kala ia berbicara dengan Arya terkait kerja sama mereka.
"Dia adalah investor tunggal untuk pembangunan Resort kamu, May."
"Dan ini kontrak kerja sama nya silahkan and abaca lebih dahulu." Lanjut Marven lalu menyodorkan map pada Arya. Dengan teliti Arya membaca surat perjanjian itu, dia sedikit tersenyum saat membaca perjanjian kerjasama di bagian akhir. Lalu dengan mantap dia menandatangi lembar kerja sama itu lalu diberikan pada Mayang, agar Mayang bisa menandatanginya juga.
Mayang menatap Arya, "Anda sudah cukup membacanya?" Tanya Mayang.
"Ya, silahkan giliran anda membaca kontrak kerja sama kita." Kata Arya lalu melirik Marven yang tersenyum penuh arti.
"saya sudah membacanya tadi malam, saya tinggal menandatanganinya saja." Jawab Mayang lalu mengambil pulpen di atas meja dan segera menandatangi kontrak kerja sama itu.
"Sudah," Kata Mayang.
"Dananya sudah kami transfer ke rekening anda, Nyonya."
"Baiklah, terimakasih."
"Oke, kalau begitu mari silahkan dimakan hidangannya, maaf Nyonya Mayang, saya tidak tahu selera anda, tapi semoga anda tak keberatan dengan menu yang saya pilihkan." Ujar Arya sopan.
Seorang karyawan restoran menata hidangan di atas meja mereka, dan Mayang mengerutkan dahi ketika semua makanan yang terhidang di meja itu adalah makanan kesukaannya.
"Terimakasih." Kata Arya pada karyawan restoran.
"Silahkan, Nyonya, Tuan Marven."
Firman masih setia menatap Mayang dari tempat yang tak terlalu jauh dari tempat mereka melakukan makan siang. Semua hidangan yang tersaji di meja tersebut adalah hasil pesanan Firman yang sudah di sesuaikan dengan selera Mayang.
"Tuan." Sapa Karyawan restoran itu lalu menaruh makanan pesanan Firman.
"Ya, terimakasih."
Karyawan itu pergi dari hadapan Firman, setelah mengangguk sopan. Firman telah memesan makanan dari restoran Mayang. Restoran ini adalah satu asset milik Firman, maka ketika Ia mengetahui Mayang mempunyai resort yang tak jauh dari restoran elit milikny amaka hal itu menjadi salah satu kebahagiaan tersendiri untuknya, Ia berharap suatu saat bisa menikmati senja bersama Mayang di tempat ini.
Mayang telah menghabiskan makanannya begitu pula dengan Marven dan Arya.
"Mayang, aku masih ada perlu dengan Arya, kamu akan di antar pulang oleh sopir Arya, bagaimana apa kau keberatan?" Tanya Marven yang alasan sesungguhnya adalah Ia ingin bertemu dengan Firman.
"Ah tidak dan sebenarnya aku bisa pulang sendiri kok." Jawab Mayang sambil membereskan tasnya.
"Tidak, aku tak mau kau pulang sendiri tanpa ada yang menjagamu, biarkan sopir Arya mengantarmu."
"Baiklah. Pak arya maaf saya jadi merepotkan anda." Kata Mayang dengan tatapan menyesal.
"Itu tidak merepotkan, sjustru saya yang harus minta maaf pada anda, karena saya , anda haruspulang tanpa Tuan Marven."
"Tidak masalah."
"Ayo aku antar ke depan." Kata Marven lalu berjalan menuju ke luar restoran dimana sopir Firman telah menunggu mereka.
Sedangkan Arya langsung menemui Firman di tempat dimana Firman menunggu mereka.
"Bagaimana Arya?" Tanya Firman.
"Semua berjalan dengan baik, dan rupanya tuan Marven telah mengubah surat kontrak kerja sama ini, untungnya nyonya Mayang tidak membacanya kalau tidak, pasti akan menimbulkan kecurigaan pada Nyonya Mayang."
"benarkah? Coba aku lihat." Lalu Arya memberikan berkas yang tadi Ia dan Mayang tanda tangani, lalu tersenyum kecil setelah membaca kontrak kerjasama itu.
"Dasar Marven, cari mati di hajar Mayang, dia."
Arya ikut tersenyum, lalu duduk di dekat Firman dan tak lama marven datang dengan senyum yang mengembang.
"Hai sobat gilaku."
"Kamu yang gila, bagaimana jika ini ketahuan oleh Mayang?"
"Aku sudah sangat paham dengan Mayang, dia bahkan tak kan membaca untuk yang kedua kalinya."
"Brengsek kau."
"Itu demi kalian berdua, aku tak ingin selamanya kalian berpisah seperti ini, semoga saja ada jalan dimana kalian akan segera bersama kembali, dan aku sangat menantikan hal itu."
"Terimakasih Marven, kau sahabat gila terbaik."
Mereka tertawa bersama, lalu melanjutkan obrolan mereka menyangkut bisnis yang mereka kerjakan, sekaligus membahas kerja sama yang akan mereka lakukan.