Mata Satya melihat Citra lebih dalam. Matanya terkunci di wajahnya yang tenang dan cantik, dan tidak ada suara untuk waktu yang lama. Citra mungkin melihat bahwa Satya tidak berbicara. Jadi, dia mendorong tangannya ke dadanya, tanpa banyak usaha, dia bisa mendorongnya menjauh dari tubuhnya.
Citra melangkah tanpa alas kaki di atas karpet di kamar tidur. Dia menundukkan kepala untuk merapikan jubah mandinya, mengencangkan kembali sabuk yang dilepas oleh pria itu. Lalu, dia membungkuk untuk mengambil iPad yang jatuh di lantai. Dia mengambilnya dengan cepat, lalu mengenakan sandal dan hendak keluar.
Satya memandangi punggungnya yang ramping dan mungil. Sebelum Citra bisa keluar dari kamar, Satya bangkit, menyusulnya beberapa langkah, dan memeluknya dari belakang. Punggung Citra menempel di dada pria itu, tenang dan hangat. Pinggangnya dipeluk oleh lengan yang kuat. Rasa hangat ini membuatnya sedikit sedih.
