Chereads / Ak(di)Ra / Chapter 3 - Disiksa lagi

Chapter 3 - Disiksa lagi

DILAIN TEMPAT

"Akhirnya selesai " aurel

Tentu saja aurel sudah selesai membersihkan kekacauan dapur dan juga membersihkan rumah. Setelah aurel sarapan aurel bergegas membawa keranjang belanjaan untuk pergi ke pasar memenuhi kebutuhan sehari hari.

Saat dalam perjalanan aurel melihat anak perempuan menangis sendirian. Lalu aurel menghampiri anak tersebut.

"Hai dek..kenapa nangis? (sambil mengelus rambut panjang anak perempuan tersebut) trus mana orang tua adek?" aurel

Anak perempuan itu yang masih sesegukan pun menatap aurel.

"Tadi aku kesini bareng mamah,papah trus aku main dan nggak sadar kalau aku pergi main sampai sejauh ini. Aku binggung dan takut kak" anak perempuan

Dengan tersenyum dan masih mengelus rambut anak perempuan itu aurel menjawab.

"Yasudah, ayo sama sama kita cari. Jangan nangis dong cantik. Coba senyum(sambil menghapus air mata anak perempuan itu) " aurel

Anak perempuan itu pun tersenyum. Lalu mereka bergandengan tangan,berjalan bersisian untuk mencari orang tua anak perempuan itu.

SEKOLAH

Semilir angin membuatnya merasa tenang dan damai. Dia memejamkan mata sambil mendengarkan instrumen piano yang selalu ia dengar. Yap betul ia adalah dion. Setelah jam pelajaran usai dion langsung menuju ke atap dan menyendiri. Itu adalah salah satu kebiasaannya. Dion paling suka dengan alat musik piano. Ia ahli dalam memainkan piano,diiringi dengan banyak perlombaan atau acara orkesta yang sering ia ikuti.

Drrt..

"Hm.." dion

........

"Hm.." dion

......

"Ok." dion

......

"Bye " dion

Selesai mengangkat telpon dion pun beranjak untuk pergi ketempat yang disuruh si penelpon.

"Capek ya dek? " aurel

"Nggak kok kak." anak perempuan sambil tersenyum

"Lila..lia..sayang kamu dimana nak? Lila..lila" teriak seorang ibu dan ayah

"Kak itu suara mamah papah" anak perempuan

Aurel bergegas membawa anak perempuan tersebut yang ternyata bernama lila menuju kesumber suara.

"Ya ampun sayang, kamu kemana saja nak? Mamah papah binggung cariin kamu" mamah lila sambil menangis

"Kamu tidak apa-apakan princess? " papah lila sambil memeriksa kondisi lila

"Aku tidak apa-apa pah mah " jawab lila sambil tersenyum"

"Oh ya makasih banyak ya dek sudah mau menolong anak saya" papah lila

"Iya om,tante sama-sama. Senang membantu" aurel

"Adek namanya siapa? " Mamah lila

"Nama saya aurel tante. " aurel

"Nama yang cantik sama seperti orangnya" mamah lila

"Eh.. Terimakasih tante" aurel

"Ini ada sedikit uang untuk ucapan terimakasih karena adek sudah mau menolong anak saya lila"  papah lila sambil menyodorkan beberapa lembar uang

"Ah.. Tidak usah om,tante. Saya ikhlas membantu. Bukannya emang sewajarnya kita saling tolong menolong " aurel tersenyum

"Emm, kalau begitu saya permisi om,tante " ucap aurel kemudian aurel berjongkok didepan lila

" Kakak pergi dulu ya. Ingat bermain itu tentu saja boleh, tapi kita tetap harus ingat waktu dan juga tetap dalam perhatian orang tua. Jangan bikin sedih mamah papah ya cantik. Nggak mau kan lihat mamah papah sedih? " aurel

" Tentu kak,lila janji kalau main ga jauh dari mamah papah. Lila juga gasuka liat mamah papah sedih " lila

" Pinter, yasudah kakak pergi ya. Sampai junpa lagi cantik " aurel

Di dalam Cafe

Terdapat dua pemuda saling melemparkan tatapan dingin.

" Apa tujuan lu nyuruh gua kesini? " dion

" Ow man.. Slow dong, duduk dulu. Pesen makanan atau minuman " ucap pemuda itu

" Ga perlu, to the point saja sekarang " jawab dion dengan wajah datar

" Ck, lu susah bat diajak santai. Oke gua denger lu bakalan ikut kompetisi itu. " pemuda itu

" Hm.. " dion

" Dan gua minta lu buruan keluat dari kompetisi itu atau buat alasan biar lu di blacklist " ucap pemuda itu

" Siapa lu? " dion

" Sial, lu harus keluar dari kompetisi itu dan ini sebuah peringatan buat lu " ucap pemuda itu marah"

" Kenapa? Kenapa lu terobsesi buat menang kompetisi itu? " dion

" Itu bukan urusan lu " pemuda itu dengan cuek

" Kita bisa bersaing secara sehat rey. " dion

Pemuda yang berbincang dengan dion adalah rey tepatnya Reyner Wizard.

" Selagi ada cara licik kenapa harus secara sehat? Denger Lu gk tau apa apa tentang gua, lebih baik diam. " jawab rey sinis

Rey pun pergi dari cafe dengan wajah marah. Sedangkan dion hanya menatap datar kepergian rey.

Di Pasar

Aurel sedang berbelanja bahan bahan dapur dan sebagainya. Nampak jelas aurel sedang tawar menawar dengan penjual. Sesekali ia bercanda atau menyapa orang yang berada dipasar.setelah berbelanja aurel pun bergegas untuk pulang karena hari sudah mulai siang. Ia takut ibunya sudah pulang kerumah dan dia akan dimarahi jika pulang telat.

Ditengah jalan

" Serahkan dompet dan perhiasaan ibu " perampok 1

" Tidak, tolong jangan ambil barang saya. Tolong... Tolong.. " teriak ibu itu

Saat melihat itu aurel bergegas menuju kesana. Dia meletakan keranjang belanjaan di balik pohon lalu, aurel membawa kayu yang cukup besar.

" Hei..kalian pergi jangan sakiti ibu ini " aurel sambil mengayunkan kayu besar kearah perampok berjumlah 2 orang.

" Eh, anak kecil ga usah ikut campur " perampok 1

Saat perampok maju kedepan ingin menyerang aurel. Aurel pun dengan beraninya mengayunkan kayu besar kearah perampok sambil berteriak.

" Maaf, tapi kalian memang salah " aurel

Tentu saja kayu tersebut menghantam badan perampok 1 dan menghantam paha perampok 2. Keributan tersebut menarik perhatian warga lalu para warga berbondong-bondong membantu dan menangkap perampok untuk dibawa kepihak yang berwajib.

" Ya ampun makasih banyak ya dek " ucap ibu itu

"Eh.. Iya sama sama tante. Tante tidak apa apakan?  " aurel

" Oh saya tidak apa apa, bagaimana dengan adek?" balas ibu itu

" Saya juga tidak apa apa kok tante, kalau begitu saya permisi ya tante. Saya buru buru untuk pulang dan tante hati hati dijalan. Permisi tante"  aurel

Aurel bergegas menuju balik pohon untuk mengambil barang belanjaan nya dan ia pun pergi dari sana dengan tergesa gesa menuju rumah. Dalam pikirannya semoga ibu belum sampai rumah.

Melihat gadis cantik dan baik itu berlalu. Akhirnya ibu itu tersadar karna belum menanyakan nama dan alamat gadis itu. Ibu itu pun hanya bisa melihat jalan setapak yang sudah dilalui gadis itu.

" Gadis cantik dan juga baik "ucap ibu sambil tersenyum dan berlalu masuk ke mobil dan pergi

SAMPAI DIRUMAH

Dengan terengah-engah aurel pun mengelap keringat yang menetes dari dahinya. Lalu ia melangkah dan membuka pintu rumah. Aurel melirik ke sekitar rumah yang terlihat sepi, aurel berpikir ibunya belum pulang. Lalu aurel berjalan menuju dapur untuk menyusun barang belanjaan. Tiba tiba saat aurel masuk kedapur ia melihat ibunya berdiri didepan kulkas dan menatap marah kearah aurel.

" Darimana saja kamu? " ningsih

" Aurel tadi kepasar bu " aurel

" Ibu juga tau kalau itu. Yang ibu tanya darimana saja kamu sampai jam segini baru pulang dan makan siang belum ada " ningsih marah

" Tadi aurel bantuin ibu ibu dirampok bu " aurel

" Heleh, alasan ga usah bohong. Ah ibu tau, kamu pasti keluar untuk cari om om biar kasih kamu uang kan? " Ningsih

" Ya ampun bu.. Aurel ga gitu. Aurel tadi beneran ke pasar dan bantuin ibu - ibu dirampok " aurel

" Wah.. Kalau kamu bantuin ibu -ibu dirampok mana dong upahnya. Cepat kasih ke ibu " ningsih

" Upah? Upah untuk apa bu? " aurel

" Ya upah kamu bantuin ibu-ibu itulah " ningsih

" Bu, aurel ikhlas nolongin ibu itu, aurel ga butuh di upah "aurel

" Halah,berisik kamu! Kamu udah bantuin ibu-ibu itu dan harusnya kamu minta upah dong. Otak itu harusnya dipakai ga usah sok baik. Ck sudah sana buruan masak untuk makan siang " ningsih sambil berlalu

" Iya bu " aurel

Aurel memulai memasak. Dengan ceria ia memasak berbagai macam makanan. Selesai memasak aurel pun menghidangkan makanan dimeja makan, tak lama suara seseorang memasuki rumah terdengar.

" Ibu ririn pulang " ririn

" Ririn ibu dengar, ga perlu teriak " ningsih

Ririn hanya terkekh

" Oh ya mana kakak kamu? Bukannya kamu pulang dijemput kakak kamu? " ningsih

" Kak lisa katanya ada kerja kelompok jadi aku disuruh nebeng sama temen bu " gerutu ririn

" Iyaudah gausah kesel gitu dong. Yang penting kamu sudah sampai rumahkan " ningsih

" Ririn tentu sja kesel bu, kak lisa ngabarinnya telat. Hampir semua orang di sekolah sudah pulang. Untung saja ada roy " ririn

" Siapa roy? Kekasih mu? Apa dia kaya? " ningsih

" Apasih bu? Nggak lah " ririn sambil berlalu kedapur

Ningsih pun menyusul ririn kedapur

" Ouh makanan sudah siap bagus " ningsih

" Iya bu, ayo bu, rin kita makan siang " aurel

" Hm.. " ririn

Saat mereka menyantap makan siang

" He.. Aurel buatin gua teh, buru "aurel

" Iya dek ntar kakak buatin selesai makan ya " aurel

" Enak saja, kok lu jadi ngatur gua. Gua mau nya sekarang buruan "ririn

" Tapi rin .." aurel

" Apaan sih, ga ada tapi tapian buruan sana " sambil mendorong bahu aurel yang duduk disampingnya

Aurel pun beranjak. Ibunya hanya diam menyaksikan hal tersebut dan ia makan dengan tenang.

Saat aurel membuat teh. Ririn dengan licik nya memberi merica pada piring aurel tentu saja dia tau bahwa aurel memiliki alergi terhadap merica badan nya akan berbintik bintik merah. Kemudian aurel datang membawa teh panas permintaan ririn.

" Ini rin tehnya " aurel

" Hm.. " ririn

Aurel duduk kembali dimeja makan saat aurel akan makan ririn melirik dan tersenyum licik. Aurel tiba tiba merasa badan nya panas dan juga gatal. Dia merasa aneh pada makanan yang dia makan. Melihat hal itu ririn merasa senang rencananya berhasil, lalu dengan sengaja ririn menjatuhkan teh tadi ke arah  aurel. Tentu aurel kaget karna tersiram teh yang masih panas.

" Ups.. Sorry " ririn sambil tertawa

" Ririn kamu sengaja ya . Kamu pasti nambahin sesuatu ke makanan kakak. Dan kamu sengaja jatuhin teh ini " ucap aurel lirih

" Eh lu mikir deh, kuker banget gua buat ngelakuin hal itu sama lu " ririn

" Aurel apa apaan sih? Kamu nuduh adik kamu? Setelah itu mau nuduh ibu iya?? " ningsih

" Ngga bu, aurel cuma bertanya " aurel

" Badan kamu itu dekil dan juga kotor makanya jadi gatel gatel, gausah sok sok an alergi alergi deh. Sini kamu " sambil menarik rambut aurel

" Ampun bu "aurel

" Anak ga berguna, bisanya cuma nyusahin " ningsih mendorong aurel masuk kegudang

Gudang yang sangat kotor dan lembab. Didalam gudang juga tidak ada cahaya semua gelap. Lalu ibunya mengunci pintu tersebut dan berlalu pergi.

" Ibu.. Ibu.. Tolong keluarin aurel " aurel

"Ibu.. Ririn "tangis aurel.

Aurel sangat ketakutan didalam gudang yang gelap dan sesak karena terdapat banyak debu. Aurel menangis terisak .

Bunda aurel rindu.. Aurel lelah..

Kemudian aurel jatuh pingsan.