Chereads / Ak(di)Ra / Chapter 2 - Awal

Chapter 2 - Awal

Dirumah besar yang sangat megah. Bisa dikatakan rumah dengan interior yang sangat mahal mencapai milliyaran.

Tok tok...

"Den aksa, matahari sudah terbit dan sekarang pukul setengah tujuh. Tuan dan nyonya sudah menunggu dibawah. Den aksa disuruh bangun dan bersiap untuk berangkat ke sekolah." bik surti

Sedangkan aksa yang masih terlelap pun mengerang karna tidur nyenyaknya terganggu.

"Ck, iya bik ntar aksa turun. Udah sana ganggu banget."  aksa

"Baik den, kalau begitu bibi permisi ."  bik surti sambil berlalu pergi

Setelah mendengar langkah kaki menjauh aksa pun bangun dan menuju kamar mandi lalu aksa bersiap siap untuk sekolah. Saat turun untuk sarapan ia melihat mamah dan papahnya di meja makan sedang sarapan dan berbincang.

"Morning pah, mah (sambil mengecup pipi mamahnya)." aksa

"Morning" azka papah aksa

"Morning sayang" citra mamah aksa

"Mau makan pakai roti atau nasi goreng sayang?" tanya citra ke aksa

"Nasi goreng mah" aksa

Citra pun mengambil nasi goreng untuk aksa dan memberikannya kepada aksa, namun aksa menolak dan minta disuapin mamahnya.

"Aksa kamu sudah besar kenapa masih disuapin mamah sih?" azka

"Lebih enak kalau mamah yang suapin pah, papah jangan iri" aksa

"Udah, kalian ini masih pagi sudah ribut. Benar kata papah kamu sudah besar aksa. Masa disupain mamah terus malu dong sayang" citra

"Kan kalau dirumah doang disuapin mah, kalau diluar aksa makan sendiri kok." aksa

"Hm.. Yasudah nih minum, kamu mau berangkatkan. Hati hati " citra

"Iya mah aksa berangkat dulu mah, pah"aksa

Setelah memasuki mobil kesayangannya aksa pun bergegas menuju sekolah.

Dilain tempat, dirumah yang kecil yang ditinggali keluarga wira.  Wira merupakan pegawai rendahan dikantor AA corp dan istrinya tidak bekerja. Memiliki 3 putri.

"Aurel bangun, buruan masak dan jangan lupa bersihin rumah" lisa kakak aurel

Dari tadi aurel sudah bangun, dan dia sedang merapihkan tempat tidur. Mendengar teriakan kakaknya aurel bergegas keluar.

"Iya kak, aurel sudah bangun kok" aurel

"Ck lama, buru masak sana gua laper" lisa

"Ini kenapa sih masih pagi udah ribut" wira ayah aurel dan lisa

"Aurel ni yah, lama banget dari tadi belum masak-masak. Lisa kan sudah laper, lisa juga buru buru mau ngampus" lisa

"Bentar ya sayang(sambil mengelus rambut putrinya) kamu juga aurel. Kenapa lama banget mau masaknya. Lihat kakak kamu kelaperan, udah sana cepat masak" wira

Aurel terdiam merasa sedih saat ayahnya memarahinya.

"Iya yah"!aurel

Aurel berlalu menuju dapur dan memasak saat memasak dia merasa sedih. Dia merasa rapuh,dia merindukan masa masa saat ayahnya menyayanginya, saat dia, ayah, dan bundanya bercanda ria. Tiba tiba aurel dikejutkan dengan sebuah teriakan.

"Aurel baju gua kenapa belum digosok. Aurel buruan gosok, gua mau cepat. Aurelll" teriak adiknya ririn

Aurel berlari tergesa gesa menuju kamar adiknya.

"Lu kerja ga becus. Baju gua belum lu gosok, gua lagi buru buru dan lu sekarang cepetan gosok baju gua sampai licin. Dasar" marah ririn

"Iya rin. Ini mau kakak gosok maaf kemarin kakak kecapekan jadi nggak sempat gosok baju" aurel

"Kecapekan, kecapekan emang kerja lu apa? Ga usah drama deh lu. Cuma ngurus rumah dan masak saja ga becus" ririn

"Iya maafin kakak ya rin" aurel

Aurel pun mengosok baju seragam ririn . Setelah aurel selesai mengosok baju ririn, ibunya teriak memanggil aurel.

"Aurel, dasar bodoh. Kamu dimana? Kenapa masakannya bisa gosong. Aurel sini kamu " ningsih ibu aurel,ririn,dan lisa

"Ck dasar semua kerjaan ga ada yang becus, ga guna" sambil merampas baju yang telah selesai digosok dan meninggalkan aurel

Tentu saja aurel kaget dan mematikan gosokan dan lari kedapur menemui ibunya.

"Ya ampun gosong" aurel

"Ya ampun gosong bla ... Bla... Dasar ceroboh. Niat masak ngga sih? Owh atau jangan jangan kamu sengaja biar ayah,ibu kakak dan adik kamu kelaparan atau kamu mau membakar dapur rumah ini? Cepat jawab dasar anak tidak berguna" ningsih sambil menarik rambut aurel

"Ampun bu sakit, aurel ngga bermaksud gitu. Aurel tadi dipanggil ririn" aurel sambil nangis

"Halah, gausah banyak alasan kamu. Kamu itu yang salah kenapa malah nyalahin ririn" sambil menarik keras rambut aurel

Aurel merasakan sakit baik itu tubuhnya maupun hatinya. Atas setiap perkataan yang terlontar dari keluarganya.

Ayah dan lisa datang.

"Mana masakannya aurel? Kakak kamu udah kelaparan ini" wira

"Mas lihat anak kamu bukannya masak dengan benar, eh malah ditinggalin sampai gosong" ningsih

"Aurel kerja kamu ngga becus, bisanya cuma nangis liat sekarang kami mau makan apa? kami semua sibuk dan kamu malah berulah. Dasar anak tidak tau diuntung." wira

"Ck, aurel bego gua jadi telatkan dasar!" lisa marah dan menendang badan aurel yang terduduk dilantai

"Yah,bu lisa berangkat. Lisa sarapan diluar saja" lisa

"Yasudah ini uang untuk kamu sarapan diluar"!wira

Setelah berpamitan,lisa pun pergi ke kampus.

"Ayo buk kita sarapan diluar. Ririn.." ucap wira sambil memanggil ririn

"Iya yah" ningsih

"Ada apa yah?" ririn

"Ayo cepat kita sarapan diluar, sekalian ayah antar ke sekolah. Kakak kamu ini kerjanya ngga becus. Biar saja dia dirumah makan ikan gosong itu" wira

"Iya yah" ucap ririn sambil berlalu dan memandang sinis aurel

Aurel menangis tersedu. Ia memukul mukul dadanya yang terasa sesak dan sakit. Sakit atas perilaku dan perkataan ayahnya. Dalam isak tangisnya aurel mengatakan ia merindukan bundanya. Lalu terselip kalimat aurel sayang ayah.

SEKOLAH

Mobil lamborghini memasuki area parkir sekolah. Semua siswa siswi memperhatikan tiga mobil yang silih berganti berdatangan ditambah lagi dengan jerit histeris siswi. Pemilik lamborghini putih mengkilap dan gagah pun keluar yap tentu saja itu Aksa Angga Putra. lalu disusul mobil berwarna biru yaitu Dion Arendra. setelah itu mobil berwarna merah siapa lagi kalau bukan Gio Septian. Aksa dan dion berjalan melewati siswa siswi dengan cuek. Sedangkan gio sesekali tebar pesona dengan tersenyum serta memgedipkan mata kearah para siswi. Tentu saja hal tersebut membuat histeris siswi SMA HARAPAN.

"Aksa,dion ntar malam ada party. Lu berdua datang kaga? " gio

"Party paan? " aksa

"Itu sih diky anak SMA sebelah ulang tahun dan tu anak ngerayain party nya di club" gio

Disaat aksa dan gio berbincang dion hanya terdiam dan menatap datar lurus kedepan. Lalu dion menepuk pundak aksa.

"Sa, gua duluan" dion

Aksa hanya mengangguk dan melihat dion berlalu.

"Buset es batu, cuma pamit sama lu. Lah gua dianggap nggak ada parah bener" gio

"Udah lu gausah ribut. Lu kan dah tau dion emang gitu. Yuk cabut " aksa