Morning
Aksa menuruni tangga untuk berangkat sekolah sambil memakai dasi. Aksa melewati dapur
" Aksa kamu mau kemana? " citra
" Mau sekolah lah mah, aksa kan pakai seragam" aksa
"Ish.. Mamah juga tau, maksud mamah kamu mau kemana nyelonong saja bukannya sarapan dulu " ucap citra sebal
" Hehe.. Maaf mah aksa sarapannya ntar di sekolah saja mah aksa buru buru nih " aksa
Azka hanya melihat percakapan anak dan istrinya sambil menyantap makanannya. Tanpa mau ikut masuk dalam obrolan anak dan istrinya.
" Yasudah aksa berangkat mah pah, bye " aksa
" Aksa.. Sarapan dirumah " teriak citra
" Udah mah biarin saja aksa ntar dia juga sarapan disekolah kalau lapar " jawab azka
" Ish.. Ini gara gara papah kan, liat tuh anak kamu jadi nakal dan nggak mau dengerin aku. Papah nyebelin " ucap citra kesal dan meninggalkan azka
Azka terdiam. Haish sial istrinya marah, mana bisa dia berangkat kerja tanpa pelukan dan ciuman hangat istrinya bisa mati dia karna gelisah dikantor. Azka pun bangkit mengejar istrinya.
Dikediaman keluarga aurel
Rumah aurel yang sudah sepi serta aurel yang sibuk membersihkan rumah. ayahnya pagi tadi sudah berangkat kerja dan kakak, adiknya pergi kuliah dan sekolah begitu juga ibunya pergi keacara ibu ibu kompleks.
Setelah beres beres aurel membersihkan diri tak lama dia membersihkan diri aurel pun bersiap untuk pergi kesuatu tempat.
" Apa aku telat ya? Kok bus nya ga ada yang lewat. " aurel melihat ke kanan dan kiri karna tidak melihat bus.
Aurel melihat ada kucing yang menyebrangi jalanan dan banyak kendaraan berlalu lalang. Lalu aurel beranjak untuk membantu kucing tersebut. Tanpa ia sadari mobil melaju kearahnya.
Tin.. Tin..
Ckit...
" Ahhh... " aurel
Mobil itu hampir saja menabrak aurel namun untung saja si pengendara cepat mengeremnya.
" Yak.. Dasar bodoh.. Lu mau mati ya? " aksa
" Maafkan saya.. Saya mohon maafkan saya" aurel
Aksa terdiam dan melihat gadis itu mengendong seekor kucing.
" Lu gapapa kan? " aksa dengan nada datar
" Ah saya tidak apa-apa dan saya minta maaf " ucap aurel dengan tulus
" Hm.." aksa berlalu masuk kemobil
Tin.. Tin
Suara klakson menyadarkan aurel hingga ia menepi dan mobil aksa berlalu darisana
Disekolah
" Aksa mana sih kok belum datang juga? " gio
Dion tidak menjawab pertanyaan gio ia hanya menatap lurus kedepan dan menyenderkan badan di mobilnya.
" Apa disini tidak ada orang.."gio berseru dan melirik dion
Tentu saja hal itu tidak ditanggapi sama sekali oleh dion
" Aish.. Begini ni nasib punya sahabat tapi kelakuan dingin banget. Kira kira nyokap lu dulu ngidam apaan sih kok bisa begini hasilnya "kesel gio
Langsung ditanggapi dion dengan lirikan tajamnya dan gio langsung kicep. Kemudian mobil aksa pun memasuki perkarangan sekolah. Aksa keluar dari mobil dan menghampiri gio dan dion.
" Lu tumben lama bat datangnya? "gio
" Ada masalah sedikit dijalan "aksa
" Masalah apaan? "gio
" Ga penting juga sih " aksa berlalu dan disusul dion
"Jungkir balik juga ni gua.. Astatang gua ditinggalin, yang kalian lakuin itu jahat mas " ucap gio lebay lalu berlari mengejar ketertinggalan
" Hai aksa " vio
" Hm.. " aksa
" Kamu sudah sarapan? " vio dengan manis
" Belum "aksa
Pergi meninggalkan vio menuju kantin. Tentu saja vio atau yang lebih tepat Violin Chyntia mengikuti aksa.
Di kantin
"Bu saya pesen nasi goreng sama orange juice" aksa
" baik den" ibu kantin
Selesai memesan aksa mencari tempat duduk yang nyaman, tiba tiba ada seorang gadis langsung duduk tepat disamping aksa.
"aksa udah mesan ya? Ih kok ditinggalin." ucap violin dengan suara yang dilembut lembutkan
"lama, gua laper." ucap aksa sambil memainkan hp
Violin merenggut karena sedari tadi aksa cuek kepadanya.
"untung lu kaya dan ganteng kalau nggak mana mau gua sama lu" batin violin
Makanan yang dipesan aksa pun sudah datang. Aksa langsung melahap makanannya tidak perduli dengan gadis yang akhirnya memesan makanan saat ibu kantin mengantar makanannya. Saat dia makan dan juga pesanan gadis itu telah sampai violin tidak berhenti bicara dan selalu mencari topik yang selalu dijawab aksa dengan deheman atau ya dan tidak. Walaupun aksa tidak suka dekat dengan seorang gadis tapi aksa masih menghargai dan menghormati seorang gadis sebab yang dipikirannya adalah sosok mamah yang aksa sayangi.
Dion dan gio pun datang menghampiri aksa.
"lama bener lu " gio
Yang hanya dibalas dengan lirikan oleh aksa
"gua nanya itu dijawab, gini banget gua punya sahabat ga ada yang jelas." ucap gio dengan tampang memelas
"lebay" dion
"apa? Sejak kapan dion tau bahasa begituan, Jawab!! " gio syok saat dion yang dingin kayak es batu bisa mengatakan hal tersebut
"gausah alay deh gio,semua orang juga tau bahasa gitu anak kecil zaman sekarang saja udah pada tau" violin
"lah lu siapa? Napa disini. " gio
"gua calon pacar aksa" ucap violin dengan senyum bangga
"apa? He sadar lu jangan mimpi . Aksa mana mau sama cewek modelan kayak lu" gio
"eh lu jaga ye mulut lu, gua emang calon pacar aksa. Tanya saja aksa kalau ga percaya" violin
Aksa langsung berdiri
Gua ngebolehin lu berinteraksi sama gua tuh,karena sebatas gua kasihan. Gausah mimpi ketinggian entar jatuh sakit dan ga ada yang nolongin" ucap aksa panjang dan pergi berlalu disusul dion dan gio
"aish sial,awal saja lu bakal jadi pacar gua aksa" violin
Tak terasa hari beranjak sore dan proses belajar mengajar sudah selesai para siswa siswi bersiap untuk pulang kerumah masing masing.
" lu langsung pulang sa?" gio
"ya" aksa
"nongkrong dulu lah yuk. Lagi bosen dirumah sendiri" gio
Yups gio tinggal sendiri di mansion besar keluarganya, orang tuanya sibuk bolak balik keluar negeri untuk mementingkan pekerjaan. Saudara? Gio adalah anak tunggal.
Ajakan gio disetujui oleh aksa, ia kadang merasa prihatin dan kasihan terhadap gio. Gio selalu mencari kesenangan diluar dengan nongkrong atau balapan liar sebab dirumah ia selalu kesepian. Dion pun turut ikut sebab aksa sudah menyetujui ingin ikut.
Mereka bertiga jalan beriringan menuju parkir sekolah, mereka mengendarai mobilnya masing masing. Sebelum masuk kemobil mereka sudah mengatur tempat yang akan mereka datangin.
25 menit perjalanan
Mereka telah sampai disebuah cafe yang lagi terkenal dari luar sudah tampak banyak pengunjung, dan hal itu membuat dion tak suka.
"kenapa milih tempat kayak gini ha? " dion
"sorry yon gua ga tau bakal serame ini" ucap gio sesal
Melihat hal tersebut aksa langsung sigap menengahi
"mungkin dilantai atas ga terlalu ramai" tunjuk aksa ke lantai yang diatas
Dion terdiam dan menghela napas, ia pun setuju.
Tring..tring..
Pintu cafe berbunyi tanda ada pelanggan yang masuk. Mereka bertiga menjadi pusat perhatian orang orang yang ada didalam cafe. Namun mereka tidak perduli dan berjalan kelantai atas. Yup tebakan aksa benar dilantai atas tidak ramai hanya ada beberapa orang saja.