Ketika membuka matanya, dia Haruto Shinichi mulai mencoba berdiri dari tempatnya tergeletak. Dengan kepala sempoyongan dan rasa pusing yang sangat berat, dia melihat satu persatu manusia yang merupakan siswa sekolah SMA Asahigaoka mulai bangkit seperti dirinya. Dengan ingatan yang samar, dia bangkit dan mencoba melihat sekilas area sekitar.
Berada di sebuah gedung besar dengan tembok-tembok berwarna putih berbalut ukiran-ukiran khas yang sangat rumit. Dengan ingatan yang samar pula, dia menyadari bahwa dirinya saat ini tidak berada di tempat sebelumnya. "
Ini bukan aula gedung olahraga yang sebelumnya?" Ungkap Haruto dalam hati. Begitu juga dengan para siswa lain yang mulai bergumam dan mulai menyadari keadaan yang sama seperti sebelumnya.
"Apa yang terjadi?" Ungkap Haruto sembari memegang kepalanya yang sangat pusing. Bahkan dia sempat akan terjatuh, namun seseorang menahan tubuhku yang sempat akan terjatuh.
"Kau tidak apa-apa?" Ucapnya sambil mengangkat tubuhku.
"Terima kasih banyak, ehhh a—-?" Ucap Haruto mencoba berterima kasih.
"Namaku Kagami Seiya, kelas 1-C." Ucapnya mengenalkan diri. Tentu saja Haruto tidak mengenalnya karena mereka adalah siswa baru di SMA Asahigaoka. Mereka belum sampai kedalam kelas dan belum saling mengenal satu sama lain.
"Ah kita berada di kelas yang sama."
"Benarkah itu?"
"Ya, namaku Haruto Shinichi."
"Salam kenal Haruto."
"Hei seiya, apa kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja Arisu. Kalian semua bagaimana?"
Ucap seorang wanita yang berjalan menghampiri Haruto dan Seiya. Di ikuti oleh 1 orang wanita lagi dan 2 orang pria lain, mereka terlihat seperti sudah saling mengenal karena mengobrol begitu santai di depan Haruto.
Melihat ke arah lain sejenak, Haruto melihat keadaan yang sama. Banyak yang kebingungan disana sini. Mereka semua ketakutan, terutama anak kelas 1 yang masih baru dan belum saling mengenal satu sama lainnya. Memang ada beberapa kelompok yang sudah saling berkumpul seperti Seiya, tapi itu berbeda dengan kelas 2 maupun 3 yang sudah saling mengenal cukup lama.
"Apa ini?" Namun dari suasana yang terjadi, ada satu momen yang sama yang menjadi sorota Haruto. Yaitu ketika mereka melihat sebuah tatoo aneh yang muncul di permukaan kanan kiri mereka. Dengan pola yang sama seperti sebuah lingkaran sihir, mereka semua mempertanyakan tattoo tang muncul di lengan kiri mereka. Begitu pun Haruto yang menyadari bahwa ada tattoo yang sama di lengannya. Dia melihatnya sejenak, ada beberapa tulisan aneh di atas tattoo yang tidak bisa menghilang tersebut.
"Siapa dia Seiya?" tanya Wanita yang bernama Arisu.
"Ah dia adalah Haruto. Dia berada di kelas yang sama sepeti diriku."
Haruto mulai terseret kembali pada kelompok Seiya. Dengan tatapan sinis Arisu, Haruto bisa menyadari bahwa kehadirannya di antara mereka berlima bukan lah jalan terbaik. Satu-satunya cara adalah sedikit menjauh dari kelompok tersebut.
Namun saat ingin melakukan hal tersebut, beberapa saat kemudian ada sebuah kilauan cahaya memudar diseluruh ruangan di gedung ini. Cahaya yang menyilaukan mata sejenak itu kemudian semakin memperjelas penglihatan semua orang. Karena kami adalah siswa kelas 1, kami berada di barisan paling depan saat berada di aula gedung olahraga beberapa saat lalu.
Pandangan Haruto yang mulai jelas melihat sosok wanita berambut putih panjang yang begitu cantik di depannya. Kedua nya saling melihat satu sama lain, bahkan wanita tersebut sempat tersenyum padanya sebelum membalikkan pandangannya. Melihat ada sebuah benda aneh pada leher wanita berambut putih tersebut, jika dilihat seperti sebuah borgol leher. Namun wanita itu tidak terlihat seperti sedang terancam ataupun ketakutan, dia terlihat santai dan tidak memikirkannya meskipun ada 4 orang penjaga menggunakan armor seperti kesatria di samping dirinya. Kedua pria itu terlihat sebagai pengawal dirinya, dan terlihat begitu ketakutan. Entah kenapa sosok wanita itu begitu di takuti oleh para penjaga tersebut sampai-sampai mereka begitu siaga dan tidak berani sedikit pun menyentuh wanita tersebut. Terlihat dari rantai yang di pegang salah satu penjaga yang tersambung pada borgol leher wanita tersebut.
"Apa ini sudah cukup?... selanjutnya tanggung jawab ada di tangan anda Tuan putri Allicia." Ujar wanita berambut putih tersebut yang kemudian berjalan meninggalkan ruangan gedung ini bersama dengan para penjaga yang mengawalnya.
Wanita yang disebut tuan putri Allicia olehnya adalah wanita berambut pirang yang berdiri didepan Haruto dan siswa lainnya. Memakai pakaian bak seorang putri kerajaan, dengan hiasan rambut dibalut banyak perhiasan mewah dia adalah pusat dari kerumunan orang ini. Salah seorang yang kemungkinan besar adalah sosok yang memanggil semua orang kesini, orang yang bertanggung jawab dari seluruh pertanyaan yang terlantar dari semua orang.
"Semuanya diam!!!!" Teriakan keras terdengar menggema keseluruh gedung membuat semua orang terdiam saat ini. Wanita yang memakai jirah di samping tuan putri Allicia. Dia seperti pengawal pribadi dan juga pemimpin dari para kesatria berjirah lainnya yang berada di setiap sudut ruangan ini. Dengan pakaian lengkap dan senjata yang mereka pegang, para siswa seperti seorang tahanan saja.
"Terima kasih Alexsandra!!"
"Para pahlawan, selamat datang di Eastalia. Perkenalkan nama saya Allicia Evelyn Dela Claire. Pemimpin negeri ini, dan saya ucapkan selamat datang dan juga maafkan aku karena telah memanggil kalian semua kesini." Tuan putri Allicia berbicara sambil menundukkan kepalanya kepada seluruh siswa yang dia panggil pahlawan. "Aku sebagai pemimpin negeri ini dengan setulus hati dan juga meminta maaf sebesar besarnya, tolonglah bantu kami para pahlawan. Pinjamkanlah kekuatan kalian." Ucap tuan putri Allicia.
Banyak sekali pertanyaan yang muncul di benak Haruto dan semua orang. Namun satu yang pasti adalah semua siswa SMA Asahigaoka di panggil kedunia berberbeda dan menjadi seorang pahlawan.