Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kamu Aku dan Dia

Anna_17_8829
--
chs / week
--
NOT RATINGS
6k
Views
Synopsis
Aku hanya dokter biasa, tak pernah terpikirkan olehku ternyata aku memiliki seorang sahabat yang cukup menjadi incaran di rumah sakit. Aku tak pernah ada rasa dengannya tapi aku pun tak tahu bahwa ternyata aku dikenal dan disukai salah satu sahabat temanku itu dalam diam. Dia yang pintar, tampan, dan pendiam ternyata menyukaiku. Tapi apakah dia tak masalah dengan aku yang biasa ini? aku yang tidak terlalu pintar, aku yang kalau berpakaian sangat sederhana. Aku yang tidak terlalu memikirkan penampilan. Akankah dia menerima ku. -Tasya Ariana- Aku sering melihatnya di rumah sakit berbincang dengan salah satu sahabatku yang ternyata sahabatnya juga. Dia tidak terkenal karena pintarnya tapi telaten, kemampuannya menangani pasien dan ketegasannya saat mengajar perlu di acungi jempol.Dia tak seperti gadis lain yang akan tersipu malu jika berhadapan denganku. Jika kami berpapasanpun tanggapannya hanya tersenyum singkat lalu pergi begitu saja. Tak pernah ada basa basi. Aku pernah meminta sahabatku bertanya pada dia mengenai aku, jawabannya simpel sekali, katanya 'I think, he never look at me like you think." jadi dia merasa aku tak mungkin menyukainya, aku semakin penasaran dengan jawaban itu. Akankah dia menerimaku?? -Adrian Yanuar-
VIEW MORE

Chapter 1 - Kamu Aku dan Dia

Tasya Ariana

Dulu hingga saat ini aku hanyalah seorang dokter dan dosen biasa, tak pernah terlalu mau memunculkan diri.Bahkan oranglain tidak banyak yang tahu mengenai diriku kecuali atasanku di rumah sakit, sepupuku Galang yang merangkap menjadi sahabat terbaik untukku, dan atasanku di kampus. Hidupku terlalu berliku dan itu sebabnya aku mengubur diriku agar tidak terlalu menunjukkan apapun yang aku bisa. Aku ramah, bekerja dengan baik di rumah sakit, tapi hanya sedikit orang yang tahu aku juga dosen.Galang si sepupuku tahu alasanku, bahkan profesiku dokterpun di keluarga hanya aku, orangtuaku, adikku, keluarga galang, sudah. Alasannya, aku pernah mengalami hal buruk dalam keluarga dan aku ingin melihat ketulusan mereka, bukan karena aku adalah dokter tapi karena aku adalah aku. Hanya aku dan aku ingin melihat ketulusan itu.

Hari ini poliku penuh sekali, dari tadi bahkan aku tak sempat istirahat, ketika jam 2 siang sudah selesai, aku segera keluar dengan tenang menuju ke parkiran mobilku, aku harus ke kampus mengajar.Di parkiran aku bertemu seseorang yang ku kenal tapi mungkin dia tak mengenalku sedang berbincang dengan sahabatku Galang.

"Oi sya, mau kemana?" tanyanya sambil menghampiriku.

Aku sudah melotot kesal,"kampus." jawabku singkat dan pelan, lalu segera masuk ke dalam mobilku.

"Yok Adrian." ajak Galang pada sahabat nya itu yang masih bisa ku dengar.

Aku segera mengemudikan mobilku menuju kampus, cukup memakan waktu memang 1 jam perjalanan. Tapi setidaknya aku tidak terlambat sama sekali. Aku mulai mengajar, satu jam kemudian aku keluar ruangan dan menuju ruanganku.Aku perlu sedikit istirahat dan meminta office boy membelikanku makanan.Aku masih membaca artikel di ponselku sambil menunggu makanan. Aku sadar cerita hidupku membosankan tapi bolehkah aku bercerita?

Adrian

Hari ini aku ada janji dengan sahabat gilaku Galang, ya dia memang benar-benar sesuatu bagiku.Galang satu-satunya orang yang selalu blak-blakan denganku tak ada rasa takut seperti oranglain.Dia selalu bisa membantahku dan entah kenapa aku nyaman, nyaman sekali. Bukan berarti aku tak normal ya, kami normal, Galang bahkan sering ganti-ganti pacar. Hanya sebatas teman aku benar nyaman dengan Galang. Galang itu punya satu sahabat perempuan, aku tahu itu. Tapi jika dia sedang jalan dengan teman-teman kami lainnya yang sesama laki-laki dia tak pernah mengajak sahabatnya itu. Bahkan Galang tak pernah sekalipun membahasnya.Aku pernah bertanya.

"Loe ga ajak sahabat lo?"

tanggapannya adalah, "siapa?" ujarnya sambil menoleh ke arah kami semua.

"loe disini, dimas disini, si aneh Tio disini."

Semua sahabat kami tertawa melihat ekspresi Galang.

"Itu sahabat cewe lo."

"Ohhh." jawabnya singkat lalu kembali menikmati makanannya.

Dan ya sejak saat itu aku tak pernah bertanya lagi pada Galang sampai suatu ketika ayahku sedang membicarakan mahasiswa nya yang ternyata pintar tapi cenderung diam.Aku tak sengaja melihat biodata nya dan terkejut melihatnya.Dia seperti kami, sudah spesialis, dan sekarang direkomendasikan menjadi dosen di universitas milik kami. Ayah tentu setuju,ditambah dia juga menjadi dokter di rumah sakit kami. Satu tahun pertama aku hampir tak pernah melihatnya,kemudian masuk tahun kedua saat berpapasan dia hanya tersenyum sopan lalu pergi. Dia satu-satunya wanita yang tak seperti yang lain saling mencoba membuatku menyukai mereka. Dia cenderung menghindariku.

Hari ini kebetulan sekali aku papasan dengan sahabat ku Galang lalu setelahnya aku papasan dengan Tasya. Tasya yang ingin sekali ku tahu kepribadian nya. Dia tak menoleh padaku malah memperhatikan Galang dan menjawab pertanyaanya lalu masuk mobil tanpa menyapaku.

Galang dengan tidak pekanya menarikku segera mengikutinya.

"dr Tasya kenapa ya sama gue?"

Barulah saat itu Galang menoleh sambil mengerutkan kening, mungkin bingung dengan pertanyaanku.

"Aneh kan, kayanya dia ga minat aja gitu sama gue."

Galang yang mendengar ucapanku tertawa. Kali ini giliran diriku yang kebingungan.

"Lebih tepatnya loe nggak ada dalam daftar di kehidupan dia, bagi dia loe terlalu sempurna bagi dia yang hanya staff dokter biasa.Dia gitu-gitu logis mikirnya."

"Lah kan dia nggak tau gue, ko gitu mikirnya?"

"She has already felt bad life, so I can't talk you anything else."

lalu Galang pergi begitu saja, hanya itu. Ya, hanya itu.Aku tahu Tasya terkenal ramah tapi hanya itu. Harus bagaimana lagi aku mencari tahu tentangnya...

to be continue