Chereads / Pelayan Itu Adalah Pengeran Baruku / Chapter 15 - Skandal yang Terkuak ke Media

Chapter 15 - Skandal yang Terkuak ke Media

"Citra, aku akan memberitahumu untuk yang terakhir kalinya," ujar Miko dengan nada tinggi. "Aku tidak akan membiarkan Yulia tetap bersama dengan suaminya dan membiarkannya mengalami kekerasan terus-menerus. Jika kamu tidak puas, kamu bisa menemuiku, tetapi jika kamu terus berbicara tentang hubunganku dan Yulia di depan media, atau menggunakan ibuku untuk membantumu, maka aku tidak segan-segan untuk membatalkan pernikahanku denganmu."

Setelah menyelesaikan kalimatnya dan sebelum Citra memberikan tanggapan, Miko mematikan telepon itu tiba-tiba. Apa maksudnya mengatakan bahwa dirinya menceritakan tentang Miko dan Yulia di depan media dan menggunakan ibunya untuk mendukung hubungannya? Citra berdiri di tangga selama satu menit penuh sebelum mengatur napasnya. Kemudian, dia langsung menelepon Satya.

Telepon tersambung dan Citra segera berkata, "Jemput aku di sekolah sekarang." Setelah beberapa saat, suara rendah dan acuh tak acuh pria itu terdengar di telinganya, "Saya sudah ada di sini, nona." Citra sedikit terkejut, "Di sini? Di mana?"

"Di arah pukul sepuluh, Anda bisa melihatnya," jawab Satya singkat. Citra melihat ke arah yang Satya katakan, dan pandangannya tertuju pada mobil yang diparkir di sana, seolah-olah memberi tanggapan padanya, Satya membuka kaca jendela mobil perlahan-lahan.

Citra berjalan dengan membawa tas di bahunya. Pria jangkung itu turun dari kursi pengemudi dan berjalan di depan mobil. Dia membukakan pintu penumpang untuk Citra. Citra mengakui bahwa ketampanan pria itu menjadi dua kali lipat saat dia menggunakan mobil mewah. Semua orang bilang Satya adalah seseorang yang bisa membuat semua mobil tampak indah.

Tentu saja, mobil yang mewah, pria yang tampan, ditambah pesona Citra, efeknya benar-benar menyilaukan mata siapa pun yang melihatnya. Citra berjalan ke arah Satya dengan tatapan dan kecemburuan dan iri dari semua orang. Saat dia sudah berada di hadapan Satya, dia bertanya, "Mobil siapa yang kamu kendarai ini?"

Pria itu berkata dengan ringan, "Mobil Anda sedang dipakai oleh adik Anda." Citra masih tidak mengerti, "Jadi?" Satya terdiam beberapa detik, tanpa mengubah ekspresi wajahnya, "Saya meminjam mobil teman untuk datang kemari."

"Oh, ternyata temanmu kaya, ya?" sahut Citra. "Dia adalah teman saya yang paling kaya," jawab Satya.

Citra memikirkannya, dan berkata, "Ah, aku tahu. Orang kaya memiliki beberapa mobil mewah dalam satu garasi. Tapi, apa tidak ada temanmu yang punya mobil biasa agar kita tidak terlalu mencolok?"

Semua orang tahu bahwa Satya adalah pengawalnya, tapi sekarang itu semua tidak artinya karena penampilan keduanya benar-benar menarik perhatian. Sebelumnya, Ferrari putih milik Citra telah diangkat menjadi berita panas oleh media. Sekarang, dengan mobil mewah lainnya, tidak hanya satu atau dua orang yang mengambil foto mereka dengan ponsel mereka masing-masing. Mungkin majalah gosip besok akan menulis seperti ini: Mobil Mewah Baru Citra.

Lengan Satya dengan santai tersampir di pintu mobil, menundukkan kepalanya dan berkata dengan ringan pada Citra, "Sebenarnya tadi ada beberapa mobil mewah lainnya, seperti Lamborghini dan Bugatti. Saya tidak memperhatikan yang lain dan memakai yang ini karena terlihat paling tidak mencolok, ternyata saya salah."

Tanpa berkata apa-apa, Citra membungkuk dan masuk ke dalam mobil. Setelah Citra duduk ke kursi pengemudi dan Satya menyalakan mesin, tiba-tiba Citra bertanya, "Kenapa kamu ada di sini? Apakah Miko memintamu untuk menjemputku?" Suasana hati Satya tiba-tiba memburuk saat mendengar nama pria itu, "Tidak."

"Lalu? Kenapa kamu datang?" tanya Citra. "Saya datang karena sepertinya Tuan Miko tidak akan datang. Benar saja, nona meneleponku untuk datang. Karena saya sedang menyelesaikan urusan di dekat sini, jadi saya mampir saja," jawab Satya dengan santai.

Setelah terdiam selama hampir sepuluh detik, pria itu menyatakan dengan nada tenangnya seperti biasa, "Saya mendengarkan wanita di klub malam berbicara tentang skandal antara Tuan Miko dan Nona Yulia. Hubungan mereka baru-baru ini dilaporkan oleh wartawan, jadi saya pikir Tuan Miko mungkin mengira bahwa Anda yang telah menghasut reporter untuk membuat berita seperti itu."

"Gosip?" tanya Citra yang bergumam pada dirinya sendiri. Pria yang ada di sebelahnya itu kebetulan mendengarnya. Dia memandang lurus ke depan dan mengemudi dengan hati-hati, "Ya, nona." Kemudian, Citra teringat kata-kata Miko dan mencari berita tentang skandal itu di ponselnya.

Citra terkejut dengan apa yang dia lihat. Berita terbaru dan terhangat di internet saat ini adalah tentang Miko, tunangannya, yang masih berhubungan dengan Yulia, mantan pacarnya. Tidak hanya nama dan identitas Yulia yang ditunjukkan, bahkan fotonya juga dicantumkan.

Semua penggemar Citra yang tahu tentang skandal ini segera memarahi Yulia habis-habisan. Tentu saja, Miko tidak luput dari amarah para penggemar Citra yang sangat banyak. Meski tidak ada media yang berani menyebut bahwa Miko yang selingkuh, tapi para penggemar tidak peduli dan menganggap bahwa dua orang itu memang benar selingkuh.

Citra melirik Satya dengan tatapan kosong, "Miko mengira aku menyampaikan berita ini ke media dan menghasut mereka untuk menulis ini?" Satya berkata dengan lemah, "Apa? Kenapa Tuan Miko mengira Anda yang melakukannya, nona?"

Citra terdiam. Dia merasa marah, "Apakah menurutmu aku yang melakukannya?" Satya menjawab dengan segera, "Tentu saja tidak, nona." Mendengar jawaban Satya, Citra merasa sedikit lebih nyaman. Dia melirik ke arah Satya dan berkata dengan pelan, "Ya, tentu saja bukan aku. Lagipula kamu tidak membiarkanku menghubungi media."

Citra masih kesal untuk beberapa saat, "Karena kamu tahu segalanya seperti dewa, siapa menurutmu yang menyampaikan berita itu pada media?" Satya menyipitkan matanya, "Apakah penting untuk mengetahuinya? Lagipula kita tidak dapat menghapus berita itu setelah mengetahui pelakunya." Citra mengerutkan bibirnya, dan berkata dengan lirih, "Tapi Miko mengira bahwa aku sedang berusaha menjatuhkan mantan pacarnya yang malang itu."

Satya terdiam selama beberapa detik, dan suaranya yang pelan tampak sangat keren di mobil yang mewah dan canggih ini, "Apa masalahnya jika Anda memang menjatuhkan Nona Yulia, bagaimanapun dia sepertinya juga tidak menyukai Anda. Dia berpikir bahwa nona adalah tunangan Tuan Miko, tapi tetap saja dia tidak menyukai Anda."

Citra menahan napas untuk waktu yang lama saat dia mencoba mencerna penjelasan Satya. Pria ini berkata begitu jujur dan terus terang, sehingga dia tidak dapat menemukan kalimat untuk membantahnya. Akhirnya, Citra menggertakkan gigi dan berkata, "Diam, kamu terlalu banyak bicara."

Di lampu lalu lintas, mobil berhenti di sebuah perempatan. Satya secara tidak sengaja menoleh dan melirik Citra yang duduk di kursi pengemudi di sampingnya. Dia sedang memegang tas berwarna putih gading dan melihat ke depan dengan linglung. Tubuh mungilnya terlihat lelah dan matanya merah.

Lampu hijau menyala. Satya mengalihkan pandangannya ke jalan, dan perlahan berkata, "Nona, jika Anda ingin mengetahui orang yang menyampaikan berita itu, saya dapat meminta seseorang untuk memeriksanya."

Sejak awal, Satya tidak memahami mengapa Miko menuduh wanita ini yang melakukannya. Apa karena Miko mengira bahwa Citra merasa cemburu dan dia akhirnya berusaha menghancurkan Yulia dengan membongkar skandalnya dengan tunangannya itu ke media?

"Satya," panggil Citra. "Ya, nona?" tanya Satya. Citra memberi pertanyaan mengejutkan, "Apakah tunanganmu adalah cinta pertamamu? Jika suatu hari cinta pertamamu muncul di hadapanmu dengan kondisi yang menyedihkan, apakah kamu akan mengabaikan perasaan tunanganmu dan menjaga cinta pertamamu dengan segala cara?"

Citra menatap wajah sempurna Satya. Dia tidak terlihat emosional sedikit pun setelah mendengar pertanyaan Citra. Setelah beberapa lama, pria itu menatapnya, "Saya hanya punya tunangan dan tidak ada cinta pertama."

Satya mengabaikan wajah terkejut Citra, dan bertanya, "Apakah nona ingin kembali ke apartemen atau menemui Tuan Miko dulu?"