Chereads / Kamu Aku dan Dia / Chapter 2 - Dia spesial

Chapter 2 - Dia spesial

Adrian

Hari ini tidak seperti biasanya aku sibuk dengan kampus sejak pagi,bahkan sama sekali tak ke rumah sakit.Tapi meski begitu ada saja celah pikiran dan hatiku memikirkan Tasya.Dia pasti di rumah sakit, seingatku hari ini dia tidak akan ke kampus. Namun saat ku keluar ruangan dan akan menuju ke kantin untuk makan siang, aku berpapasan dengannya, sepertinya dia baru kembali dari kantin.Dan kali ini seperti biasa dia tersenyum sopan padaku. Sudah cukup aku tak bisa lagi berpura-pura. Aku menarik tangannya untuk menuju ke ruanganku, lalu aku mengunci pintu ruanganku setelah melepaskan genggaman tanganku di lengannya, aku berjalan ke arah meja kerjaku menelpon office boy untuk membelikanku makanan, tak lupa ku belikan juga cemilan dan jus untuk Tasya.

"Dok, maaf ada apa yah?" tanyanya formal padaku.

Aku menatapnya dari mejaku, dia masih berdiri bingung dengan sikapku

"Saya ada perlu sama dokter Tasya.Duduklah." pintaku pada Tasya.

Tasya duduk di sofa yang ada di ruanganku, masih dengan bingung aku duduk di sofa sebrang yang dihalangi meja.

"Kenapa dok?"

Aku menggelengkan kepala, dia mengerutkan kening bingung.

"Aku hanya ingin berbincang saja, sepertinya kita itu kenal lama ya?Tapi dokter Tasya jarang muncul ya?"

"Iya dok,terus kenapa ya?"

"Hmm. Saya sahabatnya Galang loh."

"Iya saya tahu."

"Galang nggak pernah cerita tentang saya?"

"Pernah sekali."

"Oia? Apa?" tanyaku penasaran

"Pasti dokter sudah tahu juga pertanyaannya."

Aku menggelengkan kepala menunjukkan jika aku memang tak pernah tahu.

"Biasa nanyanya, mau dikenalin nggak sama dokter Adrian, lo suka nggak?"

"Jawaban kamu?"

"Enggak perlu dikenalin, lagian gue juga cuma mahasiswa biasa nggak ada spesial spesialnya." itu jawaban saya dok.

"Padahal saya nggak akan nolak kalau Galang mau kenalin sama kamu."

"Boleh saya keluar dok?Saya mau mengerjakan pekerjaan saya kebetulan."

"Mau kerja apa?Disini saja, kamu bisa pakai meja saya."

"Ya ga bisa dok, saya butuh laptop saya kan."

Aku kembali berdiri menelpon office boy untuk mengambil laptop milik Tasya.

"Dok, saya keluar aja deh.Nggak enak banget saya disini."

"Duduk disini, saya mohon." pintaku.

Aku mendengar helaan napas Tasya, aku tahu dia itu paling tidak tegaan dengan oranglain.Jadilah dia duduk dihadapanku lagi.Begitu pintu ruanganku diketuk, awalnya Tasya beranjak ingin membukakan pintu, aku segera melarang dan membiarkannya kembali duduk.

"Ada apa sih dok?saya jadi takut deh dokter tiba-tiba seperti ini."

"Saya emang udah lama ko mau ngobrol sama kamu." ujar ku sambil fokus membuka bungkusan makanan di hadapanku, Tasya yang sepertinya kesal akhirnya mengambil bungkusan itu lalu membukakannya, setelah terbuka dia memberikannya padaku.

"Ada apa? Saya berbuat salah?"

"Tidak, saya ingin saja berbincang. Kamu seperti menghindari saya."

Tasya Ariana

Hari ini tumben sekali aku harus dikampus seharian, selain aku memang sedang menyusun tulisan, tapi hari ini tuh aneh sekali. Tadi pagi tiba-tiba temanku memintaku berganti jadwal dengannya. Lalu aku di kampus dari pagi, kemudian jarang-jarang aku jalan sendiri ke kantin kampus untuk makan. Hari ini aku ke kantin dan makan sendiri meski sedikit risih karena banyak mahasiswa.

Saat akan kembali ke ruanganku, aku berpapasan dengan dokter Adrian. Aku seperti biasanya hanya tersenyum sopan, dr Adrian entah mengapa malah menarikku ke dalam ruangannya. Bahkan sampai di kunci, aku pikir dia akan memarahiku tapi dia malah pesan makanan lalu duduk di hadapanku sambil memperhatikan aku yang kebingungan.

Dia bilang dia hanya ingin berbincang, tapi aku justru parno,aku takut malah jadi aku di bully oleh fans fansnya.Aku itu tidak terlalu suka dengan hal itu,aku benci diperlakukan seperti itu oleh mereka.Lagipula aku juga tak merasa pantas dengannya.

"Dok,saya keluar saja ya?Saya mau ngerjain sesuatu di ruangan saya."

"Kerjain disini saja."

"Laptop saya kan di ruangan saya dok."

Dia kembali menelpon OB dan menyuruh mengambilkan laptop. Tak berselang lama, makanan juga laptopku sudah diantar. Aku beranjak menuju meja kerjanya lalu meneruskan tulisanku.

Adrian sempat heran tapi sudah lah dia pun sama aja. Adrian tersenyum menanggapinya ,aku tak paham dengan sikapnya hari ini dan memutuskan untuk meninggalkan nya masih kerja.

to be continue