Selesai makan Hani dan yang lain pun berkumpul di ruang tengah.
"Eh kamu tau Han?" ujar Nay pada Hani dan Dara.
Hani melirik kearah Nay, "Gak" jawab Hani.
"Ish aku belum selesai ngomong" ujar Nay.
"Iya apa?" tanya Hani.
"Aku denger ya Balqis rencanakan sesuatu buat kamu" ujar Nay.
Para cowok yang sedang bermain game pun berhenti saat mendengar ucapan Nay, dan langsung menatap Hani.
"Biarin aja, aku masih bisa balas dia kok" jawab Hani.
"Tapi Han tetap aja kamu itu harus dijaga" jawab Angga.
"Diem kamu" ujar Hani dengan tatapan tajam.
"Iya Han jangan sampai kejadian kemaren terulang lagi" ujar Rafael.
"Tenang Han, kita selalu jagain kamu kok" ujar Dimas, yang diangguki oleh mereka semua.
"Eh kita main Truth or Dare yuk" ajak Nay sambil mengangkat botol minuman.
"Pake botol?" tanya Hani.
"Iya lah, nanti di putar nah dimana dia berhenti dan dihadapan siapa orang itu nanti yang ditanya mau tantangan atau jujur" jawab Nay.
"Ayo lah, buat lingkaran" ujar Angga.
Hani dan yang lainnya pun membentuk lingkaran, Hani duduk di sebelah Nay dan Dara. Nay pun memutar botol yang tadi dia pegang.
Yang lain fokus melihat kearah botol itu yang sedang berputar, dan berhenti di Dara.
"Yahhh kok aku" ujar Dara.
"Udah terima aja, kamu mau jujur atau tantangan?" tanya Angga.
"Aku tantangan aja deh" jawab Dara.
"Oke" ujar Angga.
"Siapa yang mau kasih tantangan?" tanya Hani.
"Aku" jawab Nay.
"Apaan?" tanya mereka semua serempak.
"Selama seminggu kamu ajak Dimas pergi bareng and pulang bareng" ujar Nay dengan tersenyum bangga pada Dara.
"Hah?!" ujar Dara terkejut dengan ucapan Nay.
"Iya, kan tantangan jadi kamu harus terima" ujar Nay lagi.
"Enggak aku gak mau ya jadi ojek nih anak" jawab Dimas tak terima.
"Yaudah kalau gitu kamu nembak Dara, pilih mana?" tanya Angga yang dengan santainya mengucapkan kata itu.
"Gak, ih najis aku" tolak Dara, padahal dalam hati dia juga sangat berharap.
"Yaudah aku mau, tapi seminggu aja kan" jawab Dimas dengan pasrah.
"Iya cuman seminggu gak lebih, kalau lebih berarti kalian yang mau bersama terus" ujar Nay.
"kamu lama-lama aku sentil ya" jawab Dimas pada Nay.
"Kamu kasar banget sama cewek" jawab Nay.
"Kamu yang ngomong gak di saring dulu" ucap Dimas.
"Udah-udah ini kapan lanjutnya" ujar Dara.
"Kamu dong ya mutar, kan kamu yang dapat tadi" jawab Nay.
Dara pun mengambil botol itu dan memutarnya dan botol itu berhenti tepat di depan Rafael.
"Yesssss akhirnya aku mau ngasih pertanyaan sama kamu" ujar Dimas dengan girang.
"Emang aku mau jawab pertanyaan" jawab Rafael.
"Yahh kamu milih pertanyaan aja deh ya?" bujuk Dimas.
"Gak, aku milih tantangan" jawab Rafael.
"Oke, aku yang ngasih" jawab Dimas.
"Yaudah paan" tanya Rafael.
"Hmm... Tembak cewek yang kamu suka" ujar Dimas.
"Gak ada" jawab Rafael dengan santai.
"Oke kalau gitu, kamu bayarin kita makan 3 hari di kantin sekolah gimana?" tanya Dimas pada Rafael.
"Enggak, bisa tumpur aku" jawab Rafael.
"Tantangan harus di terima boy" jawab Angga.
"Iya terima aja napa sih" sambung Nay.
"Yaudah iya, tapi 3 hari doang gak lebih" ujar Rafael.
"Oke, sekarang putar botolnya" ujar Dimas.
Rafael pun memutar botolnya, dan kali ini berhenti tepat di depan Hani, sungguh Hani merasa sangat kesal.
"Mbak Hani mau tantangan atau pertanyaan?" tanya Nay dengan nada yang jahil.
Hani nampak berpikir sebentar, jika dia memilih tantangan, bisa-bisa teman-temannya meminta yang aneh-aneh, "Pertanyaan".
"Oke karena pertanyaan, jadi ada 3 yang boleh nanya" ujar Nay dengan semangat.
"Tadi gak ada kamu bilang gitu" ujar Hani tak terima.
"Kalau gak mau berarti kamu milih tantangan" jawab Nay.
"Yaudah iya" jawab Hani.
"Siapa aja yang mau nanya?" tanya Nay pada mereka semua.
"Aku" ujar Ersyah, yang membuat semua menatap kearahnya dengan aneh.
"Tumben banget kamu mau?" ujar Dimas.
"Iya" jawab Angga.
"Bacot!" ujar Ersyah.
"Yaudah dari kak Ersyah dulu" ujar Nay memberikan aba-aba.
"Kamu udah punya pacar?" tanya Ersyah dengan wajah yang santai.
Beda dengan yang mendengarnya, dan juga Hani yang ikut terkejut karena pertanyaan Ersyah.
"Ini ada apa? kok tumben kepo sama cewek" ujar Dimas lagi.
"Berisik!" Jawab Ersyah.
"Udah Han jawab aja" ucap Angga.
Hani tampak melihat mereka semua yang menunggu jawabannya, "Enggak" jawab Hani.
"Serius kamu?!" tanya Dimas tak percaya.
"Hani gak pernah pacaran, dia males juga pacaran" jawab Angga.
"Kenapa Han?" tanya Dimas.
"Aku gak mau aja kalau pacaran akhirnya sakit hati juga" jawab Hani.
"Wahh gila sih! cewek secantik kamu gak pernah pacaran" ujar Dimas.
"Mantan kamu punya?" tanya Rafael.
"Pertanyaannya cuman 3 kan Dimas udah nanya sama aku 2 kali, dan Ersyah 1 kali, jadi udah pas" jawab Hani.
"Ih gak boleh gitu, kan itu bukan pertanyaan, yang tadi juga Angga yang jawab" ujar Nay tak terima.
"Menurut aku itu udah pas, dan udah selesai" jawab Hani.
"Gak enak kamu" ujar Dara.
Saat mereka membujuk Hani agar bisa di beri pertanyaan lagi, Mama dan Papa Hani datang dari arah dalam, sambil membawa koper.
Hani yang melihat itu mengerutkan keningnya, "Ma, Pa kalian mau kemana?" tanya Hani.
"Papa ada urusan di Australia sayang, jadi Mama harus nemenin Papa" jawab Mama Hani.
"Berapa hari Ma?" tanya Hani.
"3 bulan sayang" jawab Mama Hani.
"Kok lama bener ma, pa jangan 3 bulan dong, 1 bulan aja" jawab Hani.
"Maaf Han, tapi ini benar-benar penting kalau Papa gak kesana perusahaan Papa akan bangkrut, dan masalahnya gak secepat itu selesai" jawab Papa Hani.
"Tapi pa Hani sama siapa dong" ujar Hani.
"Kan ada Bi Ijah, dan Angga" jawab Papa Hani.
"Udah kamu jangan sedih, nanti Papa usahain bakal pulang cepat" jawab Papa Hani.
"Janji ya pa" ujar Hani sambil memeluk Papanya, dan Mamanya.
"Iya sayang, nanti Papa pulang mau oleh-oleh apa?" tanya Papa Hani.
"Coklat yang pernah Papa bawain untuk Hani, Papa masih inget kan" jawab Hani.
"Iya, nanti kalau Papa ingat Papa bawain" jawab Papa Hani.
"Ish harus ingat dong pa" jawab Hani dengan cemberut.
"Iya sayang, Papa ingat" jawab Papa Hani smabil mencubit pipi Hani dengan gemas.
"Yaudah Mama sama Papa berangkat ya" pamit Papa Hani.
"Iya pa" jawab Hani.
"Angga kamu jaga Hani ya, oh ya kalian jangan berantem baik-baik di rumah, nanti Bi Ijah repot kalau kalian berantem" ujar Mama Hani.
"Siap Tan" jawab Angga.
"Om boleh nitip oleh-oleh gak?" tanya Angga dengan cengengesan.
"Apa nanti kalau ingat Om beliin?" tanya Papa Hani.
"Titip Om buat adek untuk Hani, biar aku ada sepupu lagi" ujar Angga samb tertawa terbahak-bahak.
"Kamu ini ya" ujar Papa Hani.
"Ish kamu ya, pengen aku tampol" jawab Hani.
"Hehehe canda Om" jawab Angga.
"Ngomongnya yang sopan Han" ujar Mama Hani memperingati Hani.
"Maaf ma" jawab Hani.
Setelah itu Mama dan Papa Hani pun pergi menuju Bandara diantar oleh supir mereka.
"Han" panggil Nay.
"Ada apa?" tanya Hani.
"Aku nginap sini ya" ujar Nay.
"Boleh, sama Dara juga" jawab Hani.
"Yess akhirnya aku nginap dirumah Hani, setelah sekian lamanya" ujar Dara dengan senang.
"Alay kamu berdua" ujar Angga.
"Kita ikut nginap juga lah" ujar Rafael.
"Boleh sih" jawab Angga.
"Oke kita semua bakal nginap disini" ujar Dara dengan senang.
Selesai itu mereka pun bersiap-siap untuk tidur, dikamar masing-masing Nay, Dara di kamar Hani, dan para cowok dikamar Angga.